Pelukan Hangat Athar

216 5 0
                                    

Athar pergi mengambilkan obat untuk Alaya dan juga segelas air. Setelah semuanya lengkap Athar kembali ke kamar Alaya.

"Ay, minum obat dulu yuk." Alaya langsung menggelengkan kepalanya karena dia sangat benci dengan obat.

"Nggak mau itu pahit." Ujar Alaya sambil menutup mulutnya.

"Ini nggak pahit ay, coba dulu ya?" Athar masih berusaha membujuk Alaya.

"Itu pahit rasa rumput."

"Plissss, kamu mau minum obat ya? Saya nggak mau nanti kamu semakin sakit." Nada bicara Athar yang lembut membuat Alaya akhirnya luluh dan mau menurut.

Athar membantu Alaya untuk meminum obat itu. Setelah selesai tiba-tiba saja Alaya langsung memeluk tubuh Athar dan menangis.

"Hiks hiks... maafin gue, jangan tinggalin gue sendiri pliss temenin gue sampe tua, Lo jangan ngomong kayak tadi." Athar yang semula canggung mulai membalas pelukan Alaya.

"Saya sudah maafkan kamu kok, saya kan di sini sama kamu, Saya tidak akan kemana-mana kok. Lagi Allah masih memberikan saya umur insya Allah saya akan selalu berada di dekat kamu." Jawab Athar sembari mengusap lembut surai hitam milik istrinya itu.

"Lo janji ya bakal jagain gue sampai kita tua." Ujar Alaya yang sudah sesegukan.

"Na'am ya zaujati." Jawab Athar.

Alaya benar-benar merasakan kenyamanan di pelukan suaminya itu. Alaya semakin mengeratkan pelukannya dan menumpahkan semua air matanya. Setelah sedikit tenang Athar meminta izin lalu menangkup wajah istrinya itu.

"Ya zaujati, sudah ya jangan nangis lagi." Athar mengecup dahi Alaya. Alaya merasakan darahnya berdesir.

"Siapa zaujati mantan lu ya? huuuwaaa" Tangisan Alaya semakin menjadi karena menyangka Athar salah menyebutkan nama.

"Hei sayang jangan menangis, zaujati itu artinya istri kuu, bukan nama mantan saya. Kamu tenang ya, saya tidak punya mantan." Athar mengusap air mata Alaya.

"Udah ya, sekarang kamu istirahat lagi nanti kamu kecapean." Athar ingin beranjak dari tempat tidur Alaya namun perempuan itu menahannya.

"Lo disini aja." Alaya menahan tangan Athar.

"Saya nggak apa-apa tidur di sini?" Alaya menanggapi nya dengan anggukan kecil.

Kemudian Athar mulai naik keatas kasur lalu merebahkan tubuhnya. Alaya langsung memeluk tubuh Athar, Athar sempat kaget dan kembali canggung namun dia berusaha untuk biasa saja.

"Jangan kemana-mana ya thar." Lirih Alaya sambil menatap kearah suaminya itu.

"Iyaa sayangg, saya di sini saja." Jawab Athar. Kemudian mereka membaca doa lalu memejamkan mata.

🍊🍊🍊🍊

Tepat pada pukul dua pagi hujan turun dengan derasnya disertai dengan petir yang yang keras. Alaya yang terbangun langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Athar.

"Thar gue takut." Lirih perempuan itu yang membuat Athar terbangun.

"Tenang ya, saya disini sama kamu." Alaya mengangguk pelan.

Athar memeluk Alaya dan membiarkan istrinya itu bersembunyi di dadanya. Tidak lama kemudian Alaya dan Athar tertidur.

Singkat cerita matahari sudah terbit. Setelah shalat subuh tadi Athar menyuruh Alaya untuk kembali tidur agar tubuhnya tidak lemas. Sedangkan Athar sedang memasak sup ayam di dapur sambil membereskan beberapa pekerjaan rumah. Setelah selesai memasak Athar naik ke kamar Alaya.

🍊🍊🍊🍊

"Assalamualaikum sayanggg." Ujar Athar namun dia tidak mendapatkan Jawaban karena Alaya ternyata masih tidur.

Kemudian Athar masuk lalu mengusap lembut rambut Alaya agar perempuan itu terbangun.

"Sayang ayo makan dulu, saya bawain sup ayam." Ujarnya dengan nada bicara yang begitu lembut.

Kemudian Alaya yang mulai membuka matanya, terlihatlah seorang lelaki tampan dengan kulit putih bersih sedang membangunkannya.

"Gue nggak laper." Lirih Alaya.

"Ayo makan dulu sedikit juga tidak apa-apa, saya suapin ya?" Akhirnya Alaya pun mau karena akan disuapi oleh Athar.

Athar pun mulai menyuapi Alaya, perlahan nasi didalam piring itupun habis. Setelah itu Athar memberikan Alaya minum.

"Lo beli dimana kok sup nya enak banget?" Tanya Alaya yang ternyata sangat suka dengan sup itu.

"Sup nya saya yang buat." Jawab Athar.

"Lo jago masak ya? Gue jadi malu karena gue nggak bisa masak seenak ini." Athar tersenyum sambil mengusap rambut Alaya.

"Jangan bilang seperti itu, masakan kamu juga enak kok, tapi jangan ditambahkan udang seperti kemarin." Seketika Alaya menjadi malu dan merasa bersalah

"M-maaf." Lirih Alaya.

"Tidak apa-apa, saya cuma bercanda kok." Ujar Athar sembari tersenyum.

"Makasih ya udah sabar sama gue." Athar langsung memeluk Alaya.

"Tidak usah berterimakasih, itu semua sudah menjadi janji saya kepada Allah untuk menjaga kamu dengan sabar." Alaya membalas pelukan Athar.

"Lo nggak kerja?" Tanya Alaya tiba-tiba.

"Saya hari ini mau jagain kamu, jadi saya ambil libur." Jawaban Athar membuat Alaya semakin tersadar bahwa Athar sangat peduli dengannya.

"Aaaaaa, gue jadi jatuh cinta sama lo saus tartar nya gueeeee." Athar terkekeh melihat kelakuan istrinya itu.

"Kenapa kamu suka manggil saya saus tartar sih?" Tanya Athar dengan alis yang saling bertautan.

"Soalnya dulu gue nggak suka sama Lo, jadi gue plesetin aja nama Lo. Tapi boleh nggak gue jadiin panggilan sayang gue sama Lo?" Tanya Alaya dengan puppy eyes.

"Kamu ada-ada saja, yasudah lah nggak apa-apa yang penting kamu senang."

"Yeiiii, maaciii caus taltal." Ujar Alaya dengan senang.

Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang