otw Makkah

215 5 4
                                    

"shobahul Khair ya zaujati, ayo bangun kita tahajjud dulu." Athar sedang membangunkan Alaya sembari mengusap-usap pipi gembul istrinya itu.

"Hmm, i-ya." Jawab perempuan itu sambil menggeliat seperti ulat bulu.

Perlahan Alaya mulai membuka matanya dan tiba-tiba saja mencium pipi Athar.

"Pagi mas cuamii." Seketika Athar terkejut melihat Alaya yang semakin berani. Tapi hal itu membuat dia senang.

"Pagi sayang kuuu, yuk shalat" Athar mengacak pelan rambut Alaya.

"Ayuk." Alaya langsung bangkit dari kasurnya.

🍊🍊🍊🍊

Singkat cerita matahari sudah terbit. Athar dan Alaya juga sudah selesai sarapan. Sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk foto prewedding di sebuah studio.

"Masyaallah anak-anak Amieh Abieh pada ganteng sama cantik iniii." Ujar Asnah memuji anak menantunya itu.

"Hihi, maaciii amiehh." Ujar Alaya.

"Sama-sama sayangg." Jawab Asnah.

Kemudian Asnah membawa sebuah minyak rambut dan berniat untuk merapikan rambut Athar.

"Naka sini nak Amieh sisirin rambut kamu." Athar pun mendekat kearah Amieh nya.

"Emangnya mas nggak bisa sisiran sendiri?" Tanya Alaya kepada Athar. Namun laki-laki itu tidak menjawab karena malu.

"Suami kamu ini dari kecil selalu nggak mau sisiran sendiri kalau nggak terpaksa, meskipun sekarang udah sebesar ini Amieh merasa masih seperti punya bayi." Mereka semua tertawa kecuali Athar.

"Amiehhhh, jangan bongkar aib." Lirih Athar.

"Dasar anak manja." Ujar Ahdad pula sambil mencubit pipi Athar.

"Sini mieh biar Aya aja yang sisirin." Asnah menyerahkan sisir itu kepada Alaya. Alaya mulai memberikan sedikit minyak rambut lalu mulai menyisir.

"Nah udah ganteng." Ujar Alaya. Athar pun melihat ke cermin ternyata rambutnya di sisir ala mohawk oleh Alaya.

"Kok gini sih ay, jelekkkk." Rengek Athar.

"Oh salah ya, bentar." Alya kembali menyisir namun membuat rambut Athar menjadi belah tengah.

"Ayaaaaaaa, ini jelekkk bangetttt, Amieh sisirin."

"Nggak mau, Amieh mau mesra-mesraan sama Abieh kamu." Jawab Asnah yang membuat Alaya tertawa puas.

"Iya iya, kali ini aku sisirin beneran deh." Alaya pun mulai menyisir rambut Athar dengan rapi.

"Udah ya jangan ngambek lagi." Alaya mencium pipi Athar.

"I-iya." Jawab laki-laki itu dengan gugup.

🍊🍊🍊🍊

Singkat cerita mereka berdua sudah menjalani foto shoot dengan tiga tema yang berbeda. Mereka pun berganti pakaian untuk foto shoot ketiga.

Kali ini temanya adalah ala-ala akad dengan memegang buku nikah. Saat akad kemarin Alaya tidak mau berfoto sehingga sekarang lah kesempatan nya.

Setelah beberapa menit mereka break sebentar karena fotografer nya sedang mengurusi kamera. Athar tiba-tiba memiliki ide untuk menjahili istrinya itu.

"Ay, liat mas bisa sulap loh." Ujar Athar.

"Palingan mas boong" Alaya mencubit pinggang Athar.

"Au, jangan cubit liat dulu nih."

"Coba liat." Akhirnya Alaya menurut.

Athar mulai memainkan tangannya lalu mendaratkan tangan nya itu di pundak Alaya, pandangan Alaya pun beralih kepada tangan Athar yang ada di bahunya, dengan cepat Athar memalingkan wajah Alaya lalu bibir perempuan itu mendarat tepat di bibirnya. Seketika Alaya tersenyum salah tingkah, lalu mencubit gemas pipi Athar.

"Ihhhh ada ya sulap begitu, itu namanya cari kesempatan bukan sulap mas cintaaa." Alaya mengunyel-ngunyel pipi Athar.

"Tau aja." Jawab Athar.

🍊🍊🍊🍊

Selesai foto shoot mereka pergi ke rumah Rangga dan Riana untuk memberitahukan tentang keberangkatan mereka besok ke tanah suci.

"Mah, pah, malam ini packing baju-baju sama beberapa perlengkapan ya, kita besok di traktir umroh sama mas Athar." Seketika Rangga dan Riana terkejut karena tidak menyangka.

"Ya Allah nak, ini serius?" Tanya Rangga yang mulai menitihkan air mata.

"Iya pah, Alhamdulillah Athar ada rezeki lebih untuk kita pergi kesana." Rangga dan Riana langsung bersujud syukur dengan air mata yang sudah menetes.

"Alhamdulillah terimakasih nak sudah memberikan kami kesempatan untuk kembali kesana." Ujar Riana.

"Sama-sama mah, ini sudah jadi rezeki kita semua." Rangga pun memeluk Athar.

"Mah, pah malam ini kita nginap di pesantren aja ya biar besok kita langsung pergi." Ujar Athar.

"Siap nak, tunggu sebentar ya mama papa siap-siap dulu." Setelah beberapa menit kedua orang tua Alaya pun sudah siap kemudian mereka langsung berangkat ke pesantren.

Sesampainya di sana Athar juga memberitahu kepada kedua orang tuanya bahwa besok mereka akan berangkat ke tanah suci. Ahdad dan Asnah pun sampai bersujud syukur sangking senangnya.

Singkat cerita waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam. Athar sedang menyembunyikan wajahnya di bahu Alaya sambil menunjukkan sikap manjanya.

"Uluuuu, makin hari kok jadi bayi lagi sihhhhhh?" Alaya mencubit gemas hidung Athar.

"Nggak tau, bagi mas kamu bikin nyaman." Jawab Athar dengan nada tidak jelas karena wajahnya masih di bahu Alaya.

"Iya deh cintakuuuuu." Alaya memeluk Athar lalu mengusap-usap punggung Athar lalu mengecup kening Athar.

"Mas udah malem loh, ayo bobok. Besok kita berangkat pagi lohh."

"Belum ngantuk, ibadah malam dulu yuk." Seketika Alaya mematung saat mendengar permintaan Athar.

Namun di satu sisi dia juga berpikir tentang kewajibannya sebagai seorang istri. Dia juga takut kalau ini akan menimbulkan dosa baginya apabila dia menolak.

"O-oke." Athar melonjak senang karena Alaya menuruti keinginannya.

Cinta Tulus Athar Untuk AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang