Melodie : 32

5.9K 847 172
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Tubuh Aloisia merinding setiap kali mengingat rasa tatapan tajam dari Archie. Dia tidak bertanya. Dia memaksa. Kedua matanya berkata jika hanya tersisa jasadnya pun, Archie akan membawanya kediaman. Pria di hadapannya ini dalam keadaan gelap saja sangat sulit untuk di taklukan. Latihannya yang tidak biasa pasti melahirkan kemapuan yang hebat. Tiada siapapun yang pantas di bandingkan dengannya.

Memikirkan cara untuk melepaskan diri dari Archie membuat kepalanya sakit. Pria yang tidak bisa di tebak isi kepalanya itu. Tidak akan mudah untuk melepaskannya.

Di bunuh dengan cara apa?

Di tusuk?

Di racuni?

Di tembak?

Atau di ledakan? Seperti ayahnya terbunuh.

Kembali pada kalimat awal Tidak semudah itu.

Kalau dia membunuh Archie. Keluarganya pasti akan mencari dia dan ibunya. Membayar satu nyawa dengan dua nyawa sekaligus.

"Kepala mu akan sakit jika kau terus berpikir." Archie meletakan secangkir susu hangat di hadapan Aloisia. Pria itu mendaratkan bokongnya di sebelah Aloisia. Wanitanya itu termenung di dekat jendela menatap kawanan rumah yang berjejer rapih.

Aloisia menatap secangkir susu hangat di hadapannya. Baru beberapa hari dan Archie sudah melakukan apapun di rumah sesuka hati. "Aku sedang tidak berpikir."

"Bohong, Alis mu mengkerut. Aku penasaran apa yang otak cantik mu ini pikirkan. Biar ku tebak, kau sedang memikirkan cara untuk melarikan diri dari ku bukan? Atau ..." Archie mendekatkan bibirnya di telinga Aloisia. "Memikirkan cara membunuh ku?"

Tubuhnya menegang. Hatinya merasa cemas. Kekhawatiran yang tak kunjung sirna. "Kau buruk dalam menebak."

Archie mengelus rambut Aloisia yang terurai bebas. Memainkan ujung rambutnya. "Aloisia the Milan hero. Wanita ku ini sangat hebat. Aku akan membuat patung mu di tengah-tengah kota agar semua orang sampai keturunan-keturunan mereka terus mengingat mu. Sang pahlawan Milan. Wanita hebat seperti mu sanga pantas menjadi pengantin ku."

Aloisia merasa muak mendengar Archie membicarakan soal pernikahan lagi. Menikah dengan pembunuh tak berperasaan sepertinya hanya akan membuat hidupnya penuh dengan kesengsaraan. "Kalau kau ingin membuat patung ku. Aku tidak ingin terbuat dari material yang biasa. Aku ingin patung ku di buat dari emas dan kau harus menambah berlian asli di beberapa titik! Bagaimana? Kau sanggup?!"

"Tentu saja. Apapun untuk mu."

Aloisia yang sedang meminum susu hangat buatan Archie pelan-pelan jadi tersedak. Aloisia menatap ke arah Archie yang tersenyum. Bibirnya yang terangkat ke atas menunjukkan keseriusan. Aloisia lupa, dia seorang Kyler. Hanya segitu. Itu bukan apa-apa baginya. "Mau kau taruh dimana? Pusat kota? Tidak ada tempat!"

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang