Melodie : 38

5.5K 709 127
                                    

Kaki jenjang Archie berjalan menghampiri Aloisia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki jenjang Archie berjalan menghampiri Aloisia. Pria itu dengan gantle berjalan ke arah wanitanya. Menjemputnya secara pribadi. Menadahkan tangannya. Semudah itu dia mengulurkan tangannya. Benci— Tangan yang telah merenggut nyawa ibunya dengan berani terulur untuknya. Dengan tangan itu, dia menusuk perut ibunya. Berkali-kali membuat teriakan kesakitan keluar dari mulut ibunya. Bibir itu, yang tersenyum manis. Senyuman yang sama ketika dia menyiksa ibunya. Dan tatapan itu, adalah tatapan berbinar ketika dia menatap ibunya yang sekarat di tangannya.

Tangan Aloisia mengepal ketika matanya menatap tangan kosong itu. Pisau— Aloisia ingin menusuk. Lalu memotong tangannya. Sebelum itu dia ingin mencabut jari-jari itu dari tempatnya.

Tapi tidak bisa. Belum saatnya. Dia harus bersabar.

"Let's go home."

Alosia benci tatapan itu. Tatapan yang percaya jika dia tidak akan menolaknya.

Alosia tersenyum paksa. Perlakuan Archie itu menuai pujian dari orang-orang di dalam. "Ya!" Tangannya menanggapi uluran tangan itu.

Seperti tuan putri yang di jemput dengan hangat dan meriah. Aloisia hanya menurut ketika Archie membawanya ke helikopter. Tidak bisa melawan Apalagi kabur. Begitu banyaknya para bawahan Kyler yang Archie bawa. Pria itu menunjukkan kekuasaannya. Membandingkan dengan dirinya yang sendirian.

"Aku harus meminta maaf."

"Aku sudah memaafkan mu."

"Bukan padamu. Tapi pada neraka."

Archie tersenyum manis. Menarik dagu Alosia untuk mengecup bibirnya dengan singkat. "Kalau kau ingin aku kesana. Maka pergilah lebih dulu. Karena aku akan menggapai setiap tempat dimana pun kau berada."

Aloisia mendekatkan wajah. Menatap kedua mata pembunuh ibunya itu dengan berani. "Kalau jalan itu berliku seperti labirin. Bagaimana kau akan menemukan mu?"

"Kau lihat ini?" Archie menunjukkan jarinya di angin-angin. Di antara mereka. "Ini adalah benang penghubung antara dirimu dan diriku. Kau tidak bisa melihatnya hanya aku. Benang ini akan selalu menuntun ku untuk menemukan keberadaan mu."

"Kenapa aku tidak bisa melihatnya juga?"

"Karena kau tidak lebih mencintai ku dari aku yang mencintaimu."

Cinta, cinta, cinta— Aloisia sudah muak mendengarnya. Cinta itu tidak ada. Hanya ada gairah menjijikkannya saja. Perasaan cinta yang di sebutnya itu sebenarnya tidak pernah ada. "Begitu ya, untunglah. Aku senang tidak bisa melihatnya."

Helikopter yang ditumpangi Alosia dan Archie. Berjalan di udara yang luas, lebih luas dari samudra. Membawanya kembali ke penjara yang hanya diisi oleh pembunuh-pembunuh menyeramkan. Tidak ada hati yang tulus hanya ada kegelapan. 

Kyler Mansion —Sicilian descent. Akhirnya, Aloisia kembali ke penjara itu secepat ini. Dia jadi jadi meneteskan air matanya karena begitu terharu dengan nasibnya yang sangat beruntung ini. Rumah para orang-orang terkutuk. Yang kapan saja bisa memakannya hidup-hidup. Kediaman yang terlihat begitu indah dari sisi manapun. Menipu banyak mata. Bagaikan rumah bagi para malaikat. Di dalamnya terdapat para iblis yang bersemayam.

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang