Melodie : 10

7.6K 675 30
                                    

Selamat membaca dan Semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Aloisia tidak mengerti. Apa maksudnya dari tulisan itu. Itu bukan aku? Aku siapa yang di maksud. Dari mana tulisan ini berasal? Seseorang pasti menyelinap masuk ke dalam. Dia harus bergegas mengecek kembali seluruh ruangan dan mengunci setiap pintu dan juga jendela. Gadis itu kembali ke kamarnya. Malam ini dia tidak ingin melakukan apapun. Entah sampai kapan. Rasa semangatnya memudar. Terakhir Ia menangis di pemakaman ayahnya. Dan itu terjadi bertahun-tahun yang lalu. Kini Ia kembali menangis. Dengan penyebab yang sama. Kehilangan orang yang berharga.

Meskipun baru sebentar. Kebersamaan mereka begitu berarti.

Aloisia mematikan lampunya. Pertama, keperawanannya sudah di renggut. Oleh orang asing. Kedua, Grammy dan Soleil pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Ketiga, ini pertama kalinya dia mendengar Melodie. Musik misterius yang bisa membuat pendengarnya merasakan sakit yang luar biasa. Aloisia memilih tidur untuk mengalihkan kesedihannya.

Ceklek — Suara pintu terbuka. Menampilkan sebuah cahaya dan bayangan yang masuk ke dalam. Seorang pria melepaskan pakaian atasnya. Menampilkan lekuk tubuhnya yang begitu atletis. Pria itu naik ke atas dengan perlahan-lahan. Takut membangunkan gadis cantik yang tertidur pulas. Jari-jarinya mengelus pipi gadis itu. Matanya sembab. Kedua pipinya basah. Dia tertidur karena sudah kelelahan.

Pria itu merebahkan tubuhnya di samping gadis itu. Membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Menjadikan lengannya sebagai bantalan.

Kening gadis itu mengkerut di dalam tidurnya. "Grammy ... Sol ..."

Tangan pria itu mengelus punggung dan pipi gadisnya. Memberikan efek ketenangan. "I'm here baby."

"Perdonami."

Gadis itu tak bisa berhenti menyalahkan dirinya. Kejadian di rumah sakit membuatnya begitu terpukul. Dia kehilangan teman dan wanita tua yang cukup berharga untuknya.

"Sstt ..."

Gadisnya itu sudah kembali tenang. Tidak ada kerutan di dahinya.

Pria itu mencium kening gadisnya. "Ti amo, Mia."

♬ • — M e l o d i e — • ♬


Aloisia menyiapkan sarapan. Ia membuat tiga piring makan malam. Meletakkan dua piring lainnya di depan kursi kosong. Biasanya ada Grammy yang sedang memasak. Dan juga Soleil yang sedang berisik mengetuk-ngetuk sendok dan garpu. Aloisia menghela napas berat. Gadis itu duduk di kursinya. Memakan sarapannya.

Ting! Tong!

"Sol! Bukakan pintu!" Teriaknya tanpa sadar.

Ting! Tong!

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang