Melodie : 16

6.4K 764 345
                                    

Selamat membaca dan Semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Aloisia kembali ke apartemennya dan melihat seisi rumahnya hancur berantakan. Barang-barangnya sudah tidak berada di tempatnya. Semuanya berserakan di atas lantai.  "Oh tidak!" Aloisia bergegas pergi ke kamarnya. Semua buktinya ada di kamar.

"Akh!" Aloisia terjatuh begitu melangkah masuk ke dalam kamarnya. Berserakan pecahan kaca di depan pintu kamarnya. Seseorang melakukan ini dengan sengaja. Kakinya yang menginjak pecahan kaca itu terluka. "Akh!" Aloisia mencabut pecahan kaca yang tertancap di kakinya.

Ia langsung memeriksa barang-barangnya. Semuanya ada di sini. Tidak ada satupun barang yang hilang. Bahkan bangkai bom yang terdapat di mejanya pun masih berada di sana dengan tenang. Tak tersentuh sedikitpun.

Aloisia merasa ada yang mengawasinya. Tangannya mengambil pisau yang Ia simpan di bawah kasur. Naluri hatinya selalu berkata jika dia harus berhati-hati.

Lampu apartmentnya menjadi padam. Aloisia semakin waspada. Ia berjalan keluar dari kamarnya dengan perlahan-lahan. Seseorang berada di belakangnya. Ia sangat yakin itu. Orang itu sedang menatapnya. Menunggu untuk menyerangnya. Tentu saja, tidak Terimakasih! Aloisia langsung berbalik melayangkan pisaunya. Di banding takut. Ia merasakan kemarahan yang luar biasa di dalam hatinya.

"Kau! Katakan apa mau mu?!" Aloisia menodongkan pisaunya.

"Menghukum mu."

Itu suara seorang pria. Warna suaranya tak begitu asing di telinganya. "Menghukum?! Apa yang ku lakukan?!"

"Menunjukkan lekuk tubuh mu."

Perkataan tidak masuk akal apa itu. "Ini tubuh ku! Aku bebas menunjukkannya pada siapapun!"

"Milikku." Kata pria itu dengan tegas.

Aloisia tertawa. "Milik mu? Siapa yang kau sebut milik mu itu?! Dengar orang asing! Yang kau lakukan di rumah ku ini sangat tidak sopan! Kau bilang ingin menghukum ku? Dengan cara apa?"

"Makes you scream."

Aloisia berjaga. Pandangannya gelap. Ia mengikuti instingnya.Mengarahkan pisau di setiap kali pria itu berjalan. Tidak akan menyerah apalagi kalah. Aloisia merasa jika orang ini sangatlah berbahaya.

"I'm behind you baby." Bisikan seseorang di belakangnya membuat bola matanya membesar.

Dengan cepat Aloisia langsung memberikan penyerangan. Pandangan hitam ini mengganggu penglihatannya. Dia hanya bisa mengandalkan instingnya saja.

Terdengar suara kekehan. "Apa yang sedang kau lakukan?"

Aloisia yakin sekali jika pria ini ada di hadapannya. Tapi kenapa suaranya berasal dari samping. Mungkinkah lebih dari satu?. Aloisia menggeram. Dia tidak mengerti kenapa namun dia sangat kesal dengan orang itu. Rasanya benci sehingga dia ingin membunuhnya.

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang