Melodie : 17

5.9K 699 129
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Aloisia kembali membuka matanya. Kali ini berbeda. Tidak seperti sebelumnya dimana Ia terbangun dengan ingatan yang menghilang. Hari ini Ia ingat semua yang sudah terjadi padanya semalam. Dia ingat semuanya bahkan sampai rasa sakit yang belum mereda ini. Pria yang datang menghukumnya tanpa penjelasan yang jelas. Menyayat, mencambuk, hingga menempelkan besi panas di punggungnya. Sudah berapa lama pria itu mengikutinya.

"Sakit ..." Keluhnya. Sakit di punggungnya. Membuat dia hanya bisa merebahkan diri dengan posisi telungkup. Dia berharap jika yang terjadi semalam hanyalah sebuah mimpi. Pria misterius itu sudah menghilang. Akan lebih bagus jika dia menghilang selamanya.

Ponselnya yang berada di atas nakas berbunyi. Dengan satu tangan Ia mampu meraih ponselnya itu. Sebuah panggilan telepon dari Ettore. Tanpa pikir panjang lagi. Iangsung mengangkatnya. "Hallo!"

"Middora, dimana kau? Elle pergi menemui Professore Luigi. Katanya dia sudah selesai meneliti bangkai bom itu. Elle sudah mencoba untuk menghubungi mu tapi kau tidak juga mengangkat teleponnya. kau ada dimana Middora Sia?"

Ettore berbicara sangat panjang dari sebrang sana.

"Aku di apartement ku. Aku sedang tidak enak badan Senora."

Suaranya yang begitu lemah membuat Ettore berkata. "Kau sakit? Belum menyelesaikan satu kasus sulit saja kau sudah sakit!"

Aloisia berdecak. Tangannya gatal ingin segera mematikan sambungan telepon. "Dimana? Aku akan segera ke sana sekarang."

Aloisia menatap alamat yang di kirimkan Ettore. Ia hanya bisa menghela napas. Punggungnya sakit. Namun tidak ada pilihan lain. Dia tidak mau siapapun tahu mengenai kondisinya saat ini. Dan kasus ini adalah tanggung jawabnya.

Ia pun pergi untuk menemui Professore Luigi ke alamat yang sudah di kirimkan Ettore. Di rumah yang professore Luigi sewa. Semuanya sudah berkumpul.

"Felice di incontrarti di nuovo, Professore!" Sapa Aloisia.

Professore Luigi tersenyum melihatnya. Mereka semua berkumpul mengelilingi meja. Di atas meja itu terdapat kertas berisi bangkai bom yang di berikannya hari itu. "Aku akui, orang ini sangat jenius. Bisa membuat bom dalam bentuk seperti ini. Sangat tipis dan kelihatannya lebih ringan. Namun komponen yang di susun sangat sulit untuk di mengerti. Bom ini termasuk dalam jenis High Explosive. Sulit bagi ku untuk mencoba memahami struktur bom ini."

Itu artinya Professore Luigi sudah menyerah. Karena bangkai bom ini sepertinya tidak hanya membuat satu komponen saja. Setiap bagiannya terhubung satu sama lain. Bom jenis High Explosive ini biasanya untuk kepentingan militer. Tidak sembarangan orang bisa membuatnya.

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang