2. Hadiah dari dunia

11 4 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari buku diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)

-----

26 Juli 2018

Sisi berjalan melewati lorong yang ada di sepanjang perjalanan menuju kelas. Suasananya selalu ramai di sini. Banyak murid yang bergerombol membicarakan banyak hal di depan kelas sebelum pelajaran dimulai. Terkadang suara gaduhnya sangat menganggu. Tetapi Sisi sudah terbiasa dengan kehebohan yang tercipta di sekolah ini setiap pagi.

"Sisi!" Kepala yang tadinya terus menunduk itu terangkat. Lalu mengedarkan pandangan untuk melihat siapa pemilik suara lantang yang menggema di antara suasana ramai di sini.

Mata Sisi menangkap siluet yang familiar, seseorang dengan tubuh tinggi berlari menghampirinya yang sedang berdiri di tengah lorong. Itu adalah seseorang yang sama seperti yang waktu itu berjalan bersamanya ke sekolah.

Dia Bintang.

'Bintang Pradipta Aksa Bumantara.'

Keduanya sudah dekat sejak ada di bangku SD hingga sekarang sudah ada di bangku SMA. Sama seperti namanya, laki-laki pemilik senyum manis dengan dua lesung pipi itu cukup bersinar di sekolah ini.

Banyak siswi perempuan yang tergila-gila dengan temanku ini. Bahkan mereka selalu memberiku tatapan sinis ketika aku sedang berhadapan dengan Bintang besar mereka di sekolah ini.

"Ada apa?" tanya Sisi sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Tidak apa-apa. Hanya ingin berjalan ke kelas bersama temanku yang cantik ini," jawab Bintang sambil mengedipkan satu matanya dan tersenyum bodoh. Dia suka sekali menggoda Sisi seperti itu. Dan gadis itu sama sekali tidak merasa tergoda.

Malah rasanya dia ingin muntah melihat tingkah laki-laki yang selalu merasa dirinya paling tampan sedunia ini. Orang-orang yang tergila-gila dengan Bintang Pradipta mungkin bahagia melihatnya bertingkah seperti itu, sedangkan Sisi berbeda dengan mereka. Jika bisa, gadis itu sangat ingin mendorong laki-laki ini menjauh dari hadapannya sekarang. Hanya saja hal itu percuma, karena tubuh mungilnya tidak akan kuat melawan tubuh tinggi yang seperti gapura itu.

Mungkin banyak yang berpikir aku menyukai Bintang, padahal kenyataannya aku tidak pernah merasa ada rasa cinta kepadanya seperti yang mereka bayangkan. Selama ini aku hanya menganggapnya sebagai teman yang baik. Dan alasan lainnya, aku tidak ingin merusak persahabatan ini hanya karena perasaan 'aku menyukainya'.

"Tau tidak, kemarin aku lihat hantu di kamarku," ujar Bintang dengan raut wajah yang serius. 

"Lalu apa yang kau lakukan?" Sisi menyahuti perkataan temannya itu.

"Menurutmu?" Bukannya menjawab, laki-laki itu malah balik bertanya. Memang sedikit menyebalkan manusia satu ini. Sepertinya suka berbasa-basi termasuk kebiasaan seorang Bintang Pradipta.

Semesta dan Sisinya [On Going - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang