24. Selingkuh (?) | Tambahan Part

3 1 0
                                    

#Lanjutan dari chapter "Festival Bunga"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Lanjutan dari chapter "Festival Bunga".

-----

Sisilia masuk ke dalam rumah dengan senyuman merekah yang belum juga pudar. Meski sudah melewati perjalanan panjang hingga akhirnya sampai di rumah.

Bunga matahari di tangannya adalah alasan utama kenapa suasana hatinya begitu baik saat ini. Sisilia mengangkat buket bunga itu tinggi-tinggi, dengan kedua tangannya. Memandangi tiga tangkai bunga matahari yang kini berada di atasnya. Saking bahagianya, gadis itu bersenandung. Sembari berjalan menuju kamarnya.

"Bahagia sekali."

Sisi spontan menghentikan langkah. Mengedarkan pandangan, mencari asal sumber suara yang tiba-tiba muncul di tengah ruang yang sepi dan cukup gelap.

"Kakak! Mengagetkan saja," pekik Sisi. Gadis itu terkejut kala mendapati kakaknya yang berdiri di sebelah meja makan.

"Kenapa berdiri di sana, kak?! Gelap-gelapan pula."

"Lampu tengah tiba-tiba mati. Jadi aku mau menggantinya," jelas Naufal sambil menunjukkan obeng yang ada di tangan kanannya. "Kebetulan kau sudah pulang. Kemarilah dulu, bantu aku."

Sisilia berjalan mendekat ke kakaknya. Sebelum itu, ia menaruh bunga mataharinya di atas meja makan dan juga melepas tas selempangnya.

"Bantu pegangkan tangga ini, aku akan naik," titah Naufal. Dan Sisilia langsung menuruti perintah kakaknya itu. "Pelan-pelan, kak."

"Hm." Naufal terlihat sangat fokus.

"Kau bisa memperbaiki lampu?" tanya Sisilia ragu. Masalahnya, kakak laki-lakinya itu sudah sejak tadi memutar-mutar obeng, tetapi penutup bola lampunya masih belum lepas juga.

"Kenapa ini tidak lepas-lepas?" keluh Naufal. Sepertinya laki-laki itu sudah lelah mendongak.

"Sebenarnya kau bisa apa tidak sih, kak? Turunlah! Biar aku yang naik."

"Memangnya kau bisa?"

"Turun saja dahulu. Setidaknya aku bisa mencoba membuka penutupnya."

Naufal turun dari tangga. Menyerahkan obengnya kepada sang adik. Kini, Sisilia yang mengambil alih pertukangan ini. Gadis itu terlihat sangat cekatan di situasi seperti ini. Menggerakkan obeng dengan sangat lincah.

"Hah? Kenapa denganmu bisa terbuka?" Naufal terheran-heran. Penutup bola lampu itu bisa langsung terbuka di tangan adik perempuannya.

"Kau laki-laki, tapi membuka ini dengan obeng saja tidak bisa," cibir Sisi.

"Hey! Selama ini aku belajar ilmu kedokteran. Tugasku nanti untuk mengobati manusia. Bukan mengobeng penutup bola lampu," balas Naufal.

"Tapi kan sama saja. Sama-sama berupaya memperbaiki sesuatu."

Semesta dan Sisinya [On Going - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang