Suara gemercing gelang kaki terdengar saling bersahutan di lorong istana yang kian megahnya.
Dan dari sisi manapun dapat dilihat adanya dua orang gadis kecil yang kini berlaru dari kejaran para pelayan pelayan di belakang sana.
"Kakak lari lebih cepat atau kita akan tertangkap dan kembali dijadikan kelinci percobaan" perkataan gadi kecil itu menuai delikan kesal dari gadi disebelahnya
"Sita asal kau tahu ini sudah yang paling cepat, dan lagi bagaimana kita bisa kabur dengan kaki pendek sementara yang mengejar kita memiliki kaki yang lebih panjang" ucapan itu dilontarkan sebagai balasan untuk sang adik.
Hei dia juga lelah dirias kemudian diminta menggunakan perhiasan ini itu, apa adiknya tidak paham.
Yah inilah kedua putri kita, Putri Hastinapura Dursala Dan Dursita. Kalian tidak salah. Sejarah yang seharusnya menulis kelahiran seorang putri kini berubah menjadi dua orang putri. Yang mana seorang diantaranya merupakan bentuk perubahan akan masa depan kelak.
Dursita, putri yang tidak pernah ada di dalam sejarah Mahabharata itu kini terlahir. Sejarah yang seharusnya menulis 102 bersaudara kuru namun kini menulis 103. Anindita Rahayu, gadis itu ntah bagaimana bisa terlahir disini sebagai putri bungsu kurawa.
Dursita POV:
Beberapa tahun lalu dia terlahir di dunia ini sebagai Putri bungsu kurasa, Dursita. Sulit dipercaya tentu saja namun apa yang bisa dia lakukan selain menerima takdirnya.
Lalu belum lama ini dia juga mengalami hal yang tidak dapat di bayangkan. Dursita bertemu dengan Dewi Parwati istri sang Mahadewa.
Terkejut tentu saja terutama setelah mengetahui alasan sang dewi menemuinya dan alasan dari kelahirannya di dunia ini.
Saat itu ...
!Danau istana
"Mengapa hari ini begitu membosankan, kak dursala harus menemani ibu melakukan pemujaan tahunan, lalu aku harus bermain dengan siapa lagi huuuuu. Pelaya ? Tidak tentu saja aku sudah bosan. Kakak lelakiku? Yang benar saja aku bisa stres" ungkap hati dursita.
Anak itu hanya berguling ke kiri dan ke kanan di rerumputan tanpa berpikir bagaimana jika pakaian nya kotor. Otaknya bosan, anak yang selalu bergerak kemana pun kini hanya diam di tempat menikmati kemalasannya.
Dursita menutup matanya merasakan sejuknya angin di danau. Selang beberapa menit dia membyka mata kemudian berdiri untuk beranjak masuk ke istana.
Namun belum melangkah Dursita dikejutkan dengan munculnya seorang wanita cantik di hadapannya.
Dursita tidak bodoh, dia tau siapa wanita ini menilai dari wajah dan pakaian nya. Dewi cinta, keibuan, energi, harmoni dan pernikahan.
"Dewi Parwati?" ucap kagetnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Bergeser
Historical FictionAnindita rahayu, mahasiswi sejarah dari salah satu universitas ternama yang begitu mencintai sejarah terutama mengenai perwayangan. Rasa cintanya ini membawa anin mengalami hal yang tidak akan pernah bisa dipercaya. Anindita yang malam itu seharusny...