19. Raja Angga Karna

1.1K 132 6
                                    

Panah yang melesat tersebut tertancap pada nama pangeran keempat Pandawa yaitu Nakula, kemudian dilanjutkan saudara lainnya sebab seperti di cerita asli hanya Arjuna yang mampu mengalahkan Duryudana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Panah yang melesat tersebut tertancap pada nama pangeran keempat Pandawa yaitu Nakula, kemudian dilanjutkan saudara lainnya sebab seperti di cerita asli hanya Arjuna yang mampu mengalahkan Duryudana.

Lagi lagi yang berbeda kali ini, bukan Aswatama maupun Resi Drona yang menghancurkan jalur masuk Arjuna melainkan Sangkuni yang melancarkan aksinya ntah bagaiman caranya hingga patung gajah tersebut hancur.

Namun bukannya menyakiti Arjuna justru hal tersebut membuat kedatangan Arjuna tampak lebih mengesankan dibanding yang direncanakan.

Para Pandawa satu persatu keluar dan berakhir dengan Arjuna yang berhasil mengalahkan Duryudana. Kekalahan ini tidaklah menggores hati Duryudana.

Sebab tidak seperti sebelumnya, saat ini Duryudana tidak terkena hasutan pamannya itu. Justru Duryudana merasa bahwa dia masih harus berhati hati sebab bukan Pandawa yang membuatnya takut.

Melainkan para saudara laki lakinya yang saat ini masih menaruh dendam sebab kedua boneka tersebut.

Berbeda dengan para Pandawa yang tampaknya menjadikan pertandingan ini sebagai ajang balas dendam mereka, saudaranya yang lain tidak memiliki kesempatan.

Oleh sebab itu Duryudana merasa dia haruslah berhati hati, bahkan sangat berhati hati untuk saat ini. Namun disisi lain Sangkuni justru geram menatap kekalahan Duryudana, rasa marah bercampur dendam memanas didalam tubuhnya.

Sementara itu Guru Drona yang diliput rasa senang tanpa sadar mengeluarkan pernyataan bahwa Arjuna merupakan pemanah terbaik di seluruh dunia.

Namun masalahnya yang tidak orang sadari bahwa dia masih berada di dalam es yang berasal dari panah Arjuna. Hoi apa tidak ada yang ingin membantunya.

Belum juga Duryudana berbicara sebuah anak panah telah melesat kearahnya, ketika anak panah itu mengenai dirinya sontak es yang membelenggu seketika hancur.

Apa yang terjadi menarik perhatian seluruh orang di arena untuk menatap kearah atas menara sana, diatas sana ada seorang pria dengan busur panahnya yang menatap kearah bawah tidak lama kemudian dia melompat dari atas sana.

Pria tersebut menatap kearah depan dan terjadilah dialog pada sejarah asli dimana terjadi pertikaian antara Karna dan Guru Drona.

"Siapa dirimu anak muda" pertanyaan sontak membuat Karna terdiam. Namun belum semta seorang Oun berbicara teriakan seorang gadis terdengar, sontak seluruh orang disana mengalihkan tatapan mereka.

"KARNAAAA" teriakan disertai tatapan kerinduan tersebut berasal dari putri bungsu Hastinapura. Hal ini membuat semua orang terkejut, ternyata Putri Dursita mengenalinya.

Tidak terkecuali Bisma, Widura dan Destarasta yang sesaat mengingat permintaan Dursita atas temannya. Ternyata dialah orang itu.

Dursita gadis itu berlarian turun menuju arena dibawah tatapan semua orang termasuk saudaranya yang kebingungan.

Setelah tiba dilantai dasar Dursita berhenti sejenak, di depan sana ada Karna sahabatnya yang begitu dirindukan.

Tanpa berlama lama kemudian Dursita kembali berlari, begitu telah berada di depan Karna tanpa menunggu lari Dursita memeluk sahabatnya tersebut yang dibalas pelukan oleh Karna.

Hal ini membuat semua orang  terkejut hebat, bahkan keluarga Kerajaan ikut terkejut. Sementara itu Destarasta yang tidak tahu apa yang terjadi meminta Sanjaya memberitahu nya, begitu mengetahui putri nya memeluk pria tersebut membuat Destarasta emosi.

Bukan, bukan emosi disebabkan dia memeluk pria asing melainkan sebab putrinya itu sangat jarang memeluk dirinya. Kecemburuan seorang ayah.

"Sita apa yang kau lakukan" ucap Destarasta dengan kening mengerut.

"Ah maaf maaaf aku terlalu bahagia, aku yakin kalian semua ingin tahu siapa dia bukan, seorang yang tidak diketahui namun memiliki kemampuan hebat" ucap Dursita yang telah melepaskan pelukannya, namun dengan tangan yang saat ini di genggaman oleh Karna.

"Beberapa dari kalian tentu tidak mengetahui dirinya namun ayahku Raja Destarasta serta kakek ku Bisma dan paman Widura, mereka telah mengenalinya" perkataan Dursita membuat tatapan menuntut seketika tertuju kepada ketiga pria itu.

"Semuanya perkenalkan dia adalah sahabat ku Karna murid Resi Parasurama, dan putra dari Adirata dan Radha yang merupakan kusir kuda Kerajaan" perkataan Dursita begitu bangga dan tidak ada jejak merendahkan membuat Karna bahagia begitu pula Radha dan Adirata.

Namun perkataan ini membuat semua orang terkejut termasuk kebenaran bahwa Resi Parasurama menerima seorang kaum suta sebagai murid. Semua orang sangat tahu bagaimana kerasnya Resi tersebut yang hanya akan mengajari kaum Brahmana dan Kesatria saja.

"Putri Dursita apa kau sedang berbohong, bagaimana Resi Parasurama bisa menerima seorang suta sebagai muridnya" ucap Resi Drona.

"Tentu saja bisa Resi, sebab aku sendirilah yang meminta kepada Resi Parasurama untuk menerima sahabat ku ini" lagi lagi perkataan Dursita menuai keterkejutan.

"Bagaimana mungkin kau bisa meminta seorang Resi tinggi seperti nya mengajari seorang suta itu tidak mungkin"

"Itu mungkin, sebab teman ku Karna bukanlah orang biasa. Dia bahkan lebih hebat dibanding murid muridmu Resi"

Seketika itu pula baju zirah serta anting khas yang dimiliki Karna sejak lahir muncul, orang pertama yang terkejut adalah Kunti. Dia sangat mengenali kedua benda tersebut, itu adalah milik putra sulungnya yang telah dirinya buang.

Sesaat setelah memikirkan hal tersebut Kunti jatuh pingsan membuat seluruh arena terkejut, para pelayan kemudian diutus membawa Kunti kembali ke kamarnya.

Setelah kepergian Kunti yang membuat para Pandawa khawatir begitu pula dengan Dursala dan Gandari, Raja Destarasta kemudian mengumumkan bahwa atas kehebatannya Karna akan diangkat sebagai Raja Angga.

Sontak hal ini menuai ketidak setujuan dari berbagai pihak hingga akhirnya membuat Bisma turun tangan sendiri.

Bisma kemudian menjelaskan bahwa Status yang diberikan tidak selalu merupakan kebanggaan atau penghargaan.

Sebagai contoh saat ini Karna yang membuat kehebohan dan mengganggu acara pertandingan diangkat menjadi Raja di daerah Angga, dengan kata lain dirinya harus bertanggung jawab atas daerah kekuasaan nya itu.

Semua orang tentu tahu bahwa tidak semua status membahagiakan, selalu terdapat kesulitan di dalamnya.

Adapun daerah Angga sendiri tidaklah seburuk atau sebaik kerajaan lainnya, bisa dikatakan bahwa daerah Angga merupakan daerah yang tidak memberi penghasilan banyak ataupun sedikit.

Sehingga pada akhirnya keputusan dari Raja Destarasta dapat diterima oleh orang orang, diatas sana Adirata dan istrinya Radha tidak menyangka behawa gangguan yang dilakukan Karna justru membawanya menaiki tangga sebagai raja.

Dursita yang mengetahui hal tersebut menatap kearah keduanya dengan tersenyum, sementara Radha yang melihat senyuman Dursita justru semakin menangis.

Sungguh kehidupan mereka sangat diberkati oleh kehadiran Dursita, bahkan Adirata sendiri tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apa kepada Putri Hastinapura tersebut.

Adapun Pandawa dan Duryudana hanya menatap interaksi itu dengan kesal dengan kecemburuan, niat ingin membanggakan diri mereka tertelan oleh pria siala-sahabat adiknya itu.

Namun Pandawa seketika disadarkan setelah Dursita memanggil mereka untuk menemui Kunti yang saat ini pasti berada di kamarnya.

Dursita juga ingin melihat scene pertemuan Karna dan ibunya itu serta menyelamatkan sahabat nya dari hinaan Pandawa.


.
.
.
.
.
.
.
.
Segitu dulu ya
Plisss jangan bosen dan tetep stay nunggu update nya.
VOTTTEEEEEE WOIIIIII VOTE

Takdir Yang BergeserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang