21. Kebohongan yang Terungkap {bagian 2}

990 131 10
                                    

Perasaan tidak menentu terus terasa di hati Kunti, namun dia tidak akan menahan diri sungguh berdosa dirinya kepada Karna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perasaan tidak menentu terus terasa di hati Kunti, namun dia tidak akan menahan diri sungguh berdosa dirinya kepada Karna.

"Yang Mulia, aku ingin mengatakan sejujurnya mengenai keberadaan putra sulungku" meluncur sudah perkataan itu dari mulut Kunti.

Sontak hal ini membuat semua orang bingung, anak sulung? Memangnya Yudhistira kenapa, ada rahasia apa dengan anak sulung Pandawa tersebut, pikir orang orang di ruang tersebut.

"Kunti memangnya ada apa dengan Yudistira" pertanyaan kali ini berasal dari Widura, dia bingung memang ada apa dengan Yudistira.

"Ini bukan mengenai Yudistira kakak, namun mengenai putra sulung ku yang selama ini ku sembunyikan" akhirnya rahasia yang selama ini telah dirinya jaga terbongkar juga.

JEDARRR

Semua orang di dalam ruangan tersebut seakan telah diguncang oleh badai yang besar, terutama Yudhistira. Tidak pernah terpikirkan baginya bahwa dia memiliki seorang kakak, selama ini dia berpikir dialah yang tertua oleh sebab itu dia harus bersikap sedewasa mungkin.

Bukan hanya Yudhistira, keempat Pandawa yang lain juga terkejut pada kebenaran ini, mereka masih memiliki saudara yang lain?

"Apa maksudnya ini Kunti, kau memiliki anak dari Pandu yang kau sembunyikan?" Pertanyaan Bisma menuai gelengan dari Kunti.

"Paman, putra sulungku dia lahir jauh sebelum aku menikah dengan suamiku Pandu" habis sudah kesabaran Destarasta, bukan hanya dirinya Bisma, Widura dan bahkan para Pandawa rasanya ingin mengeluarkan emosi mereka.

"APA MAKSUDNYA INI KUNTI, KAU MENIPU PANDU SEORANG PANGERAN KURU" bentakan Bisma menggema di dalam ruangan tersebut.

"JANGAN BERTERIAK KEPADA IBUKU KAKEK" bukan Pandawa yang membela Kunti, melainkan orang yang tidak mereka sangka sangka yaitu Dursita.

Tidak ada orang yang percaya bahwa Dursita masih membela Kunti disaat seperti ini, bahkan Pandawa terutama Yudhistira rasanya ingin mengamuk saat ini.

"Bagaimana kau bisa membela penipu seperti dia Dursita, apa kau sudah diracuni olehnya heh" provokasi tersebut dilancarkan oleh Sangkuni, namun tidak diacuhkan oleh Dursita yang membuatnya kesal.

"Aku yakin kalian semua disini sangat marah kepada ibu Kunti, namun ketahuilah lebih dulu apa yang terjadi sebelum kalian menghakimi. Memang benar Ibu Kunti bersalah sebab telah menyembunyikan hal ini, namun apakah kalian akan tetap menerimanya apabila dia memiliki anak meski masih dalam keadaan suci sekalipun" penjelasan Dursita menuai berbagai macam ekspresi dari setiap orang.

"Apa maksudmu Dursita dari mana bisa dia suci bila telah memiliki anak" tanya Sangkuni, pamannya ini benar benar tidak lelah untuk membuat masalah.

"Itulah yang tidak kalian coba cari tahu, kalian sudah tahu bukan bila ibu Kunti memiliki berkah memanggil dan mendapatkan anak dari Dewa dan Dewi" ucap Dursita, penjelasan Dursita tentu dipahami oleh semua orang, para Pandawa sendiri merupakan anak dari para dewa.

Takdir Yang BergeserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang