Bila dihitung ntah ini sudah pertengkaran ke berapa yang dilakukan kedua pihak dihadapan mereka.Semenjak kedatangan Pandawa, para pangeran Kurawa merasa bahwa waktu yang mereka miliki bersama adik perempuannya semakin hari semakin berkurang.
Penyebabnya tentu saja lima orang hutan di hadapan mereka ini. Rasa rasanya ingin mereka kirim saja para sepupu tidak jelas mereka ini kembali ke hutan.
Tapi memangnya mereka berani? Yang ada mungkin kedua adik kesayangan mereka malah mengamuk dan menjauhi mereka.
Sementara disisi Pandawa, hal yang sama juga mereka rasakan. Hanya saja mereka merasa bahwa waktu yang mereka miliki bersama Dursala dan Dursita harusnya lebih banyak.
Sebab jika dibandingkan pertemuan mereka dengan kedua adik perempuannya tersebut sangat terbatas.
Oleh sebab itu mereka merasa seharusnya para Kurawa memberi kelonggaran untuk mereka. Yah walaupun mereka sadar bahwa mereka hanyalah sepupu sementara yang sedang dilawan adalah saudara kandung Dursala dan Dursita sendiri.
"Hei kalian, aku memerintahkan kalian untuk segera menjauhi adik adik kami" ucap tegas Dursasana.
"Dursala dan Dursita juga adik kami, untuk apa kami menjauhi mereka" balas Bima.
"Kalian harusnya sadar, kami adalah saudara kandung mereka sementara kalian bukan siapa siapa" kata Wikarna.
Lihatlah bahkan Wikarna yang selalu netral dan menenangkan kini juga mulai ikut kesal mengingat keterbatasan waktunya dengan kedua adik kesayangannya itu.
"Tapi kami juga memiliki hak untuk bermain dengan mereka, kalian tidak bisa melarang begitu saja" kata Arjuna.
"Tidak tidak kalian sudah cukup selama ini menghabiskan waktu dengan adikku, sekarang sudah waktunya kalian berhenti" kali ini Duryudana yang angkat bicara.
"Saudaraku tidak bisakah kita semua bermain bersama saja, dengan begitu bukannya lebih baik" balas Yudistira yang diberi anggukan setuju oleh Yuyutsu.
"TIDAK!" dengan kompak para Pandawa dan Kurawa yang lain menjawab secara bersamaan.
Sesaat mereka saling memandang lalu detik berikutnya mengalihkan pandangan masing masing ke arah lain.
Adapun disisi Dursala dan Dursita kedua bersaudara itu hanya menatap perdebatan yang sudah bagai makanan sehari hari mereka.
Lelah menunggu perdebatan yang diyakini tidak akan ada ujungnya. Dursala berdiri dan berjalan menuju tempat Yuyutsu dan Yudistira.
Mungkin memang karena keduanya sejalan sehingga berada di posisi yang berdekatan pula.
"Kak Yudis, Kak Yuyutsu ayo kita pergi bermain berempat saja dengan Dursala. Tinggalkan saja mereka semua" ajak Dursita kepada dua orang yang sejak tadi berusaha menengahi perdebatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Bergeser
Historical FictionAnindita rahayu, mahasiswi sejarah dari salah satu universitas ternama yang begitu mencintai sejarah terutama mengenai perwayangan. Rasa cintanya ini membawa anin mengalami hal yang tidak akan pernah bisa dipercaya. Anindita yang malam itu seharusny...