Kepergian Dursala menuju Kerajaan Shindu membuat orang orang di istana senang sekaligus sedih.Senang sebab akhirnya dia bisa menikah dan itupun dengan orang yang mereka kenal, namun sedih sebab karena pernikahan tersebut membuat Dursala harus mengikuti sang suami.
Dan orang yang paling merasakan sakit adalah Raja Destarasta sebab baginya waktu yang dimiliki bersama putri putrinya masihlah sedikit.
Andai saja dirinya bisa menolak pernikahan tersebut, tidak sebenarnya dia bisa menolak nya meski harus berperang. Namun siapa yang berani melawan orang orang di istana ini terutama istrinya.
Gandari tampak sangat senang ketika salah satu anaknya akhirnya menikah, bahkan setelah pernikahan tersebut Gandari mengamuk dan menuntut anak anaknya menikah.
Pandawa maupun Yuyutsu tidak terlepas dari amukan Gandari, baginya para pangeran tersebut sudah semestinya memberikan menantu untuk Hastinapura.
Namun jangankan mereka justru putri nya lah yang memberikan menantu untuknya kemudian melangkahi kakak kakaknya ini.
Gandari sangat amat kesal, di umurnya yang saat ini dia juga telah ingin sekali menggendong seorang cucu. Tetapi apa yang diharapkan jangankan cucu menantu saja baru dia dapatkan seorang.
Malam dihari kepergian Dursala menjadi malam yang menyentil harga diri para pangeran Hastinapura tersebut. Terutama perkataan Gandari yang menyatakan bahwa mereka nampaknya tidak laku dikalangan wanita.
Tidak ada yang mampu menyelamatkan mereka, Kunti yang biasanya menjadi tempat mengadu pun enggan melihat mereka seakan setuju pada Gandari.
Karna yang sebelumnya merasa tenang sebab tidak ditarik ke dalam masalah tersebut harus menyesali pemikirannya, sebab beberapa saat setelah itu Duryudana justru menjadikan dirinya sasaran empuk amukan sang Ratu.
Dengan dalih bahwa Karna adalah yang tertua di antara mereka serta fakta bahwa dia telah menjadi seorang raja semakin menguatkan amukan dari Ratu Gandari, Kunti pun ikut serta membujuk sang anak untuk menikah.
Ntah kenapa Karna sekarang rasanya ingin berdoa agar para saudara dan sepupunya ini dengan cepat ditarik oleh dewa kematian saja.
Sementara itu disisi Dursita, di pagi hari ini anak gadis itu justru terus menerus murung meratapi nasibnya yang ditinggalkan saudari kembarnya itu. Sejujurnya dia cukup kesal sebab tidak ada yang melarang Dursala pergi dari istana.
Bahkan semalam demi menutupi rasa sedih dan sepinya dia memilih menginap di kamar milik Kunti, Ratu enam anak itu menyambut senang kedatangan Dursita di kamarnya.
"Sita berhenti memasang wajah seperti itu, kau justru akan membuat Dursala khawatir nanti" kata Kunti.
Kunti cukup memahami perasaan Dursita, terus bersama semenjak bayi membuat kedua anak kembar tersebut sangat bergantung satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Bergeser
أدب تاريخيAnindita rahayu, mahasiswi sejarah dari salah satu universitas ternama yang begitu mencintai sejarah terutama mengenai perwayangan. Rasa cintanya ini membawa anin mengalami hal yang tidak akan pernah bisa dipercaya. Anindita yang malam itu seharusny...