4. Ayah dan Anak {Bagian 1}

1.4K 150 3
                                    

Sejujurnya Dursita bingung, dia cukup yakin bahwa beberapa waktu yang lalu dia dan kakaknya sedang bahagia bermain bersama saudaranga yang lain di danau istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejujurnya Dursita bingung, dia cukup yakin bahwa beberapa waktu yang lalu dia dan kakaknya sedang bahagia bermain bersama saudaranga yang lain di danau istana.

Namun ntah ada apa kini kedua putri Hastinapura malah terjebak di dalam ruangan ini bersama dengan orang yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka berdua, di depan sana ada ayah mereka raja Hastinapura -Yang Mulia Raja Detarastra.

Kini Dursita berada di dalam ruang kerja Raja Hastinapura itu bersama dengan saudarinya Dursala.

Dia kembali mengingat apa yang terjadi sebelum mereka sampai dan duduk dihadapan pria-ayahnya ini.

FLASHBACK BEBERAPA SAAT LALU:

"YAKK KENAPA KALIAN SELALU MENJADIKAN KU YANG PERTAMA DI TANGKAP" teriakan pasrah sekaligus kesal itu berasal dari Dursita.

Memang sejak pergantian posisi, ntah mengapa para saudara-saudarinya itu selalu menargetkannya menjadi yang pertama di tangkap. Hei dia ingin menikmati permainan oke.

"Itu karena kami cukup yakin, bahwa jika kau di tangkap di akhir bisa saja semua tahanan ini kabur" ucap Durdarsa dengan tangan yang menunjuk saudara saudaranya yang kini menjadi tahanan pula.

"Betul, sita kau itu memang yang paling bungkus sekaligus paling kecil. Namun ntah mengapa justru kaulah yang paling lincah diantara kita" itu berasal dari Dursala.

"Dan lagi kau menjadi orang yang selalu menangkap kami dengan cepat" kali ini ungkapan kesal dari dursasana.

Dia ingat bagaimana Dursita dengan cepat menemukan dan menangkap mereka tadi. Ika yang dinamakan perbedaan.

Bukan hanya mereka bertiga namun lima puluh dua orang di dalam kelompok itu kesal. Yap karena mereka ganjil bersaudara jadilah jumlah kelompoknya tidak seimbang.

Namun meskipun begitu tetap saja mereka kalah dari kelompok Duryudana, sebab di dalam sana ada tikus tidak tetapi anjing kecil yang bisa mengerti dimanapun mereka dan memiliki kaki yang berlari dengan cepat.

"Huuuh kalian tidak seru" sungguh Dursita kesal sebenarnya, hanya saja dia bisa apa.

Dia anak bungsu, jika biasanya anak bungsu di sayang ntah mengapa dia disini malah seakan terbully. Hei ini melanggar hukum persaudaraan tahu!!!

"Salam kepada pangeran dan putri Hastinapura" seorang pengawas tampak datang dan menemui mereka.

"Ada apa pengawal, mengapa kau mengganggu waktu kami" ucapan sarkas itu berasal dari Duryudana.

Ini adalah saat saat yang dia tunggu, dimana dia bisa menghabiskan waktu dengan adik perempuannya. Tapi lihat belum apa sekarang malah muncul pengganggu.

"Maafkan saya pangeran, saya kesini disebabkan Yang Mulia Raja memerintahkan saya untuk memanggil Putri Dursala dan Putri Dursita menghadap beliau" ucap pengawal itu.

Takdir Yang BergeserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang