Bab 22

81.4K 5.8K 268
                                    

"Mas."

"Hmmm?"

Elin memainkan telunjuknya di dada telanjang Datu. "Kalo aku pergi, Mas bilang bakal dikejar sampai ke ujung dunia sekali pun, kan?"

"Iyaaa...."

"Mama kandungnya Aksa...." Jeda sejenak, sebelum Elin melanjutkan kalimatnya. "Mantan Mas yang dulu kenapa nggak dikejar?" tanyanya penasaran.

Datu menangkap telunjuk Elin sehingga perempuan itu tidak lagi mengusap-usap dadanya. "Sebenarnya apa yang mau kamu tanyain?"

"Sebelum kita nikah, Mama bilang kalo Mas nggak bisa nepatin janji ke perempuan itu untuk nikahin dia. Padahal posisinya dia lagi hamil Aksa."

Datu diam agak lama, mencoba merangkai kata di dalam kepalanya. "Aku bakal ceritain semua, tapi kamu jangan nyela. Oke?"

"Oke."

"Mama kandungnya Aksa namanya Fia. Aku udah pacaran sama dia selama kurang lebih satu tahun. Aku masih kuliah, dia juga. Bedanya dia pilih kuliah malam, ambil kelas karyawan. Kita nggak satu kampus, kebetulan waktu itu aku bisa kenal karena dikenalin sama teman."

"Terus?" Elin mulai merasa tertarik dengan cerita dari Datu.

"Gaya pacaran kami emang sedikit bebas. Kamu pasti tau soal itu. Ketika berhubungan sama aku, dia ngaku pernah beberapa kali ngelakuin hubungan badan sama mantan-mantannya terdahulu  Dan saat itu aku nggak keberatan. Aku mikirnya, itu masa lalu dia yang nggak bisa aku ubah." Datu diam agak lama, sembari menyamankan posisi tubuh Elin di dekapannya. Tangannya bergerak mengusap perut Elin pelan. "Sampai akhirnya dia hamil. Aku nggak lepas tanggung jawab. Aku janji akan nikahin dia dalam waktu dekat. Bahkan waktu dia cuti kuliah selama hamil, aku yang nanggung kebutuhan dia."

"Terus, kenapa ingkar janji?"

Datu berdecak pelan. "Ceritaku jangan dipotong."

Seketika Elin langsung bungkam dan menunggu kelanjutan cerita Datu.

"Ketika itu ada pengakuan yang mengejutkan keluar dari mulutnya. Selama pacaran sama aku, enam bulan terakhir itu dia selingkuh. Jadi selama pacaran satu tahun, cuma enam bulan doang dia setia sama aku. Sisanya, dia sudah pacaran sama cowok lain. Bahkan dia juga berhubungan badan rutin sama selingkuhannya. Awalnya dia nggak tau, anak sedang ada di kandungannya anakku atau anak selingkuhannya. Karena waktu berhubungan antara aku dan mantannya nggak jauh beda."

"Terus, apa reaksi Mas Datu saat itu?"

"Marah, kaget, dan kecewa. Padahal ketika dia bilang hamil, aku udah senang banget," jawab Datu.

"Terus?"

"Ketika anak itu lahir, aku akhirnya tes DNA. Ternyata memang benar anakku, bukan anak selingkuhannya. Yang lucu adalah ketika dia nggak mau aku nikahin. Dia malah berharap kalo anak yang dikandung adalah anak selingkuhannya, bukan anakku."

"Mas tau dari mana?"

"Dia sendiri yang ngomong. Aku baru tau kalo sebenarnya dia selingkuh sama teman dekatnya sendiri. Mereka udah temanan lama banget."

Elin tidak dapat menutupi rasa terkejutnya. "Kenapa Mamanya Mas bilang kalo Mas nggak mau nikahin si cewek?"

"Kalo nanti Aksa udah besar, aku nggak mau dia mandang ibu kandungnya sebagai sosok wanita yang jahat. Walaupun aku benci banget karena kelakuan dia, tapi Aksa nggak boleh benci."

"Kenapa di awal-awal, Mas nggak bisa nerima Aksa?"

"Susah, El. Aku keingat terus sama kelakuan mantanku yang dulu ngekhianatin aku dan lebih milih selingkuhannya daripada nikah sama aku dan besarin Aksa sama-sama."

Happiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang