- 05 ♠️

476 85 107
                                    

Aku bangun dari tidur karena alarm harian. Alarm itu membangunkan aku pukul lima tepat. Tadi aku mimpi indah, soalnya, di kejuaraan Paris, tim badminton Indonesia memperoleh medali perunggu, volinya lolos kejuaraan dunia, dan angkat besinya meraih medali emas plus mencetak rekor, korupsinya top global. Gini banget jadi warga negara yang jago di semua bidang.

Di penginapan yang difasilitasi Kaizo, fitur kamarnya tidak dilengkapi oleh AC. Tapi aku tetap kedinginan karena regulasi udara terjadi di ventilasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Malaysia belum memeratakan daya listrik di setiap rumah. Oleh karena itu, rumah-rumah milik perseorangan perlu mengaturnya sendiri. Rumahku didaftarkan pada pemasangan daya listrik Golongan I-3 atau TM daya di atas 200 kVA, dengan tarif pembayaran listrik dihitung melalui kWh-nya. Sedangkan penginapanku, setelah aku selidiki kemarin, hanya memiliki tenaga sebanyak TR daya 1.300 VA, Golongan R-1. Golongan nomor dua terakhir sebelum Golongan R-1, TR daya 900 VA.

Memang bukan golongan terakhir, aku masih bisa menyalakan lampu, mencharge ponsel dan laptop, dan menyalakan mesin cuci sekaligus. Tapi, bila aku memanaskan setrika, listriknya pasti akan langsung mati, dan aku perlu memakai sandal untuk menyalakan tombol sekringnya.

Kalau kata kakek-kakek pemilik penginapannya sih, kadang kala, matinya listrik disebabkan bukan karena kelebihan penggunaan barang elektronik, tapi juga sekringnya sering rusak.

Kemarin sore, karena aku dikeluhi begitu, aku jadi sekalian memperbaiki sekring listriknya. Masalah sekring listrik rumah warga ya itu-itu saja, entah karena arus yang mengalir melalui suatu rangkaian model listrik ternyata lebih besar dari kapasitas maksimum sekringnya, atau masalah hubungan arus pendek, atau fusenya tidak diukur menggunakan multimeter digital dulu sebelum dipasangkan, atau hal remeh lain.

Pertama, aku memeriksa kondisi sekringnya. Ada banyak sarang laba-laba di tabung luarnya. Agar dapat menentukan apakah sekringnya layak pakai atau tidak, aku mempergunakan multimeter digital di koperku untuk mengukur kesehatan sekringnya.

Saat aku mengatur posisi saklar multimeter ke posisi ohm, aku bahkan memergoki dua cicak keluar dari sekringnya. Dan setelahnya, aku menyambungkan probe multimeter ke setiap sekring terminal. Untung saja, layar multimeternya menampilkan tulisan '0 Ohm', bukannya 'Infinity'. Sekringnya dalam kondisi baik, karena adanya korsleting. Setelah aku cek lagi, masalahnya terletak pada hubungan arus pendek yang melebihi kapasitas. Bisa diperbaiki manual.

Aku rela hidup di penginapan berdaya listrik Golongan R-1 demi mengasuh Si Sayur Kimchi supaya dia memenangkan olimpiade matematika. Aku tidak bisa bebas mengeringkan hair dryer 1900 watt-ku sambil mengecharge laptop dengan device Adaptor Daya MagSafe 2 60W dan menyalakan mesin cuci 500 watt. Listrik bisa mati karena aku mempergunakan terlalu banyak dayanya.

Aku mengucek mata, mengumpulkan nyawaku yang berceceran di lantai, dan sebagian masih tertinggal di alam mimpi. Aku bangun dan mengeratkan peganganku pada ujung jendela. Kepalaku migrain berat. Cuaca terlalu dingin, dan kemarin pagi, aku malah mandi di air terjun yang mengeluarkan 10 liter air per detiknya—aku sudah memperhitungkannya, cukup kredibel meski aku tidak mempergunakan bantuan solarpanel, transmitter 200wp.

Aku menggulung kerai bambu pada jendelanya, dan mendorong bingkai jendelanya keluar agar kacanya terbuka lebar. Aku mengaitkan pengganjal jendelanya, supaya kalau-kalau ada angin, jendelanya tak terbanting menutup.

Penginapanku, walau kecil dan sumpek, sangat rapi, sangat sangat bersih, dan sangat sangat sangat tertata. Aku menyusun barang-barangku apik-apik, aku membersihkan setiap debu dari ceruk furniturnya, aku menyapu dan mengepel segalanya, serta aku membersihkan langit-langitnya dari benang laba-laba dan sarang tawon. Aku puas. Pemandangan di sekitar sini pun enak dipandang. Padi tertanam sesuai pada garis-garis petak sawah, dijejerkan secara tersusun padu. Barisan padi-padi muda itu berformasi bagaikan barisan paskibra. Aku menikmati pemandangannya.

Duri x Reader | Smart OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang