Setiap harinya, kontestan upper bracket kehilangan setengah dari populasinya. Siapapun pihak kalah di upper bracket, mereka akan dikirim ke peperangan super mengerikan di lower bracket.
Host, pers dan juri mulai sadar, ada tiga orang di lower bracket yang membantai terlalu banyak orang, sehingga itu terlihat tidak wajar, dan menarik diliput. Mereka terdiri dari Frostfire, Sopan, dan Supra. Tiga orang ini bahkan lebih banyak memulangkan orang daripada Solar, karena Solar berada di upper bracket, dimana dia hanya dapat betarung sekali setiap harinya.
Kabar panas hari ini yaitu, Solar mengalahkan Yaya, Yaya masuk ke lower bracket, dan Yaya tidak diberikan satu pun poin oleh Supra. Kabar panas kedua datang dari mahasiswa Aerosol Science di University of Bristol, dimana dia dibuat keluar dari kemuncak klasemen oleh seseorang dari jurusan filsafat, University of Alberta.
Ada dua Top Ten yang gugur karena dipecundangi oleh kontestan kelas bawah, dan media berhenti menggembor-gemborkan urutan Top Ten lagi sebagai power fight mereka.
Media justru meliput nama Ice, nama Supra, nama Sopan dan nama Frostfire. Keempatnya datang dari universitas di luar negri, jurusannya berbeda-beda, dan teknik membantai mereka benar-benar tanpa ampun. Mereka seperti sangat berambisi untuk menang.
Dan hari ini, merupakan hari besar, karena monster lower bracket itu diperkenankan maju ke upper bracket, menilai mereka sudah memperoleh lebih dari lima puluh bintang. Bahkan lebih. Sepuluh bintang didapat dari mengalahkan kontestan upper bracket, sedangkan mereka sudah mengalahkan lebih dari lima orang—mereka membantai banyak kontestan, mereka tidak memberikan poin ke lawannya, dan mereka memulangkan Top Ten yang gugur dari pertandingan upper bracket.
Lucunya tiga orang ini—Supra, Sopan, dan Frostfire—suka ngopi di rooftop. Mereka berkenalan, dan akrab. Kemana-mana, mereka biasanya pergi bertiga. Jadi, awak media menamainya The Three Stooges, kelompok lawak yang tak terukur power ratenya di ujian seleksi, karena meremehkan ujian seleksinya.
Di sisi lain, Solar, Gempa, dan Halilintar juga rupanya dekat. Mereka tidak berteman sebelum ini, tapi kejadian insidentil menjadikan mereka menonton bioskop bersama-sama di KL Mall. Top Three, sebagai antonim mutlak dari The Three Stooges, menjadi pemandangan lain di dalam turnamennya.
Satu orang paling menonjol lainnya setelah stage dua berakhir, Ice, The Top Ten Slayer, berdiri tunggal, tak berteman dengan siapapun, bergerak sendiri tanpa guru, dan tidak diketahui asal usul jelasnya, kecuali tentang darimana dia berasal, dan dimana dia berkuliah. Pemuda tak banyak omong itu berkarakter seperti The Three Stooges; dia menolak diwawancara, dia tidak mau terlalu banyak masuk ke frame kamera wartawan, dan tujuannya memenangkan turnamen masih belum jelas.
Aku bisa menilai seberapa ahlinya Solar menghitung dan menguasai kalkulus. Aku tahu betapa menggemilangkannya skor ujian TOEFL Halilintar. Aku jelas bisa melihat kelebihan-kelebihan Gempa, tapi aku tidak bisa mengukur kapabilitas The Top Ten Slayer, dan The Three Stooges. Entah mereka lebih kuat atau lebih lemah daripada Solar, Halilintar, dan Gempa.
Mereka ancaman bagi Matcha Latte Sayur Capcay kesayanganku. Makanya, aku mengajak Sayur Capcay untuk menonton pertandingan sensasional hari ini.
Stage tiga.
Tiket menontonnya tidak lagi dijual setelah tiketnya diedarkan dua jam lalu, karena persediaannya ludes. Aku sudah bilang, pertandingannya sesasional. Mustahil bagiku untuk tidak menonton.
Hari ini, undiannya diatur langsung oleh Kaizo, dan undiannya menghasilkan pertandingan menarik. Dua anggota Top Three dan The Stooges, mereka akan dipertemukan, dan diminta saling melawan. Aku sampai curiga, Kaizo itu orangnya mata duitan, dia tahu mana yang bakal menimbulkan sensasi serta buah bibir. Jangan-jangan, Kaizo sengaja memasangkan Gempa melawan Supra, dan Halilintar melawan Sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duri x Reader | Smart One
FanficDalam letusan kemarahan sebesar ledakan Krakatau, aku berteriak nyaring, sampai suaraku memekik dan serak, "Carikan aku anak paling bodoh di Malaysia, akan aku buat dia menjuarai olimpiade matematika nasional melawan anak kuliahan!"