Bab 015

780 76 4
                                    

Teng

Teng

Teng

Bunyi bel pulang sekolah, murid-murid yang ada disana bergegas keluar dari kelas masing-masing dan berlari kearah parkiran.

Rion yang saat ini masih dikelas karna sibuk membacapun merasa terganggu, bunyi larian bocah-bocah yang mengganggu itu benar-benar sangat menyebalkan.

"Ck, bisakah mereka berlari dengan pelan?" Gumam Rion dengan sedikit emosi.

[Tuan belum pulang?]

Melirik sekilas kearah hologram, tak ada jawaban maupun respon. Ia kembali melihat bukunya dan mulai membaca lagi.

Mungkin saking asiknya buku itu, ia hampir tak menyadari 6 mata mulai memandangi seperti ingin memangsa.

Rion menghela nafas saat firasatnya terasa buruk, ia dengan cepat menutup bukunya dan menatap tajam keseluruh tempat.

"Si*l" umpat Rion yang lalu membereskan alat-alatnya.

Iapun segera pergi keluar dari kelas dan menguncinya. Membawa kunci itu dan masuk keruang guru karna malas jika harus membawa kunci kelas pulang kerumah.

Tuk

Bunyi sebuah buku yang diletakkan diatas meja, seorang pria yang baru saja menyelesaikan sesuatu menatap datar kedepan.

Melihat seorang gadis yang duduk dihadapannya dan terlihat sedikit.......

Emmmm menggodanya?

"Bisakah kau pulang?, Kau mengganggu!" Ujarnya dengan suara dingin.

Sedangkan gadis itu, ia hanya menatap remeh dan tak mau pergi dari sana.

Hingga......

Kriet....

Bunyi pintu yang tiba-tiba terbuka pelan, seorang pemuda yang tidak begitu tinggi masuk dan melihat mereka dengan datar.

Tanpa ekspresi dan tak peduli, iapun bergegas jalan kearah lain dan menaruh sebuah kunci kelas disana.

Tak

"Jika ingin berduaan, minimal jangan diruang guru. Pergi kek ketaman atau kehotel kalo mau" ujar sarkas dari pemuda itu.

Iapun bergegas pergi, namun tiba-tiba saja sebuah tangan lebih dulu mencegatnya dan membuat dirinya menoleh untuk melihat siapa pelaku itu.

Menatap datar dan bersuara....."lepas!" Ujarnya dengan dingin dan penuh penekanan.

Pelaku yang mencegat ah tidak dia adalah pria yang berniat mengusir gadis itu. Ia membalas tatapan datar dan tiba-tiba saja merangkul pinggang ramping pemuda itu.

"Cemburu?" Tanyanya dengan ekspresi yang sedikit menjahil.

Pandangan tajam dari pemuda itu mampu membuat gadis yang ada disana sedikit merinding, hawa dari keduanya benar-benar menakutkan baginya.

"Si*l" umpat gadis itu tiba-tiba.

Pemuda itu berniat ingin menghajarnya namun.....

"Rion, ikutlah denganku" ujar pria itu yang tiba-tiba saja langsung menarik tangannya bersiap untuk pergi.

Belum beberapa langkah mereka berjalan, pemuda yang sebenarnya adalah Rion ini akhirnya bersuara lagi.

"Bisakah kau tidak menarikku" ujar Rion yang tertuju pada pria itu.

Pria itu diam, mengabaikan perkataan Rion dan terus berjalan dengan tangan yang masih menarik tangan Rion.

"Si*l" umpat Rion sambil memberontak.

MY HAREM LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang