Bab 023

646 72 2
                                    

Sudah sejam lebih mereka semua berada diruang meeting, mereka membahas beberapa hal tentang kerjasama, hingga.....

"Bagaimana Tuan..." Ujarnya terhenti karna jujur tak ada yang tau siapa namanya.

Rion peka dan menjawab...."panggil aku Tuan Alpha" balas Rion dengan suara yang terdengar lembut.

"Tuan Alpha?, Oh baiklah. Tuan Alpha bagaimana?, Apa anda mau bekerjasama dengan kami?" Ujar pria itu sekaligus bertanya pada Rion yang saat ini sedang menatapnya dengan datar.

"Itu tergantung pada bosmu, benarkah tuan Marcel!" Jawab Rion penuh penekanan yang membuat orang-orang disana terdiam canggung.

Pria yang ditatap Rion hanya membalas dengan tatapan, ia tak menyangka bahwa Rion akan langsung mengucapkan kata seperti ini.

Cessss

Mematikan sebuah puntung rokok yang ia hisap tadi disebuah asbak yang tersedia, ia menatap lekat wajah itu, hingga....

"Huh?" -Marcel.

Rion hanya membalas tatapan itu saja, ia diam dan terlihat seperti menunggu jawaban.

"Bisa saja, tapi harga biayanya agak sedikit mahal" balas Marcel dengan santai.

"Memangnya berapa?, Aku hanya meminjam beberapa orangmu saja" -Rion.

"1 miliar" celetuk Marcel yang mengundang tatapan melotot dari orang-orang.

Berbeda dengan Rion, ia malah terkekeh mendengar ucapan itu, seakan itu adalah candaan yang lucu.

"Kau gila?, Aku sedang menyewa kerjaannya, bukan menyewa tubuhnya. Kenapa harus membayar semahal itu?, Kau bukan bos dari rumah bordilkan?" Tanya Rion dengan sedikit kekehan.

Pria itu atau lebih tepatnya Marcel Putra Anggara, ia ikut tertawa saat mendengar ucapan Rion yang benar-benar diluar prediksinya sama sekali.

"Sepertinya kau juga gila" balasnya dengan kekehan juga.

Seketika tawa ceria dari Rion muncul, namun situasinya malah terlihat semakin memanas dimana keduanya walau tersenyum, namun aura mereka saling menekan satu sama lain.

Inikah yang dinamakan aura dari pemimpin?

Beberapa menit kemudian......

Setelah beberapa menit seperti itu, akhirnya Marcel menghela nafas berat dan mengalah pada Rion yang terlihat tak mau kalah juga.

"Baiklah, terserahmu soal itu" jawab Marcel yang kalah.

Orang-orang yang ada disana cukup terkejut saat mendengarnya, karna sejujurnya Marcel bukanlah tipe orang yang mau mengalah seperti ini.

Rion seketika mengeluarkan senyuman termanisnya dan menjawab....."good job bro!" Jawab Rion.

Marcel hanya membuang wajahnya, ia tak tau kenapa, tapi dia benar-benar terlihat tak bisa menang melawannya.

Seakan-akan dirinya ditakdirkan untuk mengalah pada pria yang sedang beradu dengannya ini.

"Sepertinya aku butuh dokter bedah untuk mengecek otakku" bathinnya yang seketika teringat betapa bodohnya ia malah mengalah.

▼▼▼▼▼▼▼▼

3 jam kemudian......

POV Rion

Akhirnya beberapa jam berada diruangan itu, sekarang aku sudah bebas dan bersiap untuk pulang.

Itulah niatku yang sebenarnya.

Namun.....

"Pak CEO, ada hal yang ingin saya ucapkan" ujar Vion padaku yang saat ini bersiap pulang.

MY HAREM LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang