eps. 5 (part. 2)

14 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kak, kakak gila ya ?, saya, gak tau apa apa ?" Ucap azzira dengan rawutan wajah kesal, bisa bisanya ia malah ketemu laki laki tampan tapi ngeselin

"Saya gak gila, kamu harus tinggal sini, selama saya masih disini, pokoknya kamu harus di tahan oleh saya, karena kamu sudah mata matain saya" ucap laki laki itu dengan dingin dan berjalan mendekati azzira.

"Salah saya apa sih kak ?, saya baru saja nyampe loh kesini, kok langsung main hakim sendiri" ucap azzira.

"Sudah, tinggal sini saja, daripada tiggal di penjara" ucap laki laki itu lalu berjalan ingin meninggalkan azzira.

"Lebih baik saya tinggal di penjara daripada sama yang bukan makhrom saya" ucap azzira sambil menatap punggung laki laki itu.

"Di kasih hati minta jantung" ucap laki laki itu hanya menoleh sekilas ke belakang lalu melanjutkan jalannya untuk keluar dari ruangannya.

"Ih, ni orang aneh ya" gumamnya sendiri sambil menatap punggung lelaki itu yang sudah hilang dari pandangannya.

"Oya, gue hampir lupa" laki laki itu tiba tiba masuk kembali ke ruangannya, dan berjalan mendekati azzira.

"Lu cantik, gak usah jadi mata mata orang, dan ini kartu nama gue, dan lo gak boleh kabur dari sini" ucap laki laki itu sambil memberikan ke azzira kartu namanya, azzira pun mengambil kartu itu.

Ia membaca kartu nama itu.

Kartu nama keluarga caisar

Nama : ryan caisar
Kerja : ceo di perusahaan P.T caisar, turki dan indonesia
Tanggal lahir : 09 jenuari 2003.
Nomor telpon : 08xxxxxxxxxx
Alamat : jakarta, indonesia, jalan ridho Allah.

"Hah ?, jadi dia ceo ?, memang di turki ada yang namanya ceo ya ?" Ucap azzira dalam hati.

"Oke, kerja kan sekarang" ucap laki laki itu, ia langsung membalikkan badannya dan meninggalkan azzira sendirian di ruangnya.

"Beda dua tahun dengan saya, saya sembilan agustus dua ribu lima" gumam azzira, ia pun duduk di di bawah lantai, dia ingin bicara sama kakaknya melalui telpon gengamnya.

Azzira pun mengambil poneslnya di tas mininya, tas besarnya tadi sudah di bawak oleh teman temannya ke pesantren tahfidz di turki.

*

Sedangkan sang kakak sedang banyak pelanggan.
"Iya, jangan lupa kembali kesini lagi" ucap kakanya smabil menyerahkan bukusan yang berisi ada kotak yang isinya pesan mereka.

Drut... drut...

Ponsel nazila bergetar, bertulis nama kontak "azzira", tapi nazila tidak mendengar, karena sibuk mengurus para pelanggan.

*
Azzira langsung membuang nafasnya secara normal.

"Disini jamnya lambat empat jam ya" gumamnya sendiri ia pun berdiri dan ingin mengerjakan ruangan itu, yaitu di bersih bersihin di rapiiin di wanggiin.

*

Sedangkan di pesantren para perempuan tahfidz tak menghiraukan azzira hilang mereka terus fokus menghafal sebelum menyetor ke guru secara langsung.

Adnan yang masih khawatir keadaan azzira, ia hanya mondar mandir sambil mengengam ponselnya, dia pengen nelpon ayahnya tapi rasanya takut kena marah oleh ayahnya.

Akhirnya adnan membuang nafas, untuk menenangi dirinya, dia pun langsung keluar dari pesantren untuk agar terdengar kalau bicara berdua dengan ayah.

*
Di sebuah taman yang banyak balon udaranya, adnan langsung mengkotak katik ponselnya untuk menghubungi sang ayah.

AZZIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang