eps . 9 (part. 3)

4 1 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


"Gimana keadaan azzira dok ?"tanya Zizan ketiak sudah berhadapan dengan dokter.

"Azzira tidak apa apa, dia sepertinya kurang istirahat saja, dan juga sepertinya dia syok sama sesuatu, kalau boleh tau apa penyebab dia seperti itu pak ?" Ucap dokter perempuan berhijab.

"Kebetulan tadi, kata anak saya, ada masalah sedikit, yang tak bisa di ceritakan oleh orang lain" ucap Zizan.

"Ooh baiklah, perlu istirahat yang cukup saja, dan karena gak ada penyakit apa apa jadi tidak ada resep obat satupun" ucap dokter itu.

"Berarti bolehkan di lihat kan dok ?" Tanya Zizan.

"Oh boleh boleh silahkan" ucap dokter itu dengan sopan.

Zizan pun keluar dari rungan itu dan kini masuk ke ruang kamar anaknya.

"Ra, kamu gak apa apa kan ra ?" Tanya Zizan ketika sudah berdiri di samping anaknya yang masih duduk di ranjang pasien.

"Alhamdulillah gak apa apa kok ustadz, terimaksih ya ustadz" ucap Azzira dengan tersenyum.

"Hmm.. kok ustadz sih, ayah dong" ucap Zizan.

Azzira langsung mengkerutkan keningnya, apakah lelaki itu sudah tau kalau dirinya adalah anaknya ?, terus tau dari mana ?, dan apa yang terjadi sebenarnya ?, itu di pikiran azzira sekarang.

"Ayah, sudah tau kok, kamu itu anak kandung ayah" ucap Zizan.

Bola mata azzira langsung membulat sempurna, dia tidak percaya jika ayahnya itu sudah tau.

"Ayah tau dari mana ?" Tanya Azzira.

"Tau dari abang kamu" ucap Zizan.

"Kak adnan tau dari mana ?" Tanya Azzira.

"Bentar ya, ayah panggil abang kamu dulu" ucap zizan, gak peduli mau azzira panggil adnan abang atau kakak kek, yang jelas aslkan tidak menyebut nama saja.

Azzira mengangguk dan tersenyum manis, aizan pun berjalan keluar untuk manggil ke dua lelaki yang menunggu di depan ruang azzira.

"Adnan, azman, yuk masuk" ucap Zizan.

"Iya yah" ucap adanan, dan mengajak temannya itu untuk ikut masuk juga.

Dan mereka bertiga pun masuk ke ruang kamar perawat azzira.

Dan zizan duduk di kursi pasien, sedangkan mereka berdua berdiri.

"Kak, kakak tau dari mana soal.."

"Ibu nazila ibu kamu ?" Ucap Adnana memtong pembicaraan Azzira.

"Iya kak" jawab Azzira.

"Ibu kamu sendiri yang ngomong, kalau aku dan kamu kakak adik" ucap adan sambil menujuk dirimya dan ke azzira.

"Itu tandanya azzira harus panggil saya ayah, bukan ustadz lagi" ucap Aizan.

"Baik, a-yah" ucap Azzira sedikit ragu.

"Nak, ayah pengen bangat kamu tinggal sama ayah, tapi.. ibu tiri kamu dan nenek tiri mu jahat, jadi, ayah putuskan kamu hari besok menikah ya, sama pilihan abang kamu" ucap Zizan.

Azzira pun mengangguk, berat bangat rasanya, dia cintanya sama ryan, lelaki yang sejak kecil jadi sahabatnya, tapi kini bukan jodohnya ?, sungguh berat ujian dia harus hadapi, tapi azzira dengan sabar harus menerima ini.

"Baiklah, pulang dari rumah sakit akan ayah urus" ucap Zizan.

*

Sedangkan mega sednag mengendarai mobilnya dan di belakang ada sang bunda sednag bersimpah darah bagian lehernya.

AZZIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang