eps. 5 (part. 4)

10 1 0
                                    

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ


Tok tok

Suara ketukan pintu depan ruang shalat.

"Lo bisa masakkan ?" Tanya ryan yang masih di ruangnya, tapi azzira masih di ruang shalatnya.

"Gak" jawab azzira judes, balik pintu.

"Masak sih, gak percaya gue, ukhty kayak lo itu, biasanya pandai masak, sana masak, gue laper, kalau ngak, lo gak boleh keluar dari sini selamanya" ancaman ryan.

Azzira mendengar perkataan itu gak mungkin juga dia rela di satu atap dengan bukan mahromnya, walaupun itu perusahaan besar tapi jika ada yang bukan makhromnya dan gak ada perempuannya mana betah dia.

Azzira langsung membuka pintu, dan kepalanya nunduk.

Dan azzira mulai berjalan melangkah keluar dan di ikuti ryan dari belakang, setelah keleuar dari ruangan itu...

"Dah, masak, sana ada dapur" ucap ryan sambil menujuk dengan jari tangannya ke depan yang bahasa turkinya dapur.

Azzira langsung berjalan cepat ke ruang itu dalam keaadaan nunduk.

Sampai ke dapur, azzira malah binggung menggunakan kompornya, ini kompor model digital.

Kompor tecanggih, azzira gak tau harus ngapain dia hanya menyiapkan wadah, dan bahan bahannya soal kompor bisa belakangan

Kini dia binggung mau masak apa sedangkan di kulkas banyak bangat bahannya.

"Sen kimsin ?(kamu siapa ?" Tanya seseorang paruh bayah tiba tiba masuk dalam ruangan itu, ia melihat azzira seperti ke binggungan, rambutnya di ikat berbentuk setengah lingkaran.

Azzira langsung menutupi kulkasnya dia hanya diam, dia gak ngerti artinya apa, dia pun memberi senyum ramah.

"Udah bik, bahasa indonesia aja, kasihan dia" ucap ryan datang tiba tiba di sebalah ibu oaruh bayah itu.

"Baik tuan" ucap ibu itu.

"Oya bik, tolong perhatiin dia masak, takutnya malah masukin racun lagi" ucap ryan.

"Baik tuan" ucao ibu itu sambil membukukkan dirinya depan ryan.

Ryan pun berjalan pergi ke meja makan, dia duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya.

Sedangkan ibu itu langsung tersenyum ke azzira.

"Udah, ayok neng, neng baru ya, ya udah yok biar saya ajarin cara masaknya" ucap ibu itu.

"Nama ibu siapa ?" Tanya azzira.

"Namanya ibu neneng, kalau kamu ?"

"Azzira"

"MasyaAllah, jadi teringat pemain flim seratus tujuh dua days" ucap ibu neneng mulai mendekati kompor.

Azzira hanya tersenyum ramah dia gak tau flim apa yang di sebut itu, selama ini dia kelamaan tinggal di pesantren dan jarang di rumah, pulang ke rumah pun setahun sekali.

"Neng, mau masak apa ?" Tanya ibu neneng.

"Panggil azzira aja buk, kalau neng kan nama ibu" ucap azzira.

"Eh maaf, kamu rencana mau masak apa ra ?" Ucap ibu neneg.

"Biasanya laki laki tadi masaknya apa ya buk ?" Tanya azzira melihat bahan bahan di depan matanya.

"Biasanya seafood neng, eh azzira, tapi kalau masak gituan takut ada penyakit kayak artis arti gitu" ucap ibu neneng.

"Hemm, dia sukanya apa buk ?" Tanya azzira.

AZZIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang