"Our Marriage" adalah kisah tentang Lian, seorang pria muda yang sukses, dan Salsa, seorang wanita cerdas dan berambisi. Keduanya dihadapkan pada sebuah perjodohan yang tak terduga, sebuah permintaan terakhir dari nenek Lian yang sedang sekarat.
Lia...
Keesokan paginya, tepat pukul 09.00 WIB, dokter sudah berada di dalam ruangan tempat Salsa dirawat.
"Alhamdulillah, Bu Salsa sudah boleh pulang hari ini. Trombositnya sudah kembali stabil, kondisi tubuhnya juga membaik. Tapi saya tetap sarankan agar kesehatannya dijaga baik-baik, ya. Jangan biasakan telat makan, hindari kelelahan, dan perbanyak konsumsi air putih," ucap sang dokter dengan senyum ramah.
"Iya, Dok. Terima kasih banyak," jawab Salsa dengan suara pelan namun lega.
"Kalau begitu, untuk obat bisa diambil di poli depan, ya. Saya sarankan obatnya diminum sampai habis, karena fungsinya untuk membantu menjaga stamina tubuh agar cepat pulih sepenuhnya. Tolong diingatkan juga, ya Pak Lian, agar istrinya tidak lupa minum obat," lanjut dokter sambil menyerahkan resep.
"Iya, Dok. Itu saja? Ada hal lain yang perlu kami perhatikan?" tanya Lian, memastikan.
"Bu Salsa jangan dulu terlalu banyak aktivitas, ya. Fokus untuk istirahat total di rumah selama beberapa hari ke depan. Selebihnya nanti akan dibantu oleh suster untuk melepas infus sebelum pulang. Saya pamit dulu, Bu Salsa, Pak Lian."
"Iya, Dok. Terima kasih banyak atas bantuannya," ucap Lian sopan. Dokter itu pun mengangguk singkat sebelum melangkah keluar dari ruangan.
Setelah suasana kembali tenang, Lian menatap lembut istrinya. "Tunggu sebentar ya... Aku ambil obat dulu, sekalian urus administrasi," ujarnya lembut.
Salsa mengangguk pelan. "Iya, hati-hati ya..."
Lian pun melangkah keluar dari ruangan menuju apotik rumah sakit dan bagian administrasi untuk menyelesaikan semuanya sebelum mereka bisa pulang bersama.
**
Tak berselang lama setelah dokter pergi, seorang suster masuk ke dalam ruangan dengan senyum ramah.
"Permisi, Bu. Izin melepas infusnya, ya," ucap suster itu lembut.
Suster itu mulai dengan hati-hati melepaskan infus yang masih menempel di lengan Salsa. Gerakannya lembut dan terlatih, memastikan tidak menimbulkan rasa sakit.
"Sudah selesai, Bu. Saya pamit, ya," kata suster itu sambil tersenyum.