Astaga gedung tinggi, mewah, dan besar nan megah ini disebut asrama sederhana oleh mereka? Oh ayolah ini bahkan lebih pantas disebut hotel bintang 10- eh maksudku 5! Lihat saja fasilitasnya, aku sampai merinding.Begitu mobil kami memasuki wilayah besar jantung kota Los Angeles yang ramai dengan hiruk pikuk gedung tinggi yang indah, dimana-mana terdapat beberapa kendaraan mewah, serta banyak sekali orang memenuhi seluruh jalan, aku benar-benar langsung tersihir masuk ke dalam dunia film Hollywood yang kuimpikan sejak kecil. Mimpiku sudah ada di hadapanku. I got it.
Setelah mobil berhenti di sebuah parkiran lebar, kami turun dan memandang sekitar dengan tatapan kagum. Bagaimana tidak? Asrama ini sangat sangat sangatlah besar! Bukannya aku melebih-lebihkan, yah kau tahu bahwa seumur hidup aku baru pernah melihat lingkungan baru yang mewah seperti ini. Maklum jika hari pertama disini kesanku sedikit 'norak' ha-ha. Well, mobil yang mengantar kami ada 3, yang pertama berisi panitia kegiatan, yang kedua berisi seorang pria tampan mengenakan jas yang entah itu siapa, dan mobil ketiga berisi seorang supir, aku, Jeanny -murid sesama Senior High School tapi aku tidak mengenalnya-, dan Kezia -dia teman satu club drama denganku- kami sempat berkenalan dan mengobrol selama diperjalanan tadi. Untunglah mereka itu friendly karena sikap ramah mereka.
Kami berjalan memasuki gedung asrama mengekori seseorang yang mengenakan jas bagus itu. Well kupikir ia pasti pemilik asrama sekaligus pembuat kegiatan ini. Kami pun berhenti di sebuah aula yang luas di dalam gedung.
"Namaku Hendrix Mattson Kylend. Aku salah seorang direktur perusahaan film di Los Angeles. Aku sangat berterima kasih pada kalian karena bersedia mengikuti kegiatan ini. Hm, jadi disinilah kalian akan tinggal selama seminggu. Disini fasilitas sudah tersedia lengkap. Maaf jika gedungnya terlalu sempit"
Astaga dia gila? Gedung gede kayak gini dikata sempit?
"Saya belum terlalu mengenal kalian, tapi berdasarkan data yang saya baca dari Mrs.Jessyana selaku kepala sekolah kalian, saya sedikit memiliki info tentang kalian. So, namamu Clairyn?" Tanya Mr.Hendrix padaku.
"Yeah, Clairyn Theneva Falner. Maaf, kalian bisa panggil aku Claire" Kataku sambil tersenyum ramah.
"Oh baiklah Nona Claire Falner. Next, namamu Jeanny, right?" Kali ini Mr.Hendrix menatap Jeanny.
"Iya, namaku Jeanny Alexandra Warn. Panggil saja Jean" Jawab Jeanny- ehm maksudku Jean.
"Ok. And you, Kezia?" Tanya Mr.Hendrix pada Kezia.
"Iya benar. Namaku Kezia Kelnaade Horfg." Jawab Kezia sopan.
"Baiklah, senang bertemu kalian. Hari ini kalian bisa istirahat dulu disini, besok kita akan menuju gedung Dream Day, salah satu gedung perusahaanku. Disana kalian akan berlatih mendalami acting. Ok selamat sore, saya permisi" Ucap Mr.Hendrix lalu pamit kemudian berlalu dari hadapan kami. Apakah dia yang menjadi direkturku nanti? Semoga saja. Kelihatannya dia cukup ramah.
Kami pun diambil alih oleh kedua panitia yang amat sangat ramah. Mereka bernama Emely dan Mr.Aldy. Kami diajak berkeliling gedung sebentar lalu diantar ke kamar masing-masing. Aku mendapat kamar bernomor 716, Kezia 715, dan Jean 717. Baiklah kami bertentangga. Not bad. Setelah mengantar kami ke kamar, Emely dan Mr.Aldy pamit menuju ruang administrasi. Kami mengagguk setuju lalu memasuki kamar masing-masing.
Begitu kubuka pintu kamarku, aku takjub melihat suasana kamar hotel di depan mataku.
Ini kamar gue? Anjir gede banget! Gue ajak satu keluarga anak cucu muat kayaknya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
UNLESS (hiatus)
SonstigesClairyne atau sering dipanggil 'Claire', gadis dengan kepintaran di bawah rata-rata, makan rakus, otak lemot, jomblo merana, ekonomi keluarga kurang memadai, namun ia selalu ceria dan enggak pernah jaim sama siapapun. Beruntung, Claire jago akting...