Aku menghampiri Brian yang kini sedang berada di teras luas asrama. Jantungku berdegup semakin kencang ketika jarakku dengan Brian semakin dekat. Aku menundukkan kepalaku. Shit! Aku tak berani menatap wajah sialan Brian.
"Lo ngapain nunduk begitu? Gue serem?"
Aku tak merespon. Ugh aku bahkan takut untuk berbicara dengannya.
"Heh Charli-"
"Ih nama gue Clair- um sorry" Jawabku kemudian memilih tak mau melanjutkan ucapanku barusan. Brian menaikkan alisnya tanda heran.
"Lo ngapa jadi aneh begitu sih? Tadi kayaknya cerewet banget" Brian memasang wajah menyebalkannya, ya, tersenyum miring dihiasi alis bertautan. Fuck.
Gue jadi diem gini gara-gara omongan lo tadi kampret!
"Udah ah gue mau ke kamar" Kataku cepat lalu menerobos tubuh Brian memasuki pintu.
"Yaudah sana"
Lah?
"Bukannya tadi lo bilang mau tidur sama gue?" Tanyaku bingung lalu menoleh menatap Brian. Nampak wajah bocah itu tercengang lalu ekspresinya aneh.
Brian tertawa! Sialan! Dia tertawa geli mendengar perkataanku barusan. Eh apa? Memangnya barusan aku bilang apa? Akupun mencoba mengingat dan-
ASTAGA ASTAGA ASTAGA!
Tubuhku merasa gemetar. Terasa ada cairan api panas mengalir di tubuhku, membuatku bergejolak. Aku bahkan merasa wajahku memanas hingga matang.
SETAN.
CLAIRE LO BEGO DONGO TOLOL! TADI LO TAKUT SETENGAH MAMPUS PAS DENGER BRIAN NGOMONG GITU DAN SEKARANG SEAKAN LO YANG MAU NGAJAK BRIAN. ASTAGA ANAK SIAPA SIH LO CLAY?!
Brian masih tertawa geli. Aku malu! Astaga malu sekali! Aku menatap wajah Brian jengkel.
"Gak usah ketawa gitu sialan! Gue tadi salah ngomong"
"Astaga lo serius mau tidur sama gue? Anjir gue gak tau kalo cewek macem lo pikirannya ngeres" Kata Brian disela tawanya itu. Aduh aku menahan malu tapi dia masih terus-terusan tertawa seperti orang bodoh.
"Lo yang ngeres! Siapa suruh tadi bilang mau tidur sama gue"
"Idih siapa juga yang mau tidur sama lo, geli amat najis" Brian menarik kedua sudut bibirnya, melengkung sempurna, tapi tetap terlihat menjengkelkan. Kini tawanya mereda.
"Fuck you!"
Brian pun berjalan menyusulku, eh bukan- dia melewatiku kemudian menuju lift.
"Gue juga tinggal disini. Jadi kalo lo mau tidur sama gue sih ayo aja, ke kamar 472. Ok babe" Ucapnya santai lalu masuk lift. Aku sempat melihatnya tersenyum geli, mengedipkan sebelah matanya, sebelum akhirnya ia menghilang di balik lift. Sialan. Dia pikir aku tertarik untuk menemuinya disana?
Aku ikut memasuki lift di sebelah lalu memencet tombol menuju lantai 7.
----
Brian's POV
Setelah sampai di lantai 4, aku langsung keluar dari lift lalu berjalan di sekitar peron. Aku melangkah perlahan, hingga akhirnya sampai di depan kamarku. Sial memang, aku merupakan tamu penting disini namun harus bergabung dengan para tamu biasa lainnya untuk masalah kamar. Aku harus berjalan melewati ratusan kamar lalu barulah sampai di kamar yang menurutku nampak terlalu sempit ini. Hei, serius kamar ini terlalu sempit untukku, bukan maksudku sombong tapi kamar di rumahku jauh sekali lebih besar daripada kamar asrama ini.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
UNLESS (hiatus)
RandomClairyne atau sering dipanggil 'Claire', gadis dengan kepintaran di bawah rata-rata, makan rakus, otak lemot, jomblo merana, ekonomi keluarga kurang memadai, namun ia selalu ceria dan enggak pernah jaim sama siapapun. Beruntung, Claire jago akting...