WAJIB MESTI KUDU HARUS KASIH VOTE DAN KOMEN, AWAS AE KALO KAGA!
GUE SERIUS CUK
Okey, here you go!
Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan Callista. Mengapa ia tiba-tiba merubah sikap serta raut wajahnya layaknya orang yang kesal akan sesuatu seperti itu. Sungguh, aku heran dengan gadis manis itu. Segera kukejar Callista yang belum jauh melangkah meninggalkanku, lalu kupegang lengannya. Ia langsung menoleh, namun segera menyentakkan lengannya dan berniat kabur dariku.
"Lepas, Dyl." Ia menatapku dengan tatapan sayu. Ugh, mengapa ia membuatku merasa bersalah padahal aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi.
"Kok lo jadi berubah gitu? Lo marah ama gue?" Tanyaku hati-hati, tentunya. Ia memutar bola matanya.
"Berubah? Emangnya power ranger." Ucapnya datar. Aku heran mengapa sempat-sempatnya ia berkata seperti itu ketika aku serius bertanya.
"Yaudah jelasin lo kenapa-"
"Gue nggak apa-apa."
"Boong."
"Lah bener."
"Gue tau lo itu-"
"Dylaaaaaannnnnnn!" Astaga suara makhluk apa itu? Yang kutahu itu bukan berasal dari Callista karena dia sama kagetnya denganku. Lalu munculah tiga gadis berperawakan super mempesona, hot, sexy, dan- ah cukup, ini terlalu berlebihan. Mereka berjalan lenggak-lenggok menuju ke arah kami dengan tatapan serta senyum menggoda. Ketiganya berbusana minim. Aku berdoa dalam hati, berharap mereka salah memanggil orang atau semacamnya. Sialnya, ternyata mereka benar-benar mendatangiku.
Biar kukenalkan pada kalian, mereka itu Aubrey, Phoebe, dan Quinn. Tiga gadis semprul yang terkenal satu sekolah karena genit. Pekerjaan sehari-hari mereka itu ngegarong, semacam pekerjaan kotor para cabe-cabean. Dan kini mereka sudah berada di hadapanku. Mereka menatapku seperti ingin memperkosa. Ew.
"Babe, kamu ngapain disini? Katanya mau jemput aku." Cerocos gadis di tengah yang memiliki rambut agak kemerahan. Namanya Quinn. Asal kau tahu, ucapannya barusan membuatku ingin membotaki kepalanya, sungguh.
"Genit banget lo! Udah yuk babe, kita pergi dari sini." Ujar gadis di sebelah kanan Quinn, yang itu namanya Phoebe. Hih, padahal dia sendiri juga genit.
Aku dan Callista hanya menatap mereka nanar. Baru saja aku hendak membisikkan sesuatu pada Callista untuk kabur, gadis yang satunya lagi -sebut saja Aubrey- menunjuk Callista lalu berdehem kencang. "Lo ngapain disini? Udah sana, pergi!" Omelnya ketus.
"Apa-apaan sih lo?!" Sanggahku geram pada ketiga cabe pasar malam tersebut. "Shut up, okey?"
"Udah ah, Dyl, gue pulang duluan. Bye." Callista tersenyum singkat padaku dan ketiga cabe, lalu melangkah pergi. Damn!
Aku pun mendengus pasrah lalu menatap ketiga gadis gila tersebut dengan kesal. "Diem disitu! Jaga jarak sama gue, okay? Gue juga mau pulang. Bye" Kataku galak pada mereka lalu berjalan menyusul ke jalan baru saja dilalui Callista.
"Miss you, Dylaaann!"
"Bye, calon imamku."
"HATI-HATI DI JALAN, AWAS AJA KALO SELINGKUH DARI GUE!"
Aku pura-pura tak mendengar mereka. Shit, ini sangat menggelikan. Semua orang menatapku dan seakan berkata "lo korban tiga cabe itu juga? Mampus." Jujur, daripada mendengar ocehan tak bermutu tersebut, aku lebih baik segera pulang ke rumah untuk berganti pakaian lalu datang ke rumah Callista. Jangan anggap aku hendak modus, ini hanya taktik agar ia memaafkanku. Paham? Okey lupakan. Aku harus cepat.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
UNLESS (hiatus)
RandomClairyne atau sering dipanggil 'Claire', gadis dengan kepintaran di bawah rata-rata, makan rakus, otak lemot, jomblo merana, ekonomi keluarga kurang memadai, namun ia selalu ceria dan enggak pernah jaim sama siapapun. Beruntung, Claire jago akting...