4. Yeah!

321 119 39
                                    

Dylan's POV

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20:59 pm. Astaga kemana perginya kakak perempuanku satu-satunya itu? Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak pukul 14:00 pm. Seharusnya Claire sudah pulang ke rumah sejak tadi. Aku sudah beberapa kali mencoba menghubungi ponsel Claire, tapi tak ada satupun yang diangkat. Damn it! Mom akan pulang sebentar lagi dan pasti akan menanyakan Claire. Akulah yang akan dimarahi. Hei, apa kalian tahu? Peranku disini dan Claire itu terbalik. Aku sudah seperti kakak karena sifatku lebih dewasa sedangkan Claire padahal yang umurnya 2 tahun diatasku justru kekanak-kanakan. Mom bahkan memperlakukan kami juga secara terbalik. Aku selalu membantu Mom merapikan rumah, sedangkan Claire yang membuat rumah berantakan. Kalaupun Claire ditegur karena sifatnya yang kekanak-kanakan, ia malah mengambek dan menangis seperti ayam kecil ditinggal induknya. Akulah yang akan menghiburnya lalu mengajaknya bermain. Huh.

Aku bahkan menyebut Claire langsung dengan namanya tanpa manggil 'Kakak'. Menurutku ia tak cocok dipanggil kakak. Kau tahu bukan bagaimana kelakuannya? Jadi jangan kira aku ini tidak sopan atau apalah.

Brak!

Aku sedikit berlari menuju pintu depan begitu mendengar pintu terbuka. Terlihat seseorang merebahkan dirinya di sofa. Siapakah dia? Apakah itu Mom? Kuharap bukan, maksudku nanti saja setelah Claire pulang terlebih dahulu. Aku mendekati sofa lalu bernafas lega. Itu adalah Claire yang sedang kelelahan. Seperti biasa, meletakkan sepatu di atas TV, tas dilempar ke lantai dengan buku berserakan, seragam sekolah lusuh, rambut kusut, tubuh berkeringat namun parfum khasnya masih wangi. Claire sudah tertidur di sofa. Ya ampun, bagaimana bisa ia tidur tanpa menutup pintu?

"Claire?"

Tak ada sahutan. Claire terlelap begitu saja di sofa. Ugh terpaksa aku menggendongnya ke kamar. Jangan salah, meski aku adiknya, tubuhku ini kuat menggendong kakakku setidaknya hanya berbatas sampai kamarnya. Kuangkat tubuhnya yang lusuh itu, kubawa menuju kamarnya. Wajahnya terlihat tenang. Darimana saja sih anak ini? Pulang larut malam hingga kelelahan seperti itu. Apa ia tidak memperdulikanku yang terus mengkhawatirkannya sejak tadi. Kudekatkan wajahku padanya lalu mengecup pipinya pelan. Kurapikan sedikit rambutnya yang berantakan, lalu berjalan melangkah menuju pintu kamar.

"Night, Clay" Kumatikan lampu kamar, lalu keluar kamar dengan menutup pintunya perlahan.

------

"Mom pulang"

Aku menelusuri arah pintu masuk. Disana Mom sedang melepas sepatunya lalu hendak berjalan menuju dalam rumah. Aku segera menghampiri Mom.

"Dylan, tolong bawa makanan ini ke dapur, tadi Mom kebetulan dapet dari kantor. Oh ya mana Claire?"

"Iya Mom. Hem, dia lagi tidur di kamarnya" Aku mengambil alih seplastik makanan di tangan Mom, mengecup pipi Mom singkat lalu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Kamu sama Clay udah makan malam?" Tanya Mom.

"Belum Mom. Clay tadi baru pulang langsung tidur" Jawabku dari dapur.

"Aduh kebiasaan banget tuh anak. Yaudah Mom bangunin dulu deh" Ucap Mom lalu segera menuju pintu kamar Claire.

"Jangan Mom. kesian dia baru tidur"

"Justru kesian dia belum makan malam, pasti laper"

"Terserah Mom deh"

Mom memasuki kamar Claire. Aku dapat mendengar omelan Mom, sepertinya karena Claire tidur sedangkan ia masih mengenakan seragam, tubuhnya kotor, dan keadaan kamarnya yang berantakan seperti habis terkena tsunami. Entah apa lagi yang terjadi di kamar kakakku itu, pastinya aku tak begitu perduli. Toh sudah setiap hari aku melihat Claire dimarahi Mom karena hal yang sama.

UNLESS (hiatus)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin