"Claireee...!""Clay dateng tuh!"
"Clayyyy!" Pekik teman-teman sekelasku saat aku, Andre, dan Ricky sudah kembali di kelas.
"Gimana? Lo dihukum?" Tanya Rosalie tak sabar. Aku heran mengapa sahabatku itu bertanya dengan heboh padahal aku sendiri juga sedang panik.
"Nanti gue bakal dipanggil ke ruang kepala sekolah" Jawabku lesu namun berusaha agar wajahku tak terlihat sedih. "Tapi sekarang gue ikut belajar dulu"
"Astaga Claire lo dalem masalah besar" Ucap Olive khawatir.
"Ya begitulah"
"Selamat siang"
Seseorang masuk ke dalam ruang kelas. Sial itu Mr.Smith! Kenapa dia datang kemari lagi? Itu muka keriput bikin gue langsung mual. Ugh.
"Lho? Kok Mr.Smith lagi?" Tanya Andre heran begitupun semua yang berada disini.
"Cepat duduk!" Perintah Mr.Smith tegas. Kami segera menuju kursi kemudian duduk.
"Karena ada sebuah kesalahan yang dilakukan seorang siswi badung-" Mata Mr.Smith menatapku tajam ketika berbicara lalu kembali menatap yang lain. "Ia dan anak badung lainnya membuat kesalahan hingga Mrs.Flow tak bisa mengajar untuk sementara, jadi saya yang akan menggantikannya untuk mengajarkan mata pelajaran sejarah"
Astaga dua kesalahan besar! Pertama guru tua itu sengaja nyinggung gue, yang kedua dia bakal gantiin Mr.Flow mengajar pelajaran sejarah. Persetan dengan semua hal sialan hari ini!
"Baiklah, sekarang siapkan buku sejarah kalian"
Kami tak bisa menolak meski sebenarnya ingin sekali mengusir Mr.Smith keluar sekarang juga. Aku mengeluarkan buku sejarah dengan jengkel. Mengapa aku harus menendang bola sialan itu hingga mengenai Mr.Flow? Mengapa aku harus bergabung ikut bermain bola? Mengapa aku harus bertemu dua guru menjengkelkan hari ini? Astaga ini memang salahku.
Selama 2 jam kami belajar sejarah dengan Mr.Smith. Komentar kami? Ugh Motherfucking shit! Aku bersyukur tadi tak tertidur karena terlalu bosan. Namun 2 kali aku dilempar spidol karena ketahuan berniat menyelepet ketiak Mr.Smith dengan penghapus.
Bel pulang berbunyi, semua teman-temanku dipersilahkan pulang. Aku merapikan buku dan barang-barangku dengan semangat hingga aku mengingat bahwa- DAMN! Siang ini aku harus menemui kepala sekolah. Setan.
"Maaf Claire gue nanti harus les piano jadi gak bisa nemenin lo" Ucap Rosalie. Oh Tuhan.
"Okey done" Jawabku santai. Astaga Clay ini bukan saatnya untuk santai!
Aku membawa tas menuju keluar kelas. Suasana sekolah sudah agak sepi. Aku berjalan menuruni tangga, melewati koridor, lalu berdiri mematung di depan pintu Ruang Kepala Sekolah. Oke ini saatnya. Sudah 3 bulan sejak terakhir kali aku masuk ruangan ini ketika dulu aku dipanggil Mrs.Jessie, sang kepala sekolah super duper menyeramkan itu. Perkaranya adalah karena aku memecahkan sebuah vas bunga kesayangan Mrs.Lily di meja pribadinya saat menyerahkan tugas kesenian. Permasalahannya bukan karena vasnya yang pecah, namun airnya yang menumpahi tumpukan raport siswa.
"Ayo masuk" Ucap seseorang, bukan, dua orang. Itu Andre dan Ricky. Entah apa yang mereka lakukan disini.
"Lo berdua ngapain?"
"Kita ikut tanggung jawab" Sahut Ricky.
"Yaudahlah. Ayo" Aku memutar kenop pintu lalu berjalan perlahan memasuki Ruang kepala sekolah itu diikuti Ricky dan Andre. Wangi ala Mrs.Jessie menyeruak ke hidungku ditemani dinginnya AC ruangan ini. Ini ruang kepala sekolah atau tempat pemakaman sih? Wangi minyak nyong-nyong nyengat banget ih.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
UNLESS (hiatus)
RandomClairyne atau sering dipanggil 'Claire', gadis dengan kepintaran di bawah rata-rata, makan rakus, otak lemot, jomblo merana, ekonomi keluarga kurang memadai, namun ia selalu ceria dan enggak pernah jaim sama siapapun. Beruntung, Claire jago akting...