12. TAKEN(?)

224 79 32
                                    


Author's POV

Claire duduk di sofa sambil meluruskan kakinya yang terasa amat pegal. Ia kelelahan. Bagaimana tidak? Sejak tadi ia terus-terusan take dan mengulangnya. Kesalahan yang ia lalukan membuat sang sutradara hampir kewalahan. Meski Claire memang menyukai dan tahu segala hal tentang per-film-an, tetap saja ini adalah hari pertamanya untuk beraksi menunjukkan bakatnya di hadapan sang sutradara dan semua orang di Dream Day. Sejak awal dirinya berusaha tidak nervous karena dirinya kerap menjadi pusat perhatian. Sulit diakui, meski banyak melakukan kesalahan, sutradara cukup puas dengan kemampuan Claire. Hasilnya bisa dibilang lumayan dengan kerja kerasnya itu.

Claire menoleh begitu pundaknya ditepuk ringan oleh seseorang, itu Kevin.

"Minum?" Tawar cowok yang hampir membuat Claire tergoda itu.

Claire tersenyum lalu mengambil sebotol air minum tersebut dari tangan Kevin lalu meneguknya. "Thanks"

Kevin mengambil posisi duduk di sofa tepat di depan Claire. Cowok itu bersandar di sofa dengan tampang cool-nya. Claire berusaha menahan degupan di jantungnya yang melompat-lompat kesana kemari.

"Well, gue suka deh sama lo."

Spontan mata Claire membelalak. Air yang baru saja diteguknya itu lantas langsung disemburnya hingga membuatnya batuk-batuk hebat.

Ia nyaris terkena serangan jantung.

"Astaga lo kenapa?" Kevin langsung bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Claire dengan panik. Diusap-usapnya bahu gadis itu sambil membantunya menarik nafas perlahan.

Lebay.

Claire sudah selesai dengan batuk lebay-nya itu. Kini dengan nafas yang sudah mulai teratur dan degupan jantung yang kembali normal, ia menatap Kevin dengan tatapan 'maksud omongan lo tadi itu apa?'. Yang ditatap nampaknya mengerti lalu terkekeh.

"Maksud gue tadi itu gue suka gaya lo pas di depan kamera. Lo keliatan udah profesional."

Claire mendadak kecewa. Ia pikir 'suka' Kevin tadi memiliki maksud dan arti lain. Sungguh ia sangat malu karena sudah terlalu percaya diri, bahkan menyembur Kevin dan terbatuk-batuk lebay. Ugh.

"Oh ya? Makasih. Lagian juga gue aja tadi salah mulu, daritadi diulang-ulang." Claire menggerutu namun senyum di wajahnya masih terpampang. Ia mencoba menjaga image di depan Kevin. Ia tak tahu saja bahwa tampangnya itu bisa membuat drakula bahkan tidak berani mendekatinya.

"Kan lo baru pemula, nanti juga terbiasa. Gue bisa ajarin lo kalo-"

"Claire itu tanggung jawab gue, dia partner gue."

Lantas Claire dan Kevin menoleh mencari asal pemilik suara itu. Brian baru saja memasuki ruangan istirahat tersebut lalu berjalan menghampiri sofa tempat mereka berdua sedang duduk.

"Mau ngapain lo disini?" Claire bertanya dengan ketus. Brian tak acuh. "Tumben lo mau ngakuin gue sebagai partner." Claire pun mencibir lalu dibalas tatapan nanar dari Brian.

"Berisik!" Sahut Brian dingin.

"Cemburu, huh?" Kevin memandang Brian sambil tersenyum penuh kemenangan. "Tenang, gue gak bakal rebut, Mr.Shiledz" cowok itu bangkit dari sofa lalu berjalan ke arah pintu meninggalkan kedua orang itu. "Gue duluan ya Clay, bye."
Ucapnya lalu menghilang di balik pintu.

Brian menarik sudut bibirnya membentuk senyum sarkas. "Fuck you ass."

Sedangkan Claire masih tak mengerti apa yang sedang terjadi.

UNLESS (hiatus)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin