Main cast :• Madison Iseman as Clairyne Theneva Falner
• Austin Mahone as Brian Alexander Shiledz
• Bryce Howard as Alice Falner
• Brooklyn Beckham as Dylan Andreva Falner
• Alexis G Zall as Rosalie Wharton
• Logan Lerman as Rasqal wharton
• Chris Pratt as Hendrix Kylend
• Chloe Moretz as Daniella Kylend
• Cameron Dallas as Kevin NelwansAuthor's POV
Hari silih berganti, hingga tak terasa tes pemilihan kini sudah memasuki tahap keempat. Sebuah tahap dimana tes akan semakin susah, yaitu peserta harus mengajak seorang partner untuk menjadi lawan dialognya. Mereka dituntut harus membuat tema dan diberi kebebasan mengetik naskah mereka sendiri sesuai keinginan.
Orang yang diajak pun tentunya lumayan spesial, karena menjadi point penting dalam keberhasilan para peserta kali ini. Juri juga memberi kebebasan untuk memilih siapapun, boleh adik, kakak, emak, bapak, nyai, engkong, atau pacar bagi yang punya pacar. Yang enggak punya pacar? Ya tanggung resiko, siapa suruh jomblo.
"DYLAN PLIIIS? MAU YA? YA? YA?" Hal yang sulit bagi tokoh utama kita kali ini. Ia sedang mati-matian merayu adik tersayangnya untuk menjadi sukarelawan partner.
"Ogah ah, udah gue bilang gue ada tanding basket nanti sore jadi harus latihan sekarang. Lagian temen gue juga bakal jemput sebentar lagi." Tolak Dylan sambil membersihkan debu dari sepatu sport-nya dengan tissue. "Jangan pasang muka sok unyu gitu deh, Clay, kalo cakep mah mendingan."
"Anjir." Claire mendecak sebal. "Coba sekarang lo pilih kakak lo atau pertandingan itu, Dyl. Jawab gue, ini mempertaruhkan status adik kakak kita. Mana yang lebih penting."
"Ya pertandingan lah." Sahut Dylan santai. Dasar adek durhaka, batin Claire.
"Tega lo, jadi pengen nangis gue, Dyl. Gue harus mohon gimana lagi, sekali doang kok plis," Claire menyusul Dylan yang kini mulai bangkit dari lantai selepas membersihkan sepatu. Dipegang erat telapak tangan adiknya itu tanpa henti memasang wajah melas.
Terdengar ketukan pintu dari luar. "Dylan, ini Demian. Gue tunggu di luar." Ternyata temannya Dylan, si Demian. "Gece buruan!"
"Tuh kan temen gue udah jemput. Gue berangkat ya?"
"Dyl, liat muka melas gue napa."
"Fine." Dylan menghirup napas panjang lalu menatap wajah Claire dengan serius.
"Ih tampang lo kayak mau perkosa gue."
"Lah tadi minta diliatin,"
"Bukan kayak gitu ih!" Claire cemberut.
Dylan mencapit kedua pipi kakaknya itu sambil tersenyum. "Kakakku yang cantik jelita, maap gue bukannya gamau nolongin lo jadi partner. Cuma, gue gak tau apapun tentang akting. Daripada gue jadi alesan lo gagal nanti gara-gara akting gue payah trus lo jadi benci sama gue, mending lo ajak temen lo, siapalah yang berbakat akting biar lo berhasil nanti. Sekarang gue harus pergi jadi gue pamit pergi dulu ya, bye!"
Setelah berkata demikian, Dylan buru-buru kabur melalui pintu sebelum Claire sempat berbicara.
"Anjrit malah kabur." Gumam Claire jengkel, namun mau apa lagi? Ia tidak bisa memaksa Dylan untuk tidak ikut pertandingan basket demi dirinya. Kali ini pikirannya sudah mentok. Ia sudah meminta pada Rose, Rasqal, Kayla, Viona, Anne, Ricky, Jack-oh tidak- tapi mereka semua sedang remedial pelajaran sastra sore ini di ruangan Mr.Kenned. Ia juga sudah meminta tolong pada Kezia maupun Jean, namun mereka juga sedang sibuk mengikuti tes pemeran dari tempat lain.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
UNLESS (hiatus)
RandomClairyne atau sering dipanggil 'Claire', gadis dengan kepintaran di bawah rata-rata, makan rakus, otak lemot, jomblo merana, ekonomi keluarga kurang memadai, namun ia selalu ceria dan enggak pernah jaim sama siapapun. Beruntung, Claire jago akting...