.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
.Rapat yang berlangsung cukup lama tersebut, akhirnya telah usai dengan hasil akhir yang cukup memuaskan antara dua perusahaan yang saling menjalin mitra bisnis mereka.
Meskipun masih ada beberapa mess diawal, setidaknya ini tidak terlalu memengaruhi jalannya rapat.
Walaupun...
Tak dapat di pungkiri, kalau selama rapat terus berjalan, emosi Minho sedikit terpancing apalagi ketika harus melihat wajah si brengsek Jeongin itu. Jika saja ini bukan di waktu rapat, mungkin Minho sudah berduel dengan Jeongin beberapa waktu lalu.
"Saya ucapkan selamat untuk kerjasama perusahaan kita ini, tuan Lee Minho." Ucap Jeongin begitu dirinya dan Minho saling berpapasan hendak keluar dari ruangan rapat tersebut. "Kayaknya kita bakal sering ketemu habis ini." Lagi, yang lebih muda kembali berucap.
Namun Minho sama sekali tak menggubris nya. Justru dengan tatapan mata tajam bakal sinar laser tersebut, Minho berjalan santai keluar dari dalam ruangannya di ikuti oleh beberapa temannya-Chan, Hyunjin juga Seungmin.
Sedangkan Jeongin sendiri yang mendapat respon kurang mengenakan dari Minho, hanya bisa berdecak kesal saja. "Hey! Tuan Lee Minho!"
Panggilan cukup keras yang Jeongin serukan tadi, sukses membuat langkah Minho terhenti sejenak.
"Tolong titipkan salam saya ke kak Jisung ya! Bilang, kalau saya ingin bertemu dia lagi!"
Dan perkataan itu menjadi batas Minho untuk menahan rasa emosinya sejak tadi. Maka tanpa pikir panjang, Minho langsung berjalan cepat menghampiri Jeongin, meraih kerah baju pemuda itu dengan kasar sembari mendelik marah kearahnya.
"Cukup selama rapat tadi saya tahan amarah saya ke kamu ya, bocah sialan. Sekali lagi kamu sebut nama Jisung dengan mulut kotor kamu, saya banting kamu sekarang juga." Geramnya dengan nada penuh emosi.
"Yang benar aja, saya putra dari tuan Yang lho~ anda berani perlakuin saya kasar begini? Gimana kalau-"
"Persetan! Mau kamu anak presiden sekalipun juga kalau kamu berani macam-macam sama Jisung, saya gak segan-segan kebiri kamu, paham?!"
Tubuh Jeongin mulai sedikit merasa bergetar, jujur ia mulai merasa takut apalagi melihat bagaimana kilatan amarah di mata Minho yang kentara sekali. Tapi sebisa mungkin ia bersikap biasa saja, jika ia sampai goyah makan harga dirinya yang di pertaruhkan.
Berbeda dengan Hyunjin dan Chan yang nampak panik sendiri ketika melihat Minho yang menyerang tiba-tiba putra dari presedir Yang itu.
Meskipun sejujurnya mereka tak tau ada konflik apa di antara kedua orang itu, tapi yang pasti konflik ini pasti menyangkut soal Jisung.
Jika hal ini tidak di hentikan, bisa-bisa muncul rumor aneh yang bisa mengancam perusahaan mereka nanti. Hiiiy~
"Ho, kayak nya lo tenang dulu deh, kita balik ke ruangan dulu yuk. Ngopi santuy dulu kita, ya?" Bujuk Hyunjin yang mencoba untuk melepaskan cengkraman Minho pada kerah baju Jeongin.
"Seengaknya biarin gue ngasih satu pukulan ke bocah sialan ini, Hyun."
"Ho, jangan gila. Gue tau lo kaya, tapi pikirin rakyat kecil kayak kita, Ho. Cicilan gue masih banyak, gue belom siap kantor ini kena skandal dimana-mana." Tungkas Chan ikut menimpali.
Dan berkat usaha dari kedua temannya itu, beruntung Minho mau mendengarkan mereka dan melepaskan cengkraman nya pada Jeongin.
"Lo! Kali ini lo selamat ya bocah. Lain kali kalau lo berani ganggu Jisung lagi, mati lo sama gue. Brengsek!" Persetan dengan bahasa ucapannya, emosinya sudah tersulut sejak tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Фанфик[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...