.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
."Jisung, lo udah siap belom? Bentar lagi mulai nih."
"Sabar elah, masih ada waktu 20 menit lagi. Jadi biarin gue mempercantik diri."
"Banyak gaya ni lacur satu."
"Yee anjir! Gue kan kayak gini untung di elo juga monyet. Kalo gue jelek, emang lo mau bisnis lo ancur, hah?!"
"Kalem atuh dih! Yaudah dandan yang cantik, tapi jangan kelamaan!"
"Iya iya! Brisik ah! Sana pergi! Gue lagi pake lipstik nih, ntar kecoret kalo Lo ajak ngomong terus!"
Changbin hanya terkekeh saja saat Jisung mulai mengibaskan tangannya bermaksud memberi gestur padanya agar segera pergi dari sini.
Tidak sopan memang padahal disini ia bosnya, tapi ya begitulah sikap Jisung kepada siapa aja. Untung Changbin itu tipikal orang yang santai, jadi jika Jisung bersikap semena-mena padanya, ia tak masalah. Toh, Jisung sudah ia anggap seperti teman serta adik baginya. Walopun sedikit menyebalkan.
Sepeninggalan Changbin dari ruang hiasnya. Jisung kembali menatap dirinya dari pantulan kaca.
Sedikit mengagumi pesona dirinya yang selalu terlihat menarik dan anggun.
"Gue manis banget gila...wajar sih kalo banyak cewek-cewek ganjen yang sirik sama gue."
Jisung sedikit bangkit dari kursinya. Memutar mutar tubuhnya yang ramping untuk ukuran lelaki.
Jisung memang tergolong dalam lelaki yang memiliki tubuh mungil dan kecil, ditambah wajahnya yang manis jadi banyak sebagaian orang mengira dirinya itu perempuan.
Jemari tangan lentik itu ia bawa untuk mengambil sebuah lingerie yang sudah ia siapkan sejak tadi. Memakaikannya ke tubuh indahnya sambil terus berkaca.
"Han Jisung....lo bener-bener jalang penggoda banget." Ucap Jisung pada dirinya sendiri.
Senyum miris tercipta di wajah manisnya.
Terkadang Jisung suka merasa miris dengan kehidupannya yang benar-benar berubah sejak dirinya terjerumus kedalam dunia 'gelap' ini.
Han Jisung—Sosok jalang penggoda dengan daya tarik yang luar biasa.
Hanya dengan kedipan mata saja, Jisung mampu menghipnotis para kaum lelaki untuk menikmati dirinya. Menjual dirinya untuk di nikmati oleh para lelaki dengan dompet tebal.
Jisung rela melakukan semua itu hanya untuk uang dan kesenangan dirinya semata. Hidup dengan banyak uang tanpa perlu merasa kekurangan. Tanpa perlu memikirkan beban hidup yang terus bertambah, dengan adanya uang bagi Jisung sudah menjamin segalanya.
Menurutnya hidup seperti itu sudah cukup sempurna untuknya.
Tak apalah ia mencari uang dengan cara yang kotor. Toh percuma saja dirinya kerja keras di tempat-tempat yang lebih aman tapi hasilnya tidak sama sekali ada kan hanya buang-buang tenaganya saja.
Lebih baik melacur saja. Hanya perlu menggoda mereka, melakukan one night stand lalu meminta bayaran dengan nominal selangit besoknya Jisung bisa langsung menjadi orang kaya.
Masa bodo dengan harga dirinya, atau banyak yang menggunjinginya buruk. Jisung sudah terlalu kebal dengan segala hinaan juga cacian itu. Percuma juga menyangkal, toh memang benar dirinya itu adalah seorang 'jalang.'
Yang terpenting Jisung masih memiliki orang-orang baik yang selalu ada untuknya disituasi apapun dirinya berada, baginya ia sudah cukup. Pengakuan dari orang lain sama sekali tak penting lagi baginya.
Yeah begitulah kehidupan, dia yang menjalani hidup tapi orang lain yang terus mengomentari. Dunia semakin lucu saja sekarang ini.
Jisung juga sama sekali tak membutuhkan pendamping ataupun pasangan. Menurutnya itu merepotkan. Tanpa pasangan ataupun pendamping hidup Jisung sudah cukup baik. Lagi pula, memang ada yang mau memacarinya jika tau jati dirinya yang sebenarnya? Jisung jamin orang itu pasti akan langsung memandang jijik kepadanya.
Jalang penggoda adalah julukannya untuk saat ini.
"Jisung! Lo udah siap belom?"
"Udah nih!"
Changbin memandang kagum pada pemuda dihadapan nya. Jisung dengan segala pesona nya adalah hal paling berdosa di bumi ini.
Changbin membawa tangannya untuk mengelus Surai lembut milik Jisung. "Lo cantik sung, cantik banget. Sayang kecantikan lu kayak gini harus di nikmatin sama orang-orang bejat diluar sana."
Senyum tipis Jisung tampilkan, dan itu membuat sesuatu di dalam hati Changbin sedikit berdenyut nyeri. Bagaimana pun juga Changbin lah yang sebenarnya membuat Jisung harus terjerumus di dunia yang gelap ini.
"Sorry ya? Gue harus bikin lo kejebak di lingkungan kotor begini."
"Gapapa kali, kak. Lagian kan dari awal gue juga yang minta, lo cuman bantu doang."
"Tetep saja sung, gue jadi ngerasa....bersalah."
Jisung terkekeh pelan melihat raut wajah Changbin yang memelas. Itu terlihat konyol dan bukan gaya Changbin sekali.
"Yaelah biasa aja kali, kak! Muka lo keliatan lembek banget kalo kayak gitu."
"Ck—merusak suasana aja lo, kampret!"
"Bodo ah! Dah ya, gue mau tampil. Mau bikin orang-orang makin tergila-gila sama gue."
"Lacur banget sumpah."
"Oh iya dong! Gue lacur tapi berkelas!"
"Ya, ya, ya! Cari duit yang banyak! Kalo bisa peres semua duit mereka, sung!"
"Okidoki! Dijamin mereka berani bayar gede buat gue!"
Dan setelahnya Jisung melenggang pergi keluar dari dalam ruang riasnya, meninggalkan Changbin yang hanya tersenyum miris saja menatap kepergian Jisung.
"Kasian gue sama Jisung, masih muda tapi jalan hidupnya harus seberat ini." Gumam Changbin lirih, namun setelahnya ia justru terkekeh. "Tapi meskipun gitu, Jisung masih aja kuat ngehadepinnya. Heran, itu orang kayaknya punya jiwa petarung banget dah."
---[TBC]---
Sbnrnya ini book udh lama nganggur di draft.
Cuman baru aja skrng di publish. Semoga gaya bahasanya gak plek ketiplek ya😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Fanfiction[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...