.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
.Entah ini hanya perasaan Minho saja, atau memang benar, beberapa hari ini jika Minho perhatikan Jisung sering sekali terlihat termenung sendiri entah memikirkan apa.
Terkadang pemuda manis itu juga lebih sering menelfon ataupun pergi bertemu dengan Felix dengan alasan 'ada urusan pribadi'.
Tentu jika menyangkut urusan pribadi, Minho sebenarnya tak mau ikut campur. Tapi kali ini ia benar-benar penasaran dengan 'urusan pribadi' milik Jisung.
Pasalnya, malam itu Minho tak sengaja melihat Jisung terisak sedih entah karna apa. Dan itu membuat Minho pun ikut sedih juga, ia pikir mungkin Jisung punya masalah yang cukup rumit.
Tapi bukan kah lebih baik ia bercerita pada Minho? Minho akan dengan suka rela mendengar keluh kesah pemuda manis itu, bahkan mungkin ia akan senang jika Jisung meminta bantuannya. Ia jadi merasa berguna.
Jika pun ia meminta Jisung untuk mengatakannya, ia yakin Jisung tak akan sepenuhnya mengatakan semuanya, dan mungkin saja itu akan membuatnya risih.
"Hhhhhh..." Helaan nafas kasar keluar begitu saja dari belah bibir Minho.
"Tumben lo banyak ngehela nafas belakangan ini. Kayaknya 10 kali lo udah ngelakuin itu."
"Lo dari tadi ngitungin?"
"Gak sih, perkiraan doang. Hehehe." Hyunjin hanya menampilkan senyuman bodohnya saja yang begitu menyebalkan untuk Minho. "Btw, Ho. Lo lagi ada beban pikiran ya?"
"Sok tau."
"Yeee gue emang tau, babi! Itu kebiasaan lo kalo ada hal yang lu pikirin. Lo mikirin apa emang? Proyek lagi?"
Minho menggeleng pelan, lalu sedikit mengusap wajahnya kasar. "Bukan apa-apa sih, cuman—"
"Cuman apa?"
"Gak, gak jadi. Btw Jin, gue mau minta tolong sama lo."
"Apaan? Kalo susah-susah gue gak mau."
"Gampang kok, gue yakin lo ahlinya soal ini."
"Yaudah, apa?"
Minho sedikit mengembangkan senyum puasnya pada Hyunjin.
"Gue mau lo jadi penguntit buat Jisung."
❣︎❣︎❣︎❣︎❣︎
Jisung pulang sangat larut dari biasanya. Ia baru saja selesai kuliah serta menjenguk Anna di rumah sakit. Sedikitnya Jisung merasa bersyukur kondisi Anna semakin membaik dari sebelumnya.
Dengan langkah lelah, Jisung memasuki rumah Minho tanpa menyadari jika pemilik rumah sedang duduk di sofa menunggu dirinya pulang.
"Baru pulang, hm?"
Suara bariton milik Minho mengalihkan atensi Jisung saat ini. Lelaki manis itu sedikit tersentak ketika melihat Minho yang kini menatapnya intens.
Namun sebisa mungkin ia mengontrol ekspresi lebih normal, ia sungguh tak ingin Minho mencurigai dirinya, mengingat bila lelaki itu sebenarnya memiliki kepekaan yang cukup baik.
"K-kak Minho, kok udah pulang?"
"Tugas kantor lagi gak banyak, jadi gue milih pulang hari ini." Ujarnya setelah itu berjalan mendekat kearah Jisung. "Tumben Ji, lo pulangnya malem banget. Abis darimana?"
"G-gue abis kuliah kak, kebetulan kuliah malem, jadi pulangnya telat."
"Bukannya pergi ketempat lain dulu?" Ucapnya dengan nada sedikit menuding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Fanfiction[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...