Part 4

264 39 29
                                    

"Berapa keuntungan dari hasil menjual aku kemarin?" Ucap Tay pada Singto yang kini sedang menghitung hasil penjualan kemarin.

"Lumayan banyak, apa sebaiknya kita melakukan cara kemarin?" Ucap Singto membuat Tay langsung memukul lengan Singto setelah mendengar itu.

"Ayolah, bukankah kalian sudah berjanji akan bersaing secara sehat? Pasang harga normal hari ini, toko sebelah juga akan melakukan hal yang sama!!" Ucap Tay.

"Cih, baiklah. Hari ini aku akan belanja untuk keperluan toko. Jaga toko dengan baik" Ucap Singto.


****
"Akhirnya beban keluarga pulang sekarang" Ucap New saat melihat kedatangan Krist.

"Apa aku masih bisa di sebut beban keluarga? Toko ku bahkan sangat ramai kemarin" Ucap Krist membela diri.

Saat ini Krist memang sedang pulang ke kota asalnya, bermaksud ingin bertemu dengan mama dan papanya, tapi malah mendapatkan bonus bertemu dengan phi-nya! Ya, Krist adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara. Padahal New sudah mempunyai rumah sendiri, dan jarang pulang, tapi sekarang mereka malah bertemu di rumah orang tua mereka.

New adalah pria yang mandiri dan pekerja keras, dia bekerja di perusahaan papanya, itu sebabnya dengan entengnya New mengatakan jika Krist beban keluarga, karna sebenarnya memang benar apa yang di katakannya itu.

Mungkin karna Krist masih sangat muda, jadi apa yang bisa Krist lakukan selain menghabiskan uang orang tuanya? Krist juga tidak sedang kuliah, ya pria itu memang sedikit pemalas dan lebih suka bersenang-senang dari pada belajar.

Karna muak di katakan beban keluarga, Krist merengek pada papanya meminta untuk di beri modal membuka toko di kota X, kenapa sampai sejauh itu? Karna Krist malas satu kota dengan New, selain itu alasannya tentu karna ingin belajar mandiri, tapi faktanya mamanya tak bisa berjauhan terlalu lama dengan anak bungsu kesayangannya, itu sebabnya minimal satu minggu sekali Krist pasti pulang ke rumah.

"Benarkah? Bukankah itu hasil menjual sepupu mu?" Sindir New.

"A-apa maksud phi!?" Ucap Krist.

"Off melapor pada ku jika kamu menjual dia" Ucap New.

"Aku? Tidak... Aku hanya memberi hadiah untuk para pelanggan ku" Ucap Krist.

"Sudahlah New, biarkan Krist berbisnis dengan caranya sendiri, bukankah kamu ingin melihat adikmu mandiri, sekarang dia sudah belajar, kenapa masih kamu marahi?" Ucap Anna, mama Krist dan New.

"Mama memang selalu mengerti aku" Ucap Krist sembari memeluk mamanya.

"Papa dengar dari Off, ada toko di samping toko mu?" Ucap Edward, papa Krist.

"Huh, yeah" Ucap Krist malas.

"Kenapa kamu terlihat malas membahas toko samping toko mu? Apa dia menjadi saingan yang kuat untuk mu?" Ucap New dengan nada mengejek.

"Cih, tidak. Tokonya bahkan sering sepi selama toko ku buka" Ucap Krist sombong.

"Phi memperhatikan mu, Krist! Jangan bersikap seakan phi tak tahu apa-apa!" Ucap New.

"Lain kali jangan suruh aku pulang jika pria ini ada di rumah!!" Ucap Krist marah.

"Ayo kita makan, kamu pasti belum makan siang kan?" Ucap Anna, mencoba untuk melerai keduanya.

"Ya" Ucap Krist.

Krist dan mamanya pergi dari ruang tamu meninggal New dan Papanya.

"Lain kali jangan seperti itu lagi dengan adik mu, New. Hargai usahanya!" Tegur Edward.

"Apa papa tahu dia bahkan belum tahu berapa kerugian tokonya selama dia buka? Aku mendengar semua itu dari Off. Dia benar-benar keterlaluan, kedatangannya kesini pasti karna ingin meminta uang untuk belanja keperluan toko! Bukankah harusnya dia belanja menggunakan uang tokonya!? Bahkan untuk memutar modal saja dia tak bisa!" Ucap New sinis.

"Kita lihat sampai kapan Krist akan seperti itu. Jangan langsung di marahi, bukankah setidaknya dia sudah berusaha?"

"Cih, mama dan papa sama saja!" Ucap New sambil berjalan pergi dari sana menyusul mama dan adiknya.

Terlihat di meja makan, Anna sedang melayani Krist dengan sangat baik, mengambilkan Krist banyak lauk hingga piringnya penuh.

"Makan yang banyak agar otak mu pintar" Ucap New.

"Phi!!!" Ucap Krist.

"Ayo makan, New. Jangan mengganggu adik mu" Ucap Anna.

New duduk di samping mamanya, dia mulai memakan makanannya, kini mereka makan dalam diam.

"Ma" Ucap Krist setelah makanannya habis.

"Minta uang untuk belanja keperluan toko dan keperluan ku disana" Itu New yang bicara, karna sudah dapat di tebak apa yang ingin Krist bicarakan.

"Bukankah harusnya kamu mendapatkan untung selama membuka toko? Harusnya kamu sudah bisa membiayai dirimu sendiri!" Ucap New.

"Aku... Hmm... Ini yang terakhir!!" Ucap Krist.

New memberikan sebuah kartu pada Krist.

"Terima kasih phi" Ucap Krist sambil tersenyum.

Ya, walau New terlihat suka mengejek adiknya tapi sebenarnya dia sangat menyayangi adiknya itu, New melakukan itu hanya agar adiknya mandiri, itu saja tak ada niat lain.

"Jika kamu masih meminta keperluan toko setelah ini, phi akan menutup toko mu!" Ancam New.

Tutup? Toko sebelah pasti akan bahagia melihat mereka tutup! Juga Singto pasti akan tahu penyebabnya tutup karna bangkrut kan? Krist tak mau itu terjadi! Dimana harga dirinya, baru beberapa bulan buka sudah bangkrut!!










Tbc.

Enemies To Lovers ✓Where stories live. Discover now