Sudah 3 bulan Krist belum juga pulang, New dan kedua orang tuanya semakin mengkhawatirkan Krist sekarang, apa dia makan dengan baik? Dimana dia tidur? Apa lagi Krist pergi tanpa membawa dompetnya, dia hanya membawa mobilnya dan New juga tak berhasil melacak keberadaan mobil Krist. Nyonya Anna berulang kali masuk rumah sakit karna terlalu memikirkan Krist sehingga membuat New semakin merasa bersalah, New menyalahkan dirinya sendiri atas perginya Krist.
Saat ini Krist sedang membantu Singto di tokonya, mengangkat banyak barang yang baru saja datang, membawanya ke gudang.
Selama ini Krist memang berkerja keras membantu sang kekasih, dia cukup tahu diri 'kan? Apa lagi Krist tak mempunyai uang, itu sebabnya dia membantu Singto di toko tak peduli dengan melakukan pekerjaan berat sekalipun meskipun tanpa gaji. Ya, Krist memang tak pernah mau menerima uang yang di berikan oleh Singto, padahal Singto pernah ingin memberinya gaji tapi Krist menolak itu, dengan Singto selalu memasak untuknya setiap hari, dan terkadang menemaninya tidur di toko itu sudah lebih dari cukup sebagai upah bagi Krist.
"Krist..." Ucap Off sehingga membuat Krist menoleh ke belakang.
Krist terkejut saat melihat kedatangan Off, dia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan phinya.
"Aku datang sendiri kesini" Ucap Off yang paham maksud Krist.
"B-bagaimana kamu tahu aku disini?"
"Sejak phi New mengatakan kamu melarikan diri aku sudah bisa menebak kamu pasti kesini" Ucap Off.
"Apa kamu memberitahu keberadaan ku pada phi New?"
"Tidak, tapi maksud kedatangan ku kesini karna ingin menyuruh mu pulang. Tante Anna terus menangis memikirkan keadaan mu, Krist. Bahkan Tante Anna sudah 3 kali keluar masuk rumah sakit dalam bulan ini"
"Bukankah sudah cukup kamu pergi selama 3 bulan? Aku sengaja tak mencari mu kesini saat awal phi New mengatakan pada ku jika kamu pergi dari rumah karna aku ingin memberimu waktu untuk bersama kekasih mu, tapi sekarang sudah cukup semuanya, ayo pulang" Ucap Off.
"T-tapi Off. Phi New pasti akan semakin memarahi ku nanti"
"Apa kamu tak rindu dengan mama mu? Papa mu? Dan juga phi mu?"
"Y-ya... T-tapi--"
"Pulang Krist, benar kata Off" Ucap Singto, sejak tadi Singto memang mendengar pembicaraan Krist dan Off.
"Phi, bisa saja itu hanya akal-akalan phi New, lalu saat aku pulang nanti mereka akan memaksa ku menikah dengan seorang wanita. Apa phi mau ku tinggal menikah?" Ucap Krist menakuti Singto, tapi ketakutannya itu bisa saja benar, New bahkan pernah menyewa jalang untuknya, bisa saja New nekat memaksanya menikahi seorang wanita nanti.
"Tidak akan, Krist! Setidaknya jenguk mama mu, jangan jadi anak durhaka!" Ucap Off.
"Bukankah kita sudah bersama selama 3 bulan ini?" Ucap Singto.
"Aku tak mau berpisah dengan phi Sing" Lirih Krist.
"Kamu hanya ku suruh pulang ke rumah mu, bukan berarti kita putus" Ucap Singto.
"Phi tega pada ku. Bagaimana jika aku merindukan phi nanti?" Ucap Krist.
"Kasian mama mu, Krist" Ucap Singto.
Sejujurnya Singto juga tak mau berpisah dengan Krist, tapi Krist masih punya keluarga, dia punya orang tua yang lengkap dan punya phi, rasanya Singto jahat jika terus membiarkan Krist bersamanya tanpa memperdulikan keluarga Krist yang terus mencari Krist.
"Baiklah" Lirih Krist.
Krist berjalan menghampiri Singto dan memeluk tubuhnya.
"Phi sendiri yang menyuruh ku pulang, itu artinya phi siap dengan segala konsekuensinya, entah apa yang akan phi New lakukan pada ku nanti, cepat atau lambat, aku pasti akan menemui phi Sing lagi, tolong setia pada ku, jangan pernah berpikir untuk selingkuh di belakang ku, phi" Ucap Krist.
YOU ARE READING
Enemies To Lovers ✓
FanfictionBerawal dari musuh, lalu berakhir menjadi sepasang kekasih (?) *Top Krist, Bot Sing.