Singto terbangun dari tidurnya saat merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya, perlahan Singto membuka matanya, dia terkejut saat melihat Krist memeluknya, Singto mengucek matanya memastikan sekali lagi jika yang memeluknya sekarang benar-benar Krist.
Singto mendorong tubuh Krist sehingga membuat pelukan Krist terlepas, begitu juga dengan selimut yang menutup tubuh polos mereka membuat tubuh Singto bergetar, dia telanjang sekarang, sedangkan Krist hanya memakai celana pendek!
"KRIST!!!" Teriak Singto membangunkan Krist dari tidurnya.
"Ya, phi? Ada apa?" Ucap Krist yang terkejut.
"A-apa yang kamu lakukan padaku!" Ucap Singto.
Singto mengeratkan selimut di tubuh polosnya, wajahnya terlihat sangat merah, Singto benar-benar marah.
"Aku tak melakukan apapun" Ucap Krist.
"B-bohong... Dimana pakaian ku!?" Ucap Singto marah.
Krist meremas rambutnya, bagaimana dia bisa lupa memakaikan kembali pakaian Singto semalam! Krist terlalu lelah itu sebabnya dia langsung tidur setelah menyelesaikan urusannya di toilet.
Air mata menetes membasahi pipi Singto sehingga membuat Krist semakin merasa bersalah.
"Phi, aku benar-benar tak melakukan apapun" Ucap Krist.
Singto mencoba mengingat tadi malam, dia bisa mengingat dengan jelas saat mereka minum bersama, dan samar-samar Singto ingat Krist mencium bibirnya. Singto memegang bibirnya yang terasa bengkak, kemudian menatap tajam pada Krist.
"Ya, aku mengaku, aku memang mencium bibir phi" Ucap Krist yang paham dengan tatapan Singto.
"K-kamu... Kamu gay!!" Ucap Singto.
"Iya, kenapa?" Ucap Krist.
Singto semakin menangis kencang saat mendengar itu, bagaimana bisa dia tidur bersama pria gay tadi malam, bahkan tanpa menggunakan pakaian!!
"Phi, jangan menangis" Ucap Krist sambil mendekati Singto.
"Jangan mendekat!! Aku membencimu!!" Teriak Singto sambil berusaha memukul tubuh Krist agar menjauh darinya.
Krist masih berusaha untuk memeluk Singto, bermaksud memenangkannya namun Singto malah semakin mengamuk karna takut.
"Berhenti phi!!" Ucap Krist saat dia berhasil memegang dua tangan Singto, kini Singto terbaring di bawah kukungan Krist sehingga membuat Singto semakin ketakutan.
"Krist, jangan." Ucap Singto.
"Aku hanya meminta phi agar berhenti memukul ku" Ucap Krist.
"Aku memang mencium phi semalam, dan sedikit meraba tubuh phi, hanya itu" Ucap Krist.
"B-benarkah?" Ucap Singto dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ya, jangan khawatir, pantat phi masih aman" bisik Krist sehingga membuat Singto kembali ketakutan mendengar itu.
"Kenapa harus setakut itu, aku juga manusia sama seperti phi" Ucap Krist.
"K-kamu aneh!" Ucap Singto.
Ini kali pertama Singto bertemu orang seperti Krist, maksudnya seorang pria yang menyukai pria, itu sebabnya Singto menganggap Krist aneh, dan sedikit takut dengan Krist, apa itu bisa di sebut homophobic? Entahlah, tapi Singto hanya menganggap aneh, tak membencinya, mungkin dia akan benci jika Krist memperkosanya.
"Aku kenapa?" Gumam Krist bingung.
"B-bukankah lebih nikmat mencium wanita!" Ucap Singto.
"Phi bicara seperti itu seakan phi sudah merasakannya" ejek Krist, dia ingat tadi malam Singto ingin mencium Jane namun Jane menolak ketakutan, dan saat Krist mencium Singto, Singto mengatakan itu ciuman pertama mereka, itu artinya Singto belum pernah mencium kekasihnya kan?
YOU ARE READING
Enemies To Lovers ✓
FanfictionBerawal dari musuh, lalu berakhir menjadi sepasang kekasih (?) *Top Krist, Bot Sing.