Semenjak toko sebelah buka, toko Singto mendadak sepi pengunjung, entah apa sebabnya, ini yang di takutkan oleh Singto sejak dulu, jika dia yang membeli toko di sebelahnya sekarang dia pasti tak akan mempunyai saingan.
"Ada apa lagi di toko sebelah?" Tanya Singto, saat melihat banyak orang ke toko sebelahnya.
"Di sana ada promo" Ucap Tay.
Sudah terhitung 3 bulan dia memiliki saingan, dan selama 3 bulan ini toko sebelah selalu memberi diskon dan promo, apa dia tak rugi?
"Apa yang harus ku lakukan untuk menarik pengunjung!!" Ucap Singto sambil meremas rambutnya.
"Bagaimana jika kita memberi diskon untuk beberapa produk yang hampir expired? Dari pada produk itu di buang sia-sia, lebih baik di jual dengan harga murah kan?" Ucap Tay memberi usul.
"Itu ide bagus!" Ucap Singto.
Singto berjalan keluar dari tokonya, dia menatap toko sebelah, terlihat jika sang pemilik sedang memainkan ponselnya seperti ingin pergi.
Selama 3 bulan ini mereka bahkan belum pernah bicara, dan berkenalan, itu sebabnya Singto benar-benar menganggap jika pemilik toko sebelah adalah musuhnya!
Singto menjalankan mobilnya ke sebuah restoran, di waktu yang sama sebuah mobil juga berhenti di samping mobilnya, Singto keluar dari mobil begitu juga dengan sang pemilik mobil yang berhenti di dekat Singto.
Ini bukan sebuah kebetulan kan? Kenapa Krist bisa ada di restoran yang sama dengannya.
"Hai" Ucap Krist mencoba untuk menyapa Singto, walau mereka belum berkenalan tapi Krist tahu Singto adalah pemilik toko di samping tokonya.
Krist memang sudah pernah bicara dengan Tay dan beberapa karyawan toko Singto yang lainnya, itu sebabnya dia jadi tahu tentang Singto, dan tentunya dia tahu pria yang berdiri di hadapannya sekarang 7 tahun lebih tua di atasnya.
Singto hanya memasang wajah datar dan berjalan masuk ke dalam restoran tersebut sedangkan Krist menatap bingung, ini kali pertama mereka bertemu secara dekat kan? Tapi kenapa dia di abaikan? Apa Singto tak mendengar sapaannya tadi?
Krist ke restoran memang ingin makan siang, dia melihat satu kursi dan langsung duduk di kursi itu, tak lama Singto datang, dia menatap tajam pada Krist.
"Pergi, ini tempat ku" ucap Singto.
"Huh? Bukankah aku lebih dulu duduk disini?" Ucap Krist.
"Tapi aku sudah menyimpan ponsel ku di kursi ini!! Itu artinya ini milik ku!!" Ucap Singto.
Krist bahkan baru sadar ada ponsel di kursi hadapannya. Krist melihat sekitar tak ada meja yang kosong.
"Apa aku boleh disini, phi? Aku sudah sangat lapar, phi bisa melihat sendiri tak ada meja yang kosong, dan rasanya aku malas jika harus mencari restoran lain." Ucap Krist.
"Aku tak peduli, dan aku tidak mau satu meja dengan mu!!" Ucap Singto tajam.
"Apa aku punya salah? Bukankah kita baru bicara hari ini? Kenapa phi terlihat sangat membenci ku?" Ucap Krist sembari beranjak dari duduknya.
"Phi pemilik toko samping toko ku 'kan? Perkenalkan nama ku Krist" Ucap Krist sambil mengarahkan tangannya ke hadapan Singto berharap Singto mau menjabat tangannya.
"Aku tak peduli, pergi dari sini!!" Ucap Singto.
"Hah?" Ucap Krist yang semakin bingung.
"Pergi!!" Ucap Singto dengan wajah kesalnya, wajahnya bahkan memerah terlihat dia benar-benar membenci Krist.
"Baiklah" Ucap Kris, dia memilih untuk keluar dari restoran itu, takut Singto akan semakin marah padanya.
Sebelum Krist masuk ke mobilnya dia melihat mobil Singto yang berada di samping mobilnya.
"Aku tak tahu apa salah ku, tapi ku pikir ini cukup untuk memberi phi pelajaran" Gumam Krist sambil menusuk ban mobil Singto hingga kempis.
Krist benar-benar kesal, dia sudah mencoba untuk bicara baik-baik namun balasan Singto seperti orang yang tak mau bersahabat dengannya, jadi dia membalas Singto dengan membuat ban mobil Singto kempis.
Hampir 30 menit Singto di dalam restoran, kini dia berjalan keluar dari restoran, berjalan ke tempat parkir.
Baru saja dia ingjn masuk ke mobilnya, tatapannya malah terfokus ke ban mobilnya yang kempis, Singto langsung masuk ke restoran, meminta pihak sana membuka cctv untuk melihat siapa pelaku yang mengempeskan ban mobilnya.
Singto meremas tangannya saat melihat Krist yang melakukan itu.
"Apa kamu dengan terang-terangan ingin mengibarkan bendera perang pada ku sekarang!!" Gumam Singto.
Ponsel Singto berdering, wajah yang tadi terlihat kesal berubah menjadi tersenyum manis saat dia melihat siapa yang meneleponnya.
"Ya, sayang?" Ucap Singto setelah dia mengangkat panggilannya.
"Apa kamu jadi menjemput ku?" Tanya seorang wanita di sebrang sana.
Senyum di wajah Singto mendadak pudar setelah mengingat ban mobilnya kempis.
"Aku... Maaf... Ban mobil ku kempis, biar ku pesankan taxi, aku yang akan membayar biaya taxinya nanti" Ucap Singto.
"Ya" ucap wanita itu kemudian dia langsung mematikan panggilannya.
"Shit! Krist sialan!" Umpat Singto.
Yang menelpon Singto tadi adalah kekasihnya. Ya, dia mempunyai seorang kekasih yang sangat cantik, hubungan mereka sudah berjalan hampir 1 tahun.
Sebenarnya setelah makan, Singto ingin menjemput kekasihnya di tempat kerjanya, tapi karna Krist membuat ulah dengan mengempiskan ban mobilnya, dia jadi tak bisa menjemput kekasihnya sekarang!
Tbc.
YOU ARE READING
Enemies To Lovers ✓
FanficBerawal dari musuh, lalu berakhir menjadi sepasang kekasih (?) *Top Krist, Bot Sing.