Part 12

281 43 47
                                    

Singto memainkan ponselnya mengusir rasa bosan, sudah hampir 1 jam dia menunggu kedatangan Jane, namun Jane belum juga datang.

Malam ini Singto dan Jane memang mempunyai janji untuk makan malam bersama, namun hingga detik ini Jane belum juga terlihat. Singto sudah mengirim pesan pada Jane namun tak ada balasan sama sekali, bukankah harusnya dia menjemput Jane tadi? Tapi Jane yang tak mau di jemput oleh Singto hingga membuat Singto berangkat lebih dulu.

"Maaf aku terlambat, Sing" Ucap Jane yang baru saja datang.

Wajah yang tadinya kesal kini berubah menjadi tersenyum manis, tak peduli Jane akan terlambat 3 jam sekalipun, Singto tak akan bisa marah padanya.

"Aku sudah memesankan makanan untuk mu" Ucap Singto.

"Terima kasih" Ucap Jane.

Kini keduanya memulai makan malam mereka.

"Aku minta maaf atas kejadian 2 hari yang lalu" Ucap Jane memecahkan keheningan.

"Apa?" Ucap Singto bingung.

"2 hari yang lalu, saat aku belanja di toko Krist" Ucap Jane.

"Oh, aku sudah melupakan itu. Lagi pula memang terserah kamu ingin belanja dimana. Aku kekasih mu bukan berarti kamu harus selalu belanja di toko ku" Ucap Singto.

Jane tersenyum mendengarnya, beruntung Singto sudah tak mempermasalahkan itu lagi.

Setelah makanan mereka habis, Singto dan Jane berjalan kaki di sekitar restoran, mereka ke taman tepi jalan yang ada di sebrang restoran.

"Jane" Ucap Singto memulai pembicaraan.

"Hmm"

"Apa kamu mencintai ku?" Tanya Singto.

"Tentu, kenapa?"

"Entah kenapa aku merasa hanya aku yang mencintaimu" Ucap Singto.

"...."

"Apa aku boleh mencium mu?" Tanya Singto sambil menatap mata Jane.

Jane menganggukkan kepalanya, perlahan Singto mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Jane. Singto menggerakan bibirnya melumat bibir Jane dan Jane mulai membalas ciuman Singto. Jane menghisap bibir atas dan bawah Singto bergantian, tangan Jane menggenggam tangan Singto, sedangkan Singto kini hanya diam membiarkan bibirnya di hisap oleh Jane, Singto juga memejamkan matanya menikmati itu.

Jane merasa ada yang aneh dengan ciuman mereka sekarang, kenapa dia lebih agresif di banding Singto? Bahkan tangan Singto terus menggenggam tangannya sejak tadi tanpa bergerak sedikitpun meraba tubuhnya.

Ini memang bukan ciuman pertama Jane, dia sudah pernah berciuman dengan mantannya dulu, jika mereka berciuman pasti tangan mantannya tak bisa diam, dan terus berusaha ingin meraba tubuhnya sedangkan Singto hanya diam sekarang. Jane langsung menjauhkan wajahnya saat Singto sudah tak lagi mengimbangi ciumannya. Singto membuka matanya dan melihat Jane menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Singto.

"Kamu yang kenapa, Sing?" Ucap Jane.

"Aku kenapa?" Ucap Singto tak mengerti.

"Kenapa kamu hanya diam!? Bukankah harusnya kamu lebih agresif di banding aku!!" Ucap Jane kesal.

"Huh... Hmm, kamu tahu sendiri ini ciuman pertama ku. Aku bingung harus bagaimana" Lirih Singto.

"Apa kamu benar-benar tak pernah berciuman dengan mantan mu sebelumnya?" Ucap Jane tak percaya.

Singto menganggukkan kepalanya sehingga membuat Jane sangat terkejut, dia harus senang atau sedih saat mengetahui dia orang pertama yang mencium bibir Singto!?

Enemies To Lovers ✓Where stories live. Discover now