Part 25

257 37 22
                                    

Vote ya, thanks❤️






****
"Pa, dimana Krist sekarang? Mama merindukan Krist" Ucap nyonya Anna sambil menangis.

Saat ini tuan Edward, nyonya Anna dan New sedang duduk di ruang keluarga memikirkan kemana perginya Krist.

Sudah 1 bulan Krist pergi, awalnya kedua orang tuanya biasa saja dan berpikir Krist akan pulang dengan sendirinya, tapi ternyata dugaan mereka salah, apa lagi Krist anak kesayangan mamanya, tentu nyonya Anna mulai menangis memikirkan keadaan anak bungsunya. Dulu saat Krist membuka toko, mamanya pasti memaksa Krist pulang seminggu sekali, ini kali pertama Krist tak pulang dalam jangka lama, wajar jika mamanya mulai menangis karna merindukan anaknya.

"Jangan menangis, ma, aku akan mencari Krist nanti, dan akan membawanya pulang" Ucap New sembari memijat keningnya, dia benar-benar pusing sekarang.

Kepala New semakin pusing saat melihat sebuah pesan yang masuk di ponselnya, itu dari Tay, isi pesannya sangatlah tidak penting, Tay bertanya dia sedang apa. New sangat membenci notif itu, dia bukan anak remaja yang akan bahagia jika menerima pesan berisi kata-kata itu.

"Aku pergi dulu" Ucap New sembari beranjak dari duduknya, New akan ke kota Y, mencoba untuk mencari Krist di tokonya.

***
Hampir 5 jam perjalanan, akhirnya New tiba di depan toko Krist, di lihatnya toko itu tutup. New berdiri bersandar di kap mobilnya sembari menatap toko itu. Tay yang kebetulan ingin keluar terkejut saat melihat keberadaan New, dia langsung masuk ke toko menghampiri Krist dan Singto yang sedang berpacaran.

"Krist, phi mu di depan toko mu!" Ucap Tay sehingga membuat Krist dan Singto terkejut mendengarnya.

"Usir dia phi, aku akan sembunyi" Ucap Krist sembari berlari ke belakang dan masuk ke dalam gudang.

"Kenapa kamu mengajak ku, Krist!" Ucap Singto marah.

Ya, Krist berlari sambil menarik tangan Singto sehingga membuat Singto terpaksa ikut Krist.

"Aku ingin di temani disini, phi" Ucap Krist sambil terkekeh kecil.

Krist mengecup punggung tangan Singto sehingga membuat Singto semakin jengah, Krist pasti akan mencari kesempatan sekarang, apa lagi hanya ada mereka berdua di dalam gudang.

"Jangan nakal atau aku akan membawa mu ke New!" Ancam Singto.

"Siap!?" Ucap Krist.

New berjalan ke toko Singto, dia masuk ke sana dan melihat Tay yang sedang berdiri di tempat kasir. Tay langsung mengirimi pesan ke Singto mengatakan jika New masuk ke tokonya.

"Ada apa, New?" Tanya Tay.

"Aku hanya haus" Ucap New sembari berjalan mencari minuman dingin, kemudian membayar itu ke Tay.

"Kenapa wajah mu tampak panik?" Ucap New.

"T-tidak, aku hanya, aku bahagia bisa bertemu kamu lagi" Ucap Tay.

"Apa Singto ada?"

"Dia keluar tadi"

"Bohong, mobilnya bahkan ada di depan" Ucap New.

"Uhh, ya. Apa kamu ingin bertemu Singto?" Ucap Tay, apa New mencurigai Singto sekarang?

"Tidak" Ucap New sembari berjalan keluar dari toko, New duduk di depan toko sambil meminum minuman yang di belinya tadi.

Tay duduk di samping New sehingga membuat New menatap ke arah Tay.

"Kopi untuk mu" Ucap Tay sembari meletakkan kopi ke hadapan New.

"Kemana menurut mu perginya Krist?" Tanya New.

"A-aku tak tahu..."

"Mama terus menangis memikirkan keadaan Krist sekarang, bahkan sempat demam kemarin" Lirih New sedih.

"Apa alasan dia pergi?" Tanya Tay meskipun dia sudah tahu alasan Krist pergi.

"Apa aku salah terlalu mengekang Krist? Aku hanya ingin yang terbaik untuk adik ku"

"Cobalah untuk memahami Krist, New. Ku pikir dia hanya ingin kalian mengerti dia" Ucap Tay.

"Mengerti dengan menerima orientasi seksualnya yang menyimpang itu?" Ucap New sinis.

"Ku pikir Krist juga tak mau terlahir seperti itu, jika dia bisa memilih dia pasti ingin terlahir normal dan menyukai wanita. Aku ingin tahu, apa Krist pernah mempunyai kekasih wanita?"

"Tidak"

"Kamu tahu sendiri jawabannya, itu artinya dia benar-benar tak bisa mencoba dengan wanita, mau di paksa bagaimana pun dia tak akan bisa mencintai wanita, New" Ucap Tay.

"Kenapa kamu seperti sangat mendukung Krist dengan pria, huh!!" Ucap New marah.

"Sebagai seorang pria yang juga menyukai pria, aku paham apa yang di rasa Krist" Ucap Tay.

New terkejut mendengarnya, jadi pria yang berada di hadapannya sekarang juga seorang gay sama seperti adiknya!

Bahkan Singto sendiri juga tak tahu Tay menyukai pria, Tay memang terlalu pintar menyembunyikan orientasi seksualnya, sebelum dia mempunyai seseorang yang benar-benar ingin di perkenalkan dengan orang-orang terdekatnya, dia akan terus seperti itu.

"B-bagaimana dengan Singto?" Tanya New.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan Singto?"

"Apa dia juga gay?" Ucap New.

"Tidak, awalnya... Aku tak yakin sekarang" Gumam Tay namun masih dapat terdengar jelas oleh New.

Tay menggenggam tangan New sehingga membuat New langsung menepis tangan Tay.

"Maaf" Ucap Tay.

"...."

"Apa kamu mengerti apa maksud ku selalu mengirimi mu pesan setiap hari?" Tanya Tay hati-hati.

"Gila!" Ucap New sembari beranjak dari duduknya dan memilih untuk pergi dari sana.

Di dalam gudang saat ini, Krist dan Singto sedang duduk di lantai, Krist menyandarkan kepalanya di pundak Singto sesekali mencium aroma tubuh Singto, dia sangat ingin memakan Singto sekarang tapi Singto melarangnya, bersikap bak singa yang garang, tentu membuat nyali Krist sedikit menciut.

"Krist!! Bukankah 2 hari yang lalu kita sudah melakukannya! Berhenti mencium ku!!" Ucap Singto kesal.

"Itu sudah sangat lama, phi" Ucap Krist.

Krist terus ingin mencium Singto, pintu gudang terbuka sehingga membuat Krist dan Singto menatap ke arah pintu, itu Tay.

"New sudah pergi" Ucap Tay.

Mendengar itu Singto langsung beranjak dari duduknya berjalan lebih dulu keluar dari sana sebelum Krist benar-benar akan memperkosanya nanti.

"Apa phi New pulang ke kota X?" Tanya Krist.

"Entahlah, setidaknya kamu aman sekarang" Ucap Tay.










Tbc.

Enemies To Lovers ✓Where stories live. Discover now