Part 15

331 39 31
                                    

Singto membuka matanya perlahan saat merasakan pelukan di tubuhnya semakin erat, dia melihat Krist memeluknya, keduanya juga belum menggunakan pakaian mereka dan hanya selimut tebal yang menutup tubuh polos mereka.

Ini kali kedua Singto terbangun bersama Krist dengan keadaan seperti ini, bedanya pantatnya terasa sangat sakit sekarang, mungkin membengkak mengingat tadi malam Krist selalu menampar pantatnya. Ya, Singto memang tidak terlalu mabuk, dia sadar dengan apa yang mereka lakukan semalam bahkan dapat mengingat semuanya dengan jelas.

Katakanlah Singto bodoh, dia terlalu lelah di sakiti, dan di selingkuhi oleh wanita sehingga membuat dia menjadi seperti ini.

"Phi sudah bangun?" Ucap Krist dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ya" Ucap Singto.

Krist melepas pelukannya karna takut Singto akan marah padanya. Kini keduanya kembali diam dengan pikiran masing-masing.

Krist sudah ketakutan akan di amuk oleh Singto tapi sepertinya Singto tidak akan melakukan itu, sudah beberapa menit berlalu mereka masih saling diam, Krist mencuri pandang ke arah Singto, dia masih diam dengan tatapan kosongnya.

Kini Singto mengubah posisinya menjadi menghadap Krist, begitu juga dengan Krist yang menghadap Singto, keduanya saling menatap menyelami mata indah masing-masing.

Krist memberanikan diri untuk memegang tangan Singto kemudian mencuri kecupan kecil disana.

"Ayo pulang" Ucap Singto.

Krist mengangguk, Singto beranjak dari ranjang dengan selimut yang menutup tubuh polosnya membuat tubuh polos Krist terekspos begitu saja karna selimutnya di bawa oleh Singto, saat Singto membuka pintu kamar mandi, Krist ikut masuk ke sana. Krist juga melepas selimut yang menutup tubuh polos Singto.

Kini Krist mengukung tubuh Singto di daun pintu, dia mengusap pipi Singto dengan lembut dan mencium bibirnya.

Singto hanya diam membiarkan Krist menghisap bibirnya, tangannya memeluk pinggang Krist hingga tubuh mereka semakin menyatu.

"Semalam phi mungkin tak begitu sadar dengan apa yang kita lakukan, biarkan aku mengingatkan sekali lagi rasa nikmat itu" bisik Krist di dekat telinga Singto.

Krist menggigit kecil daun telinga Singto, sesekali menjilatnya.

"Krist..." Lirih Singto.

Krist mengubah posisi Singto agar membelakanginya, Singto dapat merasakan penis besar Krist di pipi pantatnya. Krist menggesekkan penisnya di celah pantat Singto sebelum benar-benar memasukan penisnya.

Tangan keduanya saling menggenggam, bibir mereka juga bertautan sejak tadi, Singto mulai membalas ciuman Krist sekarang, perlahan Krist memasukan penisnya ke dalam lubang Singto sehingga membuat Singto mendesah nikmat, lubang Singto memang masih sangat basah bekas sperma Krist tadi malam.

Krist bergerak lembut membiarkan Singto merasakan kehadiran penisnya di dalam Singto, bibirnya terus menghisap bibir Singto, desahan Singto mulai mengalun indah, Krist mengocok penis Singto menambah kenikmatan yang di rasanya, permainan mulai memanas saat Krist mulai bergerak cepat dan kasar. Singto meremas pintu kamar mandi menyalurkan rasa nikmatnya dengan tangan Krist yang menggenggam erat tangan Singto.

Hentakan Krist semakin terdengar nyaring, Singto semakin menunggingkan pantatnya saat Krist bergerak semakin cepat, menit demi menit berlalu, tak terasa sudah 40 menit mereka bermain, kini keduanya mengeluarkan cairannya mereka bersamaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hentakan Krist semakin terdengar nyaring, Singto semakin menunggingkan pantatnya saat Krist bergerak semakin cepat, menit demi menit berlalu, tak terasa sudah 40 menit mereka bermain, kini keduanya mengeluarkan cairannya mereka bersamaan.

***
Hampir 2 jam berada di kamar mandi, kini Krist dan Singto keluar dengan menggunakan bathrobe yang menyelimuti tubuh mereka.

Krist dan Singto memakai pakaian mereka kembali, dan berjalan keluar dari kamar.

Sebelum mengantar Singto pulang, Krist membawa Singto ke sebuah restoran lebih dulu untuk makan bersama, Singto hanya menurut saja tak menolak sedikitpun.

"Apa hubungan kita sekarang, phi?" Tanya Krist yang akhirnya mengeluarkan suaranya, karna memang sejak keluar dari hotel, Krist dan Singto hanya diam, bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Maksud mu?" Tanya Singto tak mengerti.

"Aku ingin meminta kepastian" Ucap Krist.

"Cih, bukankah aku yang di rugikan disini! Kenapa kamu yang meminta kepastian!" Ucap Singto.

"Aku juga rugi, sperma ku terasa kering sekarang" Ucap Krist.

"Ucapan mu, Krist!!" Ucap Singto marah, dia takut orang-orang mendengar apa yang di katakan oleh Krist.

"Apa kita menjalin hubungan?" Tanya Krist.

"Tidak, aku belum siap untuk itu" Ucap Singto.

"Baiklah" Ucap Krist.

Setelah makan, Krist mengantar Singto ke tokonya karna Singto sendiri yang meminta ingin di antar ke sana. Krist memarkirkan mobilnya di depan toko miliknya, baru saja keduanya keluar dari mobil, tapi mereka sudah di tatap tajam oleh New yang seperti menunggu kepulangan mereka.

"Darimana saja kalian!" Ucap New sambil menatap Krist dan Singto bergantian.

"Apa phi tak bekerja?" Tanya Krist.

"Bagaimana aku bisa berangkat bekerja saat mengetahui adik ku tidak pulang semalam!?" Ucap New marah.

"Phi benar-benar so sweet, ayo masuk ke toko" Ucap Krist sambil menarik tangan New agar pergi meninggalkan Singto sebelum New memarahi Singto.

"Apa kamu baik-baik saja, Sing?" Ucap Tay, saat melihat Singto masuk ke toko.

"Ya" Jawab Singto seadanya.

Tay menatap Singto dari atas hingga bawah sehingga membuat Singto risih di tatap oleh Tay.

"Kenapa?" Tanya Singto.

"Aku hanya ingin mencari bekas kiss mark di leher mu, tapi sepertinya tak ada" Ucap Tay.

"Apa maksud mu!!" Ucap Singto marah sambil memukul Tay.

"Bisa saja 'kan? Karna terlalu lelah di sakiti oleh wanita, kamu berbelok arah dengan mencoba pria" Ucap Tay sambil tertawa terbahak-bahak.

Tay tahu Singto datang bersama Krist menggunakan mobil Krist tadi, itu sebabnya dia mencurigai keduanya, tapi sepertinya kecurigaannya salah.

"Aku minta hasil penjualan toko kemarin, sebelum itu aku ingin ke toilet dulu" Ucap Singto sambil berjalan perlahan menuju toilet sedangkan Tay terus memperhatikan Singto yang berjalan semakin jauh darinya.

Apa mereka melakukannya semalam? Tapi kenapa tak ada bekas kiss mark di leher Singto? Krist memang sengaja tidak meninggalkan bekas kemerahan lagi di sana, tentunya dia belajar dari pengalaman sebelumnya 'kan? Singto akan malu jika dia meninggalkan bekas kiss mark di tempat yang mudah terlihat, tapi percayalah di dada, perut, paha dalam, apa lagi pipi pantat Singto benar-benar membiru karna di hisap oleh Krist.











Tbc.

Enemies To Lovers ✓Where stories live. Discover now