Akibat perusahaan milik keluarganya yang diambang kehancuran, membuat seorang wanita bernama Izella Greesa Wilson harus memutuskan pilihan yang sangat berat dari sang Ayah.
" Nak, kamu pasti mengetahui bahwa perusahaan kita sedang diambang kehancura...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keesokan harinya. Di sebuah kamar hotel, Izella sedang membaca beberapa jurnal penelitian yang telah ia download. Dengan kacamata yang bertengger di hidung bangirnya, netranya bergerak dari sisi kanan ke sisi kiri. Beberapa jurnal penelitian dari peneliti ternama yang mengangkat isu tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender menarik minatnya. Raut wajahnya terlihat begitu serius, mencoba memahami setiap kalimat yang terdapat di dalam jurnal. Sedangkan Orion, pria itu sedang berkutat dengan ponselnya. Jemarinya dengan lincah bernari-nari diatas papan keyword, saat mengetikkan beberapa kata.
Ting. Netra Izella teralihkan, saat ponselnya berbunyi. Nama Kareen Manabon tertera di layar ponselnya.
Kareen : Zel, coba lihat aku bersama dengan siapa. (Photo.)
Kedua netra Izella sedikit terkejut, saat melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh Kareen. Seorang pria yang tentu ia mengenalnya, tengah bersama dengan wanita itu. Tak berselang lama, Kareen kembali mengirim pesan kepadanya.
Kareen : Brian menanyakan kabarmu.
Izella kembali meletakkan ponselnya, tanpa membalas pesan dari Kareen. Menurutnya, jurnal-jurnal penelitian lebih penting dibandingkan dengan pesan yang dikirim oleh Kareen.
" Hallo Sayang. "
Netra Izella teralihkan, saat mendengar suara teriakan dari seorang pria di balik teleponnya. Samuel sedang melakukan panggilan video dengan Orion. Membuat Izella menghela napasnya. Ingin rasanya ia merebut ponsel Orion dan melemparnya.
Izella tersenyum miring, saat mendengarkan percakapan begitu semangat dari kedua pria tersebut. Membuatnya mual, ingin rasanya ia memuntahkan isi perutnya, saat mendengarkan percakapan yang begitu mesra dari sepasang kekasih tersebut. Izella meletakkan ponselnya kasar. Tangannya bersedekap dada dengan sorot mata tajam menatap Orion.
" Mengapa melihatku seperti itu? " Tanda protes Orion setelah memutuskan sambungan panggilan video.
" Tidak bisakah benalu itu tidak mengganggu kita saat sedang liburan? "
" Kau juga tampak asik dengan ponselmu. Lalu apa salahnya? "
" Aku ini sedang membaca jurnal-jurnal penelitian yang mengangkat isu LGBT. " Ucap Izella ketus, menunjukkan ponselnya ke arah Orion, yang berisi jurnal-jurnal yang sedang ia baca. Namun Orion memutar bola matanya malas.
" Orion. " Panggil Izella, namun tidak ada jawaban.
" Orion. " Panggil Izella dengan suara sedikit lebih tinggi. Namun masih tidak ada jawaban. Alenka berdecak kesal, dan akhirnya membuka case ponselnya, lalu melemparnya ke wajah Orion.
