"Selamat pagi dr. Raffa" sapa seorang perawat yang berpas-pasan dengan Raffa. Raffa hanya mengangguk dan tersenyum.
Hari sudah kembali pagi. Perut Raffa sudah terisi makanan yang tentu makanan tersebut di masak oleh sang istri. Dirinya berangkat pagi karena jadwal nya di poli sedangkan Qiya masih berada di apartmentnya karena jadwal masuk siang.
Raffa bersiap mendorong pintu dengan tulisan yang bertengger pada pintu tersebut dengan tulisan "Poliklinik Orthopedi" lalu dibawahnya tertulis "dr. Raffa, Sp. OT" namun langkahnya belum menginjak permukaan lantai ruangan tersebut dan malah berbalik arah. Dirinya berjalan melalui 2 pintu setelah polikliniknya dan berhadapan dengan dr. Abiyan yang baru saja keluar dari poliklinik bedah
"Dok" panggil Raffa.
Abiyan beralih melihat ke arah Raffa lalu alisnya terangkat mentap Raffa dengan ekspresi bingung.
"Iya?" Balas Abiyan malas
"Jam 10 bisa kita bicara santai?" Tanya Raffa to the point
"Lo tuh sama kaya Faqih. Nyeremin tapi budak cinta" balas Abiyan yang langsung peka dengan maksud dan tujuan Raffa.
"Gua anggap bisa ya, Yan" putus Raffa lalu berbalik arah menuju kembali ke poliklinik nya.
Jam menunjukan pukul 09:55. Raffa bergegas menuju ruang operasi untuk mencari Abiyan namun sayang Abiyan masih berada di ruang operasi sibuk dengan beberapa pasiennya.
Setelah itu ia berjalan menuju keluar dengan ponsel yang ia genggam erat. Tak lama notifikasi yang ia harapkan muncul. Senyumnya merekah, lelahnya seketika hilang, mungkin ini yang Faqih rasakan dahulu ketika Raffa hanya dapat meledeknya.
Sasa🤯
Mas, aku udah masak buat makan siang jadi nanti kamu jangan beli ya. Aku on the way ke RS sebelum jam makan siang. Jangan ke kampus dulu sebelum aku datang!Raffa tersenyum melihat pesannya. Perempuan kecilnya itu terlihat dewasa ketika berjauhan namun kembali seperti anak kecil ketika berdekatan. Qiya memang berhasil menjadi penawar keseraman Raffa yang orang-orang ketahui.
"Raff" panggil Abiyan dan membuat senyuman manis Raffa meluntur dan rahangnya kembali menegas.
"Ayo" ajak Abiyan lagi. Raffa tak menjawab dan justru berjalan lebih dahulu mengarah pada ruangan miliknya.
"Kenapa?" tanya Abiyan yang sudah berada di dalam ruangan milik Raffa dan terduduk di sofa
"Lo mantannya Qiya?" Tanya Raffa to the point
"Betul, kenapa?" Tanya Abiyan dengan ekspresi acuh
"Lo tau sekarang Qiya istri gua kan, Yan?" tanya Raffa
"Lo mikir gua bakal rebut Qiya dari lo?" Tanya balik Abiyan
"Bisa aja kan? Gue engga pernah tau" balas Raffa
"Ya sempat ada si keinginan itu, boleh kan kita bersaing sehat?" Tanya Abiyan santai
"Anjing" umpat Raffa
"Lagian lo lucu deh! Lo berpikir gua se troublemaker itukah? Sekarang si gue engga ada niatan rebut Qiya karena gue lihat dia bahagia sama lo. Tapi kalo sampe lo engga bisa bahagiain Qiya, balikin ke gue!" Tutur Abiyan dengan intonasi yang terdengar dingin
"Gua bakal bahagiain Qiya" balas Raffa cepat
"Yaudah, engga usah takut" balas Abiyan
"Tapi serius jawab gua kali ini, Yan!" Ujar Faqih lalu diangguki Abiyan
"Lo masih cinta sama Qiya?" Tanya Raffa dengan pandangan penuh selidik
"Tentu! Cuma orang bodoh yang nyia-nyiin Qiya" balas Abiyan
"Berarti itu lo dong?" tanya Raffa
"Gua engga nyia-nyiain Qiya, ini keputusan kita berdua" terang Abiyan
"Alasannya?" Tanya Raffa
"Ini tuh lo lagi mancing gua ya? Lo sebenermya kepo kenapa gua putus sama Qiya, iyakan?" Tanya Abiyan
"Shit! Bisa engga si lo pura-pura engga tau aja!" Keluh Raffa
"Hahahah lo emang mirip Faqih anj! Tolol masalah percintaan" kesal Abiyan
"Bodoamat, jadi gimana?" Tanya Raffa yang sudah penasaran
"Tanya aja ke Qiya, masa lo tanya sama gua?" Balas Abiyan
"Lo bisa engga jawab aja?" Tanya Raffa kesal
"Lebih baik lo tau dari istri lo sendiri, Raff!" Balas Abiyan
"Gua mau denger dari lo dulu Abiyan!" Kesal Raffa
"Gua putus karena mau sama-sama fokus ke karir dan study" Terang Abiyan
"Klise kaya ABG" balas Raffa dengan bibirnya yang terangkat seperti menahan tawa
"Anj lo!" kesal Abiyan lalu berdiri untuk meninggalkan ruangan tersebut. Sebelum benar-benar keluar dari pintu ruangan tersebut Abiyan kembali mengatakan "Raff, tapi gue serius sama omongan gue ya soal lo yang engga bisa bahagiain Qiya maka gue akan rebut Qiya lagi" terang Abiyan yang membuat Raffa terdiam lalu Abiyan keluar dengan menutup pintu ruangan tersebut dengan keras
"ANJING!" teriaknya saat pintu ruangannya benar-benar tertutup.
Sudah semakin siang, adzan dzuhur telah berkumandang. Raffa baru saja selesai dengan pekerjaan untuk mengontrol pasiennya di ruang rawat. Kaki pria itu berjalan menuju ruangannya kembali. Langkahnya terhenti ketika mendapati dua orang yang begitu ia kenali. Tangannya mengepal, rahangnya menegas, matanya memerah. Mungkin tanduk pada kepala sebelah kanan dan kirinya sudah muncul. Kakinya kembali melangkah tak lagi menuju ruangan nya, melainkan pada kedua orang itu.
"Kamu udah dateng?" tanya Raffa pada Qiya lalu wanita itu mengangguk dengan senyuman manisnya
"Ayo langsung ke ruangan mas aja" ajak Raffa dengan merangkul Qiya dan meninggalkan Abiyan tanpa pamit.
Sepanjang jalan menuju ruangannya Raffa terus menanyai Qiya mengenai dirinya yang bertemu dengan Abiyan di lorong lalu membicarakan apa saja. Qiya sebenarnya sangat peka dengan sang suami yang sedang menahan rasa cemburunya. Qiya berkali-kali mengalihkan ucapan Raffa dengan tujuan meledek namun ternyata tebakan Qiya salah karena Raffa selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang Qiya lontarkan.
Keduanya asik makan masakan yang Qiya siapkan. Qiya memasak sayur asem dengan ayam goreng dan juga sambel bawang. Raffa makan dengan disuapi oleh Qiya karena tangannya sibuk dengan beberapa berkas untuk mengajar mahasiswanya hari ini.
"Mas hari ini pulang jam berapa?" tanya Qiya
"Jam 10 malem, kamu juga kan?" tanya Raffa pada Qiya
"Hari ini aku double shift mas soalnya dr. Kinan engga bisa jaga karena orang tuanya meninggal" terang Qiya
"Inalillahi" balas Raffa kaget
"Tapi kan mas engga mau kamu shift malem sayang" terang Raffa
"Ini engga sengaja aja mas, gapapa ya?" ucap Qiya dengan raut wajah penuh harap
"Mas tidur disini aja kalo gitu" terang Raffa
"Lho? Mas di apartment aja" bujuk Qiya
"Engga mau! Nanti pas waktunya kamu ngantuk dan mau istirahat ke ruangan mas ya!" terang Raffa
"Huh dasar budak cinta" kesal Qiya namun Raffa membalasnya dengan senyumannya
***
Hallo!!!
Gimana part kali ini?
Minzee boleh minta tolong tekan tanda bintang dan beri komentar agar lebih semangat buat update lagi!
Terima kasih buat yang sudah like, komen dan follow.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsal Terakhir
RomanceSaqiya terpaksa mengulang state nya karena seorang dokter yang tak memiliki hati nurani. Dirinya harus mengurungkan niat untuk lulus pada koas nya kali ini dan tidak dapat mengucapkan sumpah dokter bersama temen-temennya karena perbuatan dokter ters...