Adzan ashar terdengar dari handphone milik Qiya. Tentu pemiliknya tersadar dan ikut terbangun. Matanya menerjap beberapa kali, tangannya meraba sisi kasur di sampingnya.
"Mas Raffa kemana?" Monolognya kemudian terduduk dengan sekali-kali mengucekan matanya. Matanya kembali menelisik pada kamarnya mencari sang suami, ia pikir Raffa sedang duduk di tepi kasur, nyatanya tidak.
Selimut yang menutupi nya ia sibakan lalu menuruni kasurnya untuk keluar dari kamar dan mencari suaminya.
"Engga ada? Mas Raffa kemana ya?" Ucap Qiya yang kembali menyusuri ruangan demi ruangan yang berada di apartmentnya. Kakinya melangkah pada dapur untuk mengambil segelas air lalu menenggaknya.
Qiya duduk di meja makan mini yang ia miliki bersama sang suami; menatap kosong pandangan dihadapannya dan sesekali mulutnya terbuka, ia menguap. Lama berpikir dan mengumpulkan nyawa nya ia kembali tersadar kejadian sebelum dirinya dapat terlelap pada dada bidang sang suami. Tubuhnya menegang, berlari menuju kamarnya untuk mengambil handphone nya.
Sudah Qiya genggam ponsel ditangannya lalu ia dengan segera mencari kontak Abiyan berniat untuk menggantinya.
"Shit dihapus mas Raffa. Duh bodoh banget si Qiy, ini mah lo perang badar abis ini" celetuk Qiya.
Tangannya kembali tergerak untuk menghubungi Raffa, bermaksud menanyakan pria itu sedang dimana? Dengan perasaan yang takut, Qiya berusaha untuk kembali menetralkan perasaannya.
"Duh engga diangkat lagi, perasaan gue bener-bener engga enak" tuturnya
"Ah ka Petter" ide itu muncul kala dibutuhkan. Tangannya kemudian dengan segera menghubungi Petter.
Qiya :
Halo kakPetter :
Iya deQiya :
Kaka lagi sama mas Raffa engga?Petter :
Engga, kenapa emang?Qiya :
Qiya lupa ganti kontak mas Biyan kak. Terus tadi mas Biyan telphone dan mas Raffa lihat.Petter :
Emang nama kontaknya apa?Qiya :
Mas Biyan pake emot ayam baru menetasPetter :
Hahahhahahaha ya ampun de😭Qiya :
Qiya lagi panik lho ini kakPetter :
Paling berantem sama Abiyan, udah biarin ajaQiya :
Ka ko bisa santai banget si?Petter :
Raffa pemikir, dia akan mikir panjang buat berantem dan kalo dia udah mutusin buat berantem itu udah dia pikirin baik-baikQiya :
Aduh Qiya makin panik. Udah deh Qiya mau telphone mas Raffa lagi. Kaka engga ngebantuQiya kembali mencari nomor Raffa untuk menanyakan keadaannya, namun lagi-lagi tak ada jawaban dari Raffa. Qiya semakin panik.
Ting...
dr. Petter
De, jangan panik ya. Raffa aman!Notifikasi dari Petter masuk bersamaan dengan langkah kaki Qiya yang sudah bersiap untuk keluar dari apartmentnya. Qiya menghebuskan nafasnya kasar. Ia merasa lega mendapatkan kabar jika Raffa baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsal Terakhir
RomanceSaqiya terpaksa mengulang state nya karena seorang dokter yang tak memiliki hati nurani. Dirinya harus mengurungkan niat untuk lulus pada koas nya kali ini dan tidak dapat mengucapkan sumpah dokter bersama temen-temennya karena perbuatan dokter ters...