S1 Eps. 03 - A Game

163 31 4
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

 

Setelah kegiatan jalan pagi dan sarapan selesai, panitia membuat game untuk agenda acara berikutnya. Mereka semua berbaris sesuai kelompoknya masing-masing. Tentu saja Arashi sekelompok dengan Amelie, Millie, Cherry, dan dua orang senior laki-laki yang baru Arashi tahu.

"Cherry, apa game yang mereka pilih?" Amelie bertanya pada temannya itu.

"Yang aku ingat, namanya game ular lintang."

"Hah, ular lintang?"

Cherry mengangguk. "Jadi, kita berenam akan membuat barisan. Dalam barisan itu, kita akan saling memeluk pinggang dan berbaris layaknya ular. Orang yang berdiri di paling belakang akan diikatkan balon di pinggangnya. Nah, tugas setiap orang yang paling depan adalah memecahkan balon kelompok lain. Jadi, anggota kelompok harus bisa menjaga balon sendiri agar tidak bisa dipecahkan oleh kelompok lain."

Amelie mengangguk paham, gadis itu melirik ke arah Samuel dan Jhoni yang merupakan teman seangkatan sekaligus kelompoknya. "Hei! Kalian para laki-laki berbaris di paling depan! Agar kalian tidak mengambil kesempatan untuk memeluk perempuan!"

Samuel dan Jhoni hanya meringis mendengar ucapan galak Amelie.

Karena mereka adalah kelompok tujuh, maka mereka akan menunggu kelompok lain untuk bermain terlebih dahulu.

"Ini balonnya. Siapa yang mau berdiri di belakang?" Amelie menunjukkan balon yang baru diberikan panitia.

Arashi menoleh pada Millie. Namun dari lirikan mata, Arashi tahu kalau Millie tak mau. "Kau saja," bisik temannya itu.

Menghela napas, Arashi akhirnya mengalah. "Saya, Senior."

Amelie mengangguk. Dia langsung mengikatkan balon itu di pinggang Arashi dibantu oleh Millie. Sejujurnya, Arashi tak ingin menjadi yang paling belakang, tetapi karena Millie takut menjadi yang diincar sementara hanya mereka berdualah junior di kelompok mereka, Arashi tidak mungkin menolak lagi.

Dengan pasrah, ia membiarkan mereka mengikat balon itu di pinggangnya. Sungguh hal yang mengejutkan pula bahwa ternyata semua kelompok menerapkan hal yang sama bahwa laki-laki akan berdiri di depan.

Game ini dibagi menjadi tiga tahap. Kelompok satu, dua dan tiga melakukan game itu terlebih dahulu. Dilanjut oleh kelompok empat, lima dan enam. Empat kelompok terakhir akan bermain bersamaan.

"Siap? Mulai!" Panitia laki-laki di tengah berteriak.

Game dimulai saat panitia meniup peluit. Suasana menjadi gaduh seketika. Arashi dapat melihat mereka yang sedang bermain tengah kesulitan menjaga balon kelompok. Dia hampir tertawa terguling-guling di tanah ketika melihat Bara di kelompok dua tersandung dan jatuh, menyebabkan satu kelompoknya rubuh semua. Permainan sesi pertama ditutup setelah kelompok tiga berhasil memecahkan balon kelompok satu.

Permainan dilanjutkan pada sesi kedua. Kali ini, Arashi dapat melihat Rana ada di kelompok empat. Gadis berambut indigo itu sempat meringis ketika melihat kelompok lima oleng, kemudian terjatuh karena ketidakseimbangan. Namun, permainan tidak berhenti di sana karena walaupun kelompok tersebut jatuh, selama balon masih utuh, maka mereka masih bisa bangkit. Rasanya, waktu begitu cepat berlalu karena game sesi ini dimenangkan oleh kelompok Rana.

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐀: 𝐓𝐡𝐞 𝐈𝐧𝐜𝐞𝐩𝐭𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang