Tepat pukul satu siang Salsa, Lian, Aro, dan Bila sudah sampai di tempat tujuan mereka yaitu Dufan. Mereka berempat memutuskan untuk bermain ke Dufan setelah selesai dari kelas tadi hanya untuk sekedar me-refresh otak.
Beruntungnya cuaca sedikit mendung siang ini jadi tidak terlalu terik untuk mereka bersenang-senang di area outdoor.
Mereka mulai menjelajahi satu-persatu wahana disana setelah selesai membeli tiket.
Wahana pertama yang mereka naiki ialah burung tempur wahana ini adalah pilihan Bila jadi yang lain menurut saja.
(Gambar)
Lian tentu bersama dengan Salsa, Aro bersama dengan Bila. Mereka lanjut ke wahana yang lebih ekstrim yaitu histeria, begitu wahana dimulai semua berteriak histeris kecuali Lian dia hanya memejamkan matanya dan memegang handle pelindung dengan erat.
Setelah selesai, mereka turun dengan keadaan yang lumayan berantakan. Mereka berempat berusaha mengatur napasnya, Salsa juga sibuk merapihkan kerudungnya yang sudah tak berbentuk. Setelah itu mereka lanjut ke wahana arung jeram.
Setelah banyak wahana mereka coba sekarang mereka berempat terlihat sudah kelelahan dan kehabisan energi mereka memilih duduk sebentar.
"Makan dulu yuk ah laper gua". Ucap Aro
Ketiga yang lainnya tentu menyetujuinya karena perut merekapun sudah minta diisi sejak tadi. Mereka berjalan ke salah satu restoran disana dan memesan makanan yang mereka mau.
Begitu makanan datang mereka langsung melahap makanan mereka masing-masing sesekali mereka mengobrol dan tertawa dengan candaan yang dibuat Lian. Setelah selesai makan dan membayar mereka jalan keluar.
"Ini mau lanjut?". Tanya Aro
"Capek ga?". Bukannya menjawab pertanyaan Aro, Lian malah bertanya kepada Salsa. Sontak hal itu memicu kejengkelan Aro.
"Gua nanya woy ini"
"Sabar dulu gua nanya Salsa dulu, dia capek apa engga"
"Ya terus maksud lu gua sama Bila ga capek gitu". Jawab Aro dengan ekspresi jengkelnya
"Ya kalo lu sih bodo amat".
"Eh si ba-". Belum sempat Aro menyelesaikan ucapannya Salsa sudah menyumpel mulutnya dengan roti yang sedang dia pegang.
"Berisik lu berdua".
"Udah ayo Bil tinggalin aja mereka". Lanjut Salsa sambil menggandeng tangan Bila.
"Telen tuh roti jangan dibuang". Ledek Lian lalu menyusul Salsa dan Bila.
Aro kemudian ikut menyusul sambil terus mengunyah roti yang memenuhi mulutnya.
Salsa dan Bila sampai di istana boneka diikuti Lian dan Aro. Mereka masuk kedalam wahana itu kemudian menaiki semacam perahu yang hanya di isi oleh 6 orang. Di bagian depan diisi oleh seorang ayah dan anaknya, kemudian di bagian tengah Salsa dan Bila dan di bagian belakang Lian dan Aro. Lian sedikit merajuk karena dia ingin duduk bersama Salsa tapi Salsa menolak alhasil mukanya di tekuk sejak tadi.
Ketika setengah perjalanan tiba-tiba Lian menarik-narik pelan ujung kerudung Salsa dan hal itu membuat Salsa menoleh ke belakang lalu menaikkan alisnya seolah bertanya apa?.
Tapi Lian tidak menjawab dia hanya menunjukkan wajah cemberutnya. Salsa menggelengkan kepalanya lalu kembali hadap depan. Tak lama Lian kembali menarik ujung kerudungnya, Salsa menghembuskan napasnya pelan lalu menoleh ke belakang menunjukkan ekspresi datarnya, sedangkan Lian yang ditatap seperti itu masih tidak ada takutnya dia tetap diam dengan wajah cemberutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Terlambat
FanfictionCinta datang terlambat atau perasaan yang tidak disadari? Tidak ada yang benar-benar terlambat selagi mau mencoba berhenti jadi pengecut and let's make a move