bab 8

691 61 3
                                    

Malam ini Salsa tengah berada di kamarnya dia sedang bermalas-malasan karena acara PORSENI sudah selesai dan sekarang dia sedang memasuki hari-hari tenang tanpa gangguan telepon dari teman-temannya.

Salsa sedang menscroll galeri dia berniat ingin memposting sebuah foto di media sosial tapi dia belum menemukan foto apa yang mau dia upload. Sampai akhirnya pilihannya jatuh ke salah satu foto yang berhasil menarik senyumnya.


Dia meng-upload foto yang sudah beberapa bulan ini mengendap di galeri ponselnya. Foto dia dengan bara sewaktu bara datang ke jakarta enam bulan yang lalu. Dia jadi semakin rindu dengan kekasihnya itu.

Setelah Bara pulang dari mendaki gunung Rinjani beberapa waktu yang lalu dia menjadi sangat manja dengan Salsa dia lebih intens menghubungi Salsa setelah itu bahkan dia bisa meneror Salsa dengan puluhan panggilan telepon jika Salsa lama membalas pesannya, lalu jika Salsa sudah membalas pesannya dia akan membalas dengan kalimat 'jangan tinggalin aku sa'. Aneh sekali Bara ini tidak biasanya dia seperti ini. Tetapi Salsa tidak mau terlalu ambil pusing selagi Bara masih terus menghubunginya dan mengabarinya juga menyayanginya Salsa rasa tidak perlu ada yang ditakutkan.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.37 malam Salsa mulai mengantuk akhirnya dia memilih untuk mengistirahatkan badannya.

Dilain tempat Lian sedang bersama dengan teman geng motornya. Fyi, Lian tergabung di geng motor yang dia ketahui dari salah satu temannya mereka yang tergabung di geng motor itu memiliki hobi yang sama yaitu sama-sama senang dengan motor custom ataupun japstyle.

Salah satu teman Lian yang memperhatikan gerak-gerik Lian dari tadi akhirnya memilih menghampiri.

"Woy kusut banget tuh muka gua liat-liat". Ucap teman Lian yang bernama zibran sambil menepuk pundak Lian.

Lian hanya menoleh sebentar lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Ga usah kusut gitulah, mending kita asik-asik aja malam ini"

"Ikut gua yok". Lian hanya menaikkan alisnya tanda bertanya.

"Ke tempat yang bisa ngilangin pusing". Jawab Zibran

Lian paham dan kemudian dia mengikuti temannya yang lain menuju ke salah satu club bergengsi di daerah Jakarta.

Begitu sampai Lian dan teman-temannya mengambil tempat duduk melingkar yang masih kosong

Lian hanya duduk diam dia membiarkan yang lain yang memesan begitu minumannya datang Lian langsung menuangkan ke gelasnya dan meminumnya hingga habis, baru dapat dua gelas Lian minum, pandangan matanya menangkap sosok yang familiar, dia bangkit dan menghampiri orang itu.

Ketika Lian berada tepat di belakang orang itu Lian segera mencekal lengannya dan membalikan badan si orang tersebut.

"Lian"

"Kenapa ga ngomong kalau mau kesini". Ucap Lian dengan nada datar dan tatapan tajamnya.

"Kenapa aku harus bilang"

"Al kalo ada yang macem-macem gimana?"

"Oh kamu masih peduli". Jawab Alessa dengan nada sinisnya.

"Kenapa ngomong gitu sih Al"

"Kamu kan lagi sibuk sama Salsa". Alessa menyindir Lian

"Kenapa jadi bawa-bawa Salsa"

"Lah emang bener kan, tadi siang aja berduaan sama Salsa sampai di bikin status segala lagi fotonya"

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang