bab 23

691 85 9
                                    

"LIAAANNNN".

"KAK LIAAANNN".

Teriak Aro dan Bila secara bersamaan karena terkejut menyaksikan hal yang terjadi di depannya.

Lian berlari kemudian menggapai benda tajam yang akan Alessa tancapkan ke punggung Salsa namun sayangnya pergerakan Alessa kalah cepat dengan Lian. Lian mencengkram kuat pisau itu tepat di bagian mata pisaunya, hal itu menyebabkan tangan Lian dilumuri dengan darah.

Namun rasa sakitnya tak dirasa perasaan marahnya terhadap Alessa lebih mendominasi. Mata Lian menatap tajam ke arah Alessa seolah ingin membunuhnya detik itu juga.

Salsa mematung di tempatnya. Kenapa Lian bisa ada disini?. Pikirnya.

Salsa belum menyadari apa yang terjadi sampai akhirnya dia berbalik dan melihat Lian menggenggam pisau begitu eratnya dengan lumuran darah yang terus mengalir dari tangannya.

Tubuh salsa terhuyung ke belakang, Alessa menariknya dan memiting lehernya dari belakang. Alessa menariknya paksa menuju pinggir area rooftop. Nafas Salsa memburu dia menepuk-nepuk lengan Alessa memintanya untuk berhenti dan melepaskannya.

Lian melempar pisau itu sembarangan.

"JANGAN MAJU!!!". Teriak Alessa ketika melihat Lian yang bergerak maju.

"Jangan ada yang mendekat atau gua lempar dia ke bawah". Ancam Alessa kepada semua yang ada disana. Bila panik bukan main melihat Salsa yang berada di posisi antara hidup dan mati tetapi dia tidak bisa melakukan apapun, salah mengambil langkah bisa-bisa nyawa Salsa yang menjadi bayarannya.

"Al tenang Al". Aro berusaha bernegosiasi dengan Alessa.

"Lu ga akan dapat apa-apa dengan ngelakuin ini". Aro sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya maju ke arah Salsa.

"KALAU GUA GA BISA SAMA LIAN ORANG LAINPUN GA BOLEH ADA YANG BISA!!". Alessa masih terus memiting leher Salsa bahkan pitingannya semakin menguat yang mengakibatkan Salsa menjadi susah bernafas.

Salsa memukul-mukul lengan Alessa dengan sisa tenaga yang dia punya, badannya mulai melemas.

Lian yang melihat kondisi Salsa yang susah bernafas perlahan kembali bergerak maju.

"Al lu ga boleh ngelakuin ini, jangan cuma perkara cinta lu yang ga berbalas lu jadi kriminal kaya gini".

"Lu mau ngebunuh orang? Lu ga mikirin nyokap lu? Gimana perasaan dia ketika tau anak perempuan satu-satunya ngelakuin hal bodoh kaya gini". Aro terus mengajak Alessa bicara berusaha untuk mengalihkan perhatian Alessa.

"Minimal lu pikirin nyokap lu Al, dia cuma punya lu di hidupnya".

BRAAKKKK

suara pintu rooftop terdengar di dorong dengan sangat keras terlihat Zibran disana dengan nafas tersenggalnya, dia berlari ingin menghampiri Alessa namun ditahan oleh Aro.

"Jangan gegabah". Bisik Aro

"Al jangan kaya gini Al". Lirih Zibran

"Ga ada gunanya lu kaya gini".

"Lu bilang mau mulai hidup baru bareng Tante Ina kan Al?".

"kasihani diri lu, pikirin juga nyokap lu, udah cukup Al berhenti".

"Kita sembuhin rasa sakit itu sama-sama, lu percaya sama gua kan Al?". Pandangan mata Alessa melunak pitingannya di leher Salsa pun melonggar.

"Percaya sama gua Al". Zibran meraih tangan Alessa yang masih berada di leher Salsa dengan pelan sekali. Lian tak menyia-nyiakan kesempatan itu dia menarik Salsa kemudian mendekapnya erat. Salsa memeluk Lian tak kalah erat tubuhnya bergetar hebat rasa takut menguasai dirinya.

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang