Hari ini tepat dua hari setelah Lian mendapatkan jahitan pada lukanya dan hari ini juga adalah jadwal Lian untuk kontrol kembali ke klinik.
Selama itu pula Lian memilih untuk tidak masuk kuliah karena selain tangan kanannya yang belum bisa digunakan seperti semula, dia juga sedikit malas.
Selama Lian di rumah, bundanya yang merawat dirinya. Lian merasa flashback ke era dimana keluarganya masih baik-baik saja, dimana di dalamnya hanya ada bahagia. Lian rindu itu saja.
Berbanding terbalik dengan bundanya yang begitu telaten merawat dirinya, ayahnya justru tak peduli sama sekali dengan keadaan Lian. Lian tak mau ambil pusing. Bahkan Lian seperti sudah tidak menganggap kehadiran ayahnya itu. Lian sebagai seorang anak laki-laki pertama berusaha untuk terus menguatkan bahunya agar terus bisa dijadikan tumpuan oleh bunda dan juga adik perempuannya.
Pada saat Lian pulang ke rumah dengan keadaan tangan yang diperban seperti itu tentunya hal itu memicu kekhawatiran dari bundanya.
Bundanya bertanya tentang apa yang terjadi sampai bisa seperti itu. Lian hanya menjawab kalau dia jatuh dan mengakibatkan telapak tangannya sobek dan perlu dijahit. Jawaban yang tentunya belum bisa menenangkan hati seorang ibu tetapi Lian terus meyakinkan bundanya bahwa dia baik-baik saja.
Lian saat ini tengah berbaring di ranjang empuknya, dia sedang berbalas pesan dengan Salsa karena Lian minta untuk ditemani kontrol ke klinik. Lian benar-benar memanfaatkan rasa bersalah Salsa dengan sangat baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Terlambat
FanfictionCinta datang terlambat atau perasaan yang tidak disadari? Tidak ada yang benar-benar terlambat selagi mau mencoba berhenti jadi pengecut and let's make a move