Karel menatap kosong ke depan, matanya melihat pada seorang guru lelaki muda yang sedang mengajar di depan kelas.
Guru itu memiliki wajah yang tampan dengan rahang tegas, rambut hitam yang tersisir rapi, dan juga sepasang kacamata yang membingkai semakin manambah pesonanya.
Dengan bahu lebar serta postur tubuh yang tegap membuatnya berfikir bahwa pria itu lebih cocok menjadi tentara dari pada guru.
Ada satu hal yang karel sembunykan dari semua orang, yaitu bahwa ia sebenarnya tak tertarik dengan wanita atau kata lainnya dia gay.
Namun, di kehidupan sebelumnya, ia hidup di lingkungan yang cenderung konservatif sehingga ia tidak bisa mendapat pacar dan alasan lainnya karena ia sibuk bekerja.
Saat ini, meskipun matanya melihat ke arah papan tulis, tapi pikirannya melayang ke mana-mana.
Sudut matanya melirik siswa di sebelahnya, seorang pria yang fokus mencatat dengan rajin, sangat kontras dengan siswa lainnya yang tampak malas, namun takut untuk tertidur di kelas karena guru didepan dikenal killer.
Daniel, pemeran utama dalam cerita ini, terlihat begitu sempurna dalam perannya kecuali fakta bahwa pemeran utama pria miskin. Namun, diakhir cerita nanti pemeran utama akan memiliki kekayaan yang sanggup membeli sebuah negara.
"Pemeran utama cerita memang beda"
Pemeran utama yang ditatap intens oleh Karel melirik sekilas dengan alis berkerut, lalu melanjutkan lagi pekerjaan mencatatnya.
Setelah mengamati pemeran utama, Karel mengalihkan perhatiannya ke bukunya yang kosong.
Karel menghela nafas kasar, meski dirinya sudah berusia dua puluhan tahun. Namun, kini ia kembali duduk di bangku sekolah dan harus berurusan dengan matematika lagi.
Ya, Karel sebenarnya adalah seorang pria dewasa berkepala dua yang karena kecelakaan mobil dan bukannya mati, ia malah terjebak memasuki buku novel yang ia baca ketika lelah bekerja.
Saat ini perannya di dalam buku adalah seorang penjahat berusia 18 tahun, untung saja ia memasuki karakter kaya, jadi ia sedikit tenang.
Setidaknya ia tidak perlu bekerja dan dapat bersenang sengan hahaha.
Guru itu, yang sedang menulis di papan tulis tanpa sadar melirik ke kursi belakang tempat Karel duduk, matanya sedikit menyipit ketika menatap Karel yang sedang tersenyum aneh.
Karel yang menyadari tatapan itu mengerutkan kening dan melirik balik dengan senyumannya.
Seperti tidak terjadi apa-apa, guru tersebut kembali menjelaskan materi dengan tenang.
Dengan malas, Karel mengangkat bahunya tidak peduli. Bibirnya tersenyum miring, mungkin guru itu takut menegurnya karena latar belakang keluarganya yang kaya.
Menjadi orang kaya memang menyenagkan.
Seusai kelas, ia kembali ke rumahnya yang sangat besar. Meski sudah seminggu tinggal di rumah ini, tapi ia masih saja belum dapat terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Villain
Fantasy|End| Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat yang ia perankan hidup dalam kemewahan, jadi ia tidak perlu bekerja keras seperti dikehidupan se...